SAMARINDA. Pemprov Kaltim mendapat tawaran dari PT Sangatta Biofuel
membangun pembangkit listrik di daerah yang energinya dihasilkan melalui
energi terbarukan yang diharapkan mampu menjadi pendukung bagi
penyediaan listrik sendiri di daerah.
"Saya pikir ini merupakan gagasan baru dan tawaran yang bagus bagi
Pemprov Kaltim. Saya yakin, dengan energi terbarukan mampu mendukung
penyediaan listrik yang ada di daerah, sehingga kita tidak lagi
tergantung dengan listrik dari PLN," kata Gubernur Kaltim, Dr H Awang
Faroek Ishak saat menerima kunjungan PT Sangatta Biofuel yang dipimpin
Managing Director, Gerhard Rieder, di Kantor Gubernur Kaltim Samarinda,
Jumat (20/7).
Awang mengatakan, menyambut baik tawaran yang disampaikan manajemen PT
Sangatta Biofuel, karena energi terbarukan tidak bisa habis selamanya,
tapi jika energi dari tak terbarukan, tentu tidak bertahan lama dan akan
habis apabila selalu digunakan.
Karena itu, diharapkan seluruh Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Kaltim
dapat mendukung program pembangunan pembangkit listrik dari energi
terbarukan ini. Misalnya, Kepala Dinas Pertambangan bisa melakukan
pendekatan kepada perusahaan tambang dan PLN agar bisa bekerjasama untuk
mendukung pembangunan pembangkit listrik, sehingga Kaltim memiliki
penyediaan listrik sendiri di daerah.
"Selain Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Kaltim, seluruh Kepala Daerah
di Kabupaten dan Kota se-Kaltim diharapkan pula dapat mendukung program
pembangunan penyediaan listrik berbasis energi terbarukan ini. Ini tentu
akan kami evaluasi kembali bersama Kepala SKPD dan Kepala Daerah di
Kaltim, sehingga program ini sama-sama di dukung," katanya.
Sementara itu, Managing Director PT Sangatta Biofuel, Gerhard Rieder,
didampingi President Director, Syukri MNur mengatakan, kunjungan
manajemen Sangatta Biofuel ke Pemprov Kaltim untuk menawarkan kepada
Pemprov Kaltim agar bisa membangun penyediaan listrik berbasis energi
terbarukan.
Tawaran dilakukan, karena berdasar potensi Sumber Daya Alam (SDA) Kaltim
yang melimpah, sehingga patut memiliki penyediaan listrik sendiri di
daerah. Misal, dengan memanfaatkan sektor perkebunan dan limbah biomassa
dari perusahaan pangan.
"Kami berharap, tawaran ini bukan hanya untuk mendukung Kaltim memiliki
penyediaan listrik berbasis energi terbarukan, tapi juga mendukung
peluang bisnis di Kaltim. Artinya, dengan program ini akan membuka
kesempatan kerja bagi masyarakat di daerah," jelasnya.
Menurut dia, program ini juga sebagai pendukung visi Kaltim untuk
mewujudkan Kaltim sebagai pusat agroindustri dan energi terkemuka menuju
masyarakat adil dan sejahtera di Indonesia. Karena itu, PT Sangatta
Biofuel menawarkan pembangunan penyediaan listrik tersebut.
Selain itu, lanjut dia, mengenai bahan yang digunakan untuk mendukung
penyediaan listrik di daerah, yakni menggunakan limbah sawit, sabut
kelapa hingga tempurung kelapa, limbah kehutanan.
"Jika bahan ini diolah dan menjadi bahan untuk pembangkit listrik, tentu
dapat digunakan masyarakat di daerah. Bahkan, ini baru ada di Negara
Eropa. Jika Kaltim bersedia, Kaltim yang pertama kali memiliki
penyediaan pembangkit listrik yang berkesinambungan tersendiri di
daerah," jelasnya.
Sementara, mengenai daerah yang akan menjadi sasaran untuk pembangunan
penyediaan pembangkit listrik tersebut, yakni Paser, Nunukan dan Kutai
Timur. Karena, tiga daerah ini yang memiliki perkebunan sawit yang
besar.(jay/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM