(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Camat Janjikan Bonus Bagi Petani

06 Juli 2009 Admin Website Artikel 2330
#img1# Guna memotivasi masyarakat supaya dapat mengembangkan kakao secara maksimal, Marson menjanjikan bonus terhadap petani yang merawat dan membudidayakan kebun kakao secara baik. Namun detail bonus tersebut, Marson belum mau menyebutkan. Adapun dasar penilaian luas areal tanam kakao petani khususnya dari program Gerbang Dema Kecamatan, kebun dalam kondisi terawat sehingga tumbuh dengan baik serta bisa menghasilkan komoditas unggulan Mentarang tersebut.

"Saya akan puas bila tahun 2011 nanti, melihat di halaman rumah tiap petani penuh kakao yang dijemur," jelas Marson.

Dari program Gerbang Dema Jilid II Kecamatan di Mentarang, sejak 2006 telah dikembangkan kakao seluas seperempat hektare (ha) per Kepala Keluarga (KK), ditambah bantuan 170 pokok bibit kakao, biaya membukaan lahan, penanaman serta pemeliharaan. Dengan begitu, 2009 tahun ini tiap KK mempunyai lahan perkebunan kakao seluas 1 ha.

"Itu baru dari dana Gerbang Dema Kecamatan, ditambah Gerbang Dema desa akan menjadi 2 hektare karena desa juga mempunyai program yang sama," jelasnya.

Perkebunan kakao ini, lanjut Marson, dikembangkan pada 10 desa di Mentarang yang dinilai kondisi lahannya cocok. Sementara bibitnya dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan diambil dari Jember, Jatim. Satu tahun, kebun kakao yang dikembangkan dari Gerbang Dema Kecamatan mencapai 105 hektare, bila ditambah Gerbang Dema Desa, kebun kakao yang dikembangkan sendiri oleh masyarakat serta program Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dari Dinas Perkebunan.

Seperti program padi adan (beras organik yang tumbuh di daratan tingggi), penyaluran bantuan dan mekanisme kerja program pengembangan kakao juga dilakukan lewat kelompok tani Gerbang Dema yang telah terbentuk. Tiap kelompoknya beranggotakan 10 hingga 15 petani kakao. Melalui kelompok tani tersebut bantuan diberikan lalu didistribusikan pada anggotanya, mereka juga yang menyiapkan lahan, menanam, dan merawat dilaksanakan secara gotong royong dan bergiliran.

Setelah 4 tahun dikembangkan perkebunan kakao, tinggal dilanjutkan dengan program pengadaan bantuan alat memanen kakao dan saprodi. Sebab tanaman kakao tahun pertama sudah mulai panen. Melalui program ini, bila berhasil dan berjalan dengan baik, 2010 Mentarang bakal menjadi daerah penghasil kakao di Malinau yang tentu berdampak positif terhadap peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

"Dari Pemkab melalui Gerbang Dema Kecamatan sudah memberikan bantuan cukup besar, yaitu bibit, terus biaya penanaman hingga perawatan kepada masyarakat. Untuk itu, bila masih tidak berhasil, sangat keterlaluan," kata Marson.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 6 JULI 2009

Artikel Terkait