SANGATTA - Penggunaan minyak dari biji jarak sebagai
pengganti bahan bakar minyak (BBM) harus digalakkan. Paling tidak, hal
itu bisa mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap BBM yang kian
hari kian langka. Phanya saja, hingga sekarang penggunaan minyak jarak
belum disukai karena masyarakat masih terbiasa dengan minyak tanah,
solar atau premium.
“Kalau terus menerus tergantung dengan
minyak tanah, bensin atau solar lambat laun persediaan BBM dunia akan
habis, kalau sudah begini alternative lain yakni penggunaan minyak
jarak harus dilakukan karena biji jarak dapat diperoleh setiap saat,”
terang Sri Rahayu, PPL Dinas Perkebunan di hadapan kaum wanita di Desa
Kabo Jaya Dewa Swarga Bara, belum lama ini.
Pengenalan minyak jarak yang dioleh dari biji jarak itu, dilakukan
Sri untuk memberikan pemahaman masyarakat akan manfaat jarak. “Demo
pengolahan biji jarak menjadi minyak untuk menerapkan teknologi serapan
sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah yang telah semakin langka.,”
terangnya.
Lebih lanjut Sri Rahayu menjelaskan, peralihan bahan bakar minyak tanah
ke minyak jarak sangat dimungkinkan untuk di Sangatta. “Jarak merupakan
salah satu program pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat,
terutama dalam mencari atau penggunaan bahan baker alternative yang
kian langka,” terangnya.
Memanfaatkan tanaman jarak sebagai sumber energi akan mengurangi
kebutuhan minyak tanah yang mendapatkannya sudah semakin susah. Kepada
kaum hawa di Kabo Jaya, Sri mengungkapkan jarak selain dapat digunakan
untuk bahan bakar pengganti minyak tanah, bagian daun dan batangnya
bermanfaat untuk sariawan serta luka.
Hasil demo yang berlangsung santai, untuk memasak 2 liter air dengan
minyak jarak waktu yang dibutuhkan hanya 8 menit, sedangkan biji jarak
yang digunakan sebanyak 2 ons. “Proses pembuatannya sangat mudah hanya
diulek saja air minyaknya dimasukan ke kapas, sudah jadi minyak jarak,”
ungkap Sri seraya memperlihatkan minyak jarak olahannya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 3 MARET 2011