JAKARTA. Setelah tiga tahun berjalan, pemerintah
menganggap Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas
Kakao) sukses dan tetap akan dilanjutkan di 2012.
"Memang
ada tudingan Gernas Kakao gagal bahkan sudah keluar dari tujuan
awalnya, namun dari datang yang kami himpun didaerah yang di tetepkan
Gernas, hasilnya memuaskan," kata Dirjen Perkebunan Gamal Nasir, pada
konferensi pencapaian Kinerja Tahunan 2011 dan Rencana Pembangunan
Perkebunan Tahun 2012 di Kantor Kementerian Pertanian, Senin (9/1/2012).
Ia
mencontohkan dari laporan Bupati Goa, hasil biji Kakao besar-besar dan
diterima petani. "Memang kami akui tidak semua bibit kakao yang
diberikan hasilnya tidak bagus, tapi persentasenya sangat kecil, ya
paling hanya 5% saja, tapi yang berhasil jumlahnya sangat banyak,"
ujarnya.
Gemal mengakui produksi kakao tidak naik signifikan
bahkan cenderung menurun, walaupun Gernas sudah berjalan sejak
2009-2011. "Gernas kakao kan ditujukan untuk memperbaiki pertanaman
kakao rakyat melalui intensifikasi, peremajaan dan rehabilitasi tanaman
serta meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola kebunnya, tapikan
perlu proses, kakao yang ditanam baru menghasilkan sekitar 4 tahun,
jadi kita tunggulan hasilnya 2-3 tahun lagi," katanya.
Bahkan
Gamal optimis, dengan diperpanjang program ini, target 2013-2014
produksi kakao Indonesia mampu mencapai 1 juta ton/tahun. "Kita
perpanjang program Gernas tersebut, di 2012 ini ada sekitar dana Rp 500
miliar, target kita 2-3 tahun lagi produksi kakao akan dapat mencapai 1
juta ton/tahun," ujarnya.
Sebelumnya Ketua Asosiasi Kakao
Indonesia (Askindo), Zulhefi Sikumbang, mengatakan program Gernas Kakao
yang selama 3 tahun ini gagal total.
"Gimana mau berhasil, awal
pembagian bibit SE tanpa dilakukan uji coba oleh pemerintah, langsung
dipakai dari bibit yang dikeluarkan Nestle dari Paris dan tidak ada
sosialisasi ke petani, jadi sejak awal sistemnya sudah salah, karena
orientasinya hanya kepada proyek, yakni petani suruh tanam dan
harapannya produksi melonjak," jelasnya.
Menurut Zulhefi,
menambahkan seharusnya pemerintah uji coba dahulu, jika berhasil,
sosialisasikan ke petani dan didampingi, baik cara menanam bibit ini,
mengolahnya dan sampai produksi.
"Itu yang bener, jangan
orientasinya pada proyek. Kalau kondisinya seperti sekarang ini, petani
yang rugi besar," tandas Zulhefi.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SENIN, 9 JANUARI 2011