Ekspor Sawit Ditolak AS, Pemerintah Siap Melawan
JAKARTA. Sejak 28 Januari 2012 lalu ekspor produk
kelapa sawit asal Indonesia ditolak masuk ke AS karena tudingan tidak
ramah lingkungan. Hal ini membuat pemerintah meradang.
Menko
Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan tidak ada dasar yang jelas pihak
AS melarang kelapa sawit Indonesia dan produk turunannya masuk AS.
"Saya
kira itu harus kita jelaskan harus dilawan dan harus diberikan
penjelasan dari mana dasarnya. Kalau biodiesel yang bersumber dari CPO
itu tidak ramah lingkungan. Dasarnya apa? Kan jelas-jelas seluruh
biodiesel itu tidak mengandung emisi karbon," kata Hatta di Istana
Negara, Jakarta, Selasa (31/1/2012).
"Tidak ramah lingkungan
di mananya? Nah inilah yang harus dijelaskan secara scientific secara
jelas biar diargumentasi kita itu kuat. Kita tidak boleh diam hal-hal
seperti itu. Karena ini membahayakan pasar kita. Itu tidak boleh,"
tegas Hatta.
Hatta mengatakan, tindakan AS ini sebagai suatu
aksi proteksionsme perdagangan yang tidak dibenarkan dalam WTO. Karena
itu pemerintah bakal mengajak pengusaha untuk melawan aksi AS tersebut.
"Apa
bedanya biodesel dan CPO dengan biodesel yang lain. Itu sama! Dia tidak
mengandung apa yang disebut emisi karbondioksida yang bersifat kimiawi,
itu tidak ada," ujar Hatta.
Dikatakan Hatta, sudah dua kali
kelapa sawit Indonesia dihadang di perdagangan internasional.
Sebelumnya, Eropa juga sempat menghadang masuknya kelapa sawit asal
Indonesia dengan alasan lingkungan.
"Kita sampaikan di WTO
dijelaskan, kemudian di AS dijelaskan. Kan kita punya gabungan
pengusaha kelapa sawit Indonesia dan macam-macam. Jadi jangan telat
harus cepat," tukas Hatta.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, RABU, 31 JANUARI 2012