
PENAJAM. Puluhan perajin gula merah kelapa di
wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara mengharapkan langkah cepat
pemerintah daerah untuk membantu mereka dalam bidang pemasaran. Selama
ini, penjualan produksi gula merah kelapa hasilnya tidak signifikan
karena selalu menjadi korban tengkulak yang seenaknya sendiri menetapkan
harga beli. Akibatnya, perajin gula bukan malah bertambah sejahtera,
namun sebaliknya, bangkrut.
Camat Waru, Penajam Paser Utara Ismail Subli, kemarin, mengatakan, di
daerahnya terdapat sejumlah sentra produksi gula merah kelapa
tradisional. Para perajin itu, kata Ismail Subli, sangat mengharapkan
peran pemerintah untuk turut memperkenalkan produk mereka ke pasaran,
sehingga diharapkan pangsa pasar menjadi semakin luas, dan tidak selalu
bertumpu pada tengkulak.
Ia mengatakan, sebelumnya pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan
swasta dari Kota Blitar, Jatim dalam bidang pemasaran gula merah kelapa.
Contoh-contoh gula merah kelapa juga sudah diberikan dan sudah dibawa
ke Blitar, namun hingga sekarang ini belum ada tanda-tanda kerjasama
tersebut berlanjut.
"Kami mengharapkan pemerintah secara intensif memberikan pembinaan,
termasuk membantu mendapatkan peluang pasar dengan harga bagus, sehingga
perajin gula merah kelapa terangkat kesejahteraannya," kata Ismail
Subli.
Camat mengatakan, untuk memperkenalkan produk seperti gula merah itu
perlu dibangun semacam Industri Kecil Menengah (IKM) Center di daerah
ini. Gedung itu nanti berisi seluruh produksi daerah, dan setiap yang
berminat bisa mengunjungi gedung tersebut.
"Saya lihat produksi lokal tidak hanya sebatas gula merah saja, tetapi
produksi kerajinan lain, seperti marmer, patung-patung, tenun, dan
kerajinan lainnya. Saya kira, pemerintah sudah saatnya membangun IKM
Center itu," ujarnya.
Perajin gula merah kelapa yang mengeluhkan permainan harga tengkulak
juga terjadi di wilayah Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara.
Sedikitnya 30 perajin gula merah kelapa di wilayah Kelurahan Tanjung
Tengah, sudah sejak tahun lalu mengalami kesulitan untuk memasarkan
produk mereka itu.
Muroji, salah satu perajin gula merah kelapa yang berlokasi tidak jauh
dari kawasan objek wisata pantai di daerah itu, mengatakan, pihaknya
tidak berdaya dan harus menjual produksinya ke tengkulak, meskipun
dengan harga sangat rendah. "Setelah dihitung-hitung, ongkos produksi
dengan harga jual, kami tetap merugi," tuturnya.
Kepala Dinas Usaha Kecil Menengah Perindustrian Perdagangan Koperasi
Penajam Paser Utara Suyanto, kemarin, mengatakan, pihaknya sudah membuat
program untuk pembangunan IKM Center. Program tersebut, lanjutnya,
sudah digagas oleh kepala dinas sebelumnya Arnold Wayong.
"Sudah ada beberapa tempat yang dipilih untuk lokasi IKM Center, dan
sekarang ini sudah memperjuangkan alokasi anggarannya. Saya sepakat
daerah ini perlu IKM Center sebagai tempat promosi produk atau kerajinan
daerah," kata Suyanto, menandaskan.(ari/lhl/k6)
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 13 MEI 2013