(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Diperlukan 3.100 Tenaga Kerja

17 Juli 2008 Admin Website Artikel 8605
Terbukti, Juli ini, ada tiga perusahaan kelapa sawit memerlukan ribuan tenaga kerja (naker) yang akan ditempatkan di lokasi perkebunan sebagai karyawan bidang pemeliharaan kelapa sawit. Permohonan bantuan tenaga kerja dari tiga perusahaan kelapa sawit itu sudah disampaikan ke Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kutai Timur.

Menurut Kepala Disnakertrans Kutim Asrul Anwarsyah, pihaknya belum lama ini telah menerima laporan perusahaan kelapa sawit yang meminta tenaga kerja. PT Tapian Nadengan memerlukan 800 naker terdiri atas 400 pria dan 400 wanita. Para pekerja tersebut akan ditempatkan di wilayah Kecamatan Kongbeng. Berikut PT Kresna Duta Agroindo memerlukan 800 orang, masing-masing 400 naker pria dan 400 naker wanita. Kemudian PT Swakarsa Sinar Sentosa di Kecamatan Muara Wahau memerlukan 750 naker pria dan 750 naker wanita.

"Berarti, jumlah keseluruhan tenaga kerja yang diperlukan tiga perusahaan dimaksud, sebanyak 3.100 orang. Mereka akan dipekerjakan di Kecamatan Kongbeng dan Muara Wahau," kata Asrul.

Sebelumnya, Mei lalu, PT Swakarsa Sinar Sentosa telah menerima 400 naker akad yang dipekerjakan di perusahaan perkebunan kelapa sawit. Bahkan, sesuai laporan dari 38 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di wilayah Kutai Timur. Jumlah tenaga kerja yang diserap sektor perkebunan kelapa sawit tercatat 15.412 orang.

"Penyediaan tenaga kerja ini terlaksana berkat kerja sama Pemkab Kutim dengan berbagai pihak. Terutama dengan 8 kabupaten di Pulau Jawa, termasuk Daerah Istimewa Jogjakarta, Kulon Progo, Bantul, Wonogiri, Karang Anyar, Tumenggung, Gunung Kidul, dan Mojokerto. Tenaga kerja itu dipekerjakan di sektor perkebunan kelapa sawit di Kutim," lanjutnya.

Wakil Kepala Disnakertrans Winarso menyatakan, pentingnya Pemkab Kutim menjalin kerja sama pengadaan naker dengan daerah lain, bukan berarti warga Kutai Timur tidak akan mendapatkan kesempatan. Bagi mereka yang berminat, kesempatan itu tetap terbuka.

"Hanya saja, sebagian warga Kutai Timur usia produktif cenderung belum mau bekerja sebagai karyawan di perkebunan kelapa sawit. Mungkin mereka itu malas karena lokasinya jauh, tidak mau tinggal dekat hutan, atau tidak mau bekerja sebagai buruh. Tenaga kerja yang didatangkan dari luar Kutim, rata-rata bekerja sebagai petugas lapangan. Seperti melakukan panen buah sawit, penyiangan, pemupukan, atau bagian penanaman," ujar Winarso.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, RABU, 16 JULI 2008

Artikel Terkait