Disbun Kaltim Apresiasi Program Pembangunan Perkebunan Rendah Emisi
SAMARINDA. Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) mengapresiasi perjalanan Program Pembangunan Perkebunan Rendah Emisi yang dijalankan sejak tahun 2015 hingga 2021, karena dari program ini telah meninggalkan dasar kuat untuk keberlanjutan pembangunan hijau.
"Selama program ini berjalan (2015-2021), telah tercapai sejumlah keluaran dari kolaborasi para pihak. Keluaran ini selaras dengan lima tujuan Program Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Rendah Emisi," ujar Kepala Disbun Kaltim Ujang Rachmad dalam rilis Yayasan Konservasi Alam Nusantara di Samarinda, Rabu.
Ia memaparkan, lima tujuan Program Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Rendah Emisi itu adalah pertama, penguatan tata kelola, tata guna lahan dan kapasitas pemerintah untuk melakukan pengawasan.
Kedua, penguatan kapasitas masyarakat dalam menata lahan dan mengelola konflik untuk memperoleh manfaat dari perkebunan sawit. Ketiga adalah analisis sosio-ekonomi dan lingkungan yang mendukung pembuatan kebijakan.
Keempat, penyediaan rekomendasi kebijakan dan insentif bagi pemerintah daerah dan sektor swasta, kelima adalah forum banyak pihak sebagai ruang dialog untuk memberikan rekomendasi penyelesaian isu-isu perkebunan kelapa sawit.
Program tersebut hasil kolaborasi dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammerbeit (GIZ), dan Climate Policy Initiative (CPI).
Tiga lembaga ini kemudian bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, dan sejumlah mitra kerja.
Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Perlindungan Konsumen, Keamanan Nuklir, serta Konservasi Alam dan Lingkungan Hidup Jerman (BMU-IKI).
Kini, lanjutnya, program tersebut telah berakhir. Dalam menentukan program sebelumnya, Disbun baik di tingkat provinsi maupun kabupaten terlibat aktif dari awal dalam merancang kebutuhan program, membuat skala prioritas, dan melaksanakannya di lapangan.
"Jadi, capaian yang sudah ada dan terlihat keberhasilannya selama ini, memang dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor perkebunan," kata Ujang.
Capaian yang mendukung perkebunan berkelanjutan di Kaltim antara lain instrumen mitigasi dan kompensasi untuk pihak swasta, instrumen dan aplikasi untuk mendukung sistem pengelolaan data dan informasi bagi pemerintah daerah.
Kemudian penguatan kapasitas masyarakat di tingkat kampong (desa) melalui pendekatan khusus di sektor perkebunan kelapa sawit, forum banyak pihak perkebunan berkelanjutan di tingkat Provinsi Kaltim dan Kabupaten Berau.
"Program ini memang sudah berakhir, namun apa yang sudah dikerjakan bersama pihak terkait merupakan modal penting untuk menyukseskan pencapaian pembangunan hijau di Kaltim," katanya.
SUMBER : SEKRETARIAT