JAKARTA. Volume ekspor minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO)
diperkirakan bakal meleset dari target. Pasalnya, permintaan yang
menurun akibat kondisi makro ekonomi dunia yang belum stabil dan
lemahnya permintaan CPO dari China.
Demikian yang dikemukakan Ketua Bidang Pemasaran Gabungan
Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Susanto, Senin (13/8) malam, di
Jakarta.
"Perkiraan awal tahun, volume ekspor sepanjang 2012 akan
mencapai 18 juta ton. Tetapi karena adanya penurunan permintaan CPO
dunia terutama karena pengaruh krisis di Eropa dan juga China yang
mengurangi permintaan CPO-nya, perkiraan volume ekspor hanya mencapai
17,586 juta ton," ungkap Susanto.
Susanto menuturkan, pada semester I tahun 2012 ini, volume
ekspor CPO mencapai 7,913 juta ton. Adapun, total produksi CPO semester I
yakni sedikitnya 9,5 juta ton.
Meski demikian, jumlah volume ekspor CPO semester I 2012 tetap
mengalami kenaikan sekitar 7% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun estimasi semester II, lanjutnya, sekitar 9,673 juta ton.
Susanto juga mengungkapkan, beberapa pekan terakhir terjadi tren
penurunan harga CPO. Menurutnya, harga CPO di bulan Agustus ini hanya
US$920 per ton sementara harga bulan sebelumnya US$943 per ton.
"Harga saat ini sangat turun karena stok CPO di Malaysia saat
ini tinggi yaitu 2 juta ton. Ini stok tertinggi sejak 2010," ujar
Susanto.
Dengan keadaan Malaysia yang tidak bisa mengekspor per 31 Juli,
sambungnya, stok di Malaysia meningkat dan itu menyebabkan harga CPO
turun.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, SELASA, 14 AGUSTUS 2012