Banjir Thailand Berpotensi Dongkrak Harga Karet
15 Oktober 2011
Admin Website
Artikel
4332
MEDAN--MICOM: Harga ekspor karet diduga akan naik lagi menyusul bencana banjir di Thailand yang merupakan produsen utama komoditas itu.
"Kenaikan harga sudah terlihat pada posisi 14 Oktober, ketika harga karet alam untuk pengapalan November di Bursa Singapura ditutup US$4,257 per kg atau naik dari harga 13 Oktober yang US$4,255 per kg," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, di Medan, Jumat (14/10).
Meski sudah naik, tetapi harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan Sumut belum berubah dari harga Kamis atau Rp32.700- Rp34.700 per kg. "Harga memang terus berfluktuasi tetapi ada kemungkinan trennya menguat karena bencana alam di Thailand bisa menyebabkan suplai karet terganggu dari negara itu," katanya.
Thailand tercatat sebagai negara produsen terbesar dengan perkiraan produksi karetnya pada tahun ini sebanyak 10,3 juta ton atau naik dari 9,6 juta ton tahun lalu. Sedangkan produksi karet Indonesia tahun ini 2,9 juta ton dari 2,7 juta ton tahun lalu.
"Meski banyak faktor yang bisa menyebabkan gejolak harga ekspor, tetapi bencana alam di Thailand yang bisa mengakibatkan gangguan pasokan bisa memengaruhi harga," katanya.
Apalagi, dewasa ini pasokan dari Thailand, Indonesia dan Malaysia yang merupakan produsen terbesar dunia masih tetap ketat karena produksi yang sedikit akibat faktor cuaca.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, JUMAT, 14 OKTOBER 2011
"Kenaikan harga sudah terlihat pada posisi 14 Oktober, ketika harga karet alam untuk pengapalan November di Bursa Singapura ditutup US$4,257 per kg atau naik dari harga 13 Oktober yang US$4,255 per kg," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, di Medan, Jumat (14/10).
Meski sudah naik, tetapi harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan Sumut belum berubah dari harga Kamis atau Rp32.700- Rp34.700 per kg. "Harga memang terus berfluktuasi tetapi ada kemungkinan trennya menguat karena bencana alam di Thailand bisa menyebabkan suplai karet terganggu dari negara itu," katanya.
Thailand tercatat sebagai negara produsen terbesar dengan perkiraan produksi karetnya pada tahun ini sebanyak 10,3 juta ton atau naik dari 9,6 juta ton tahun lalu. Sedangkan produksi karet Indonesia tahun ini 2,9 juta ton dari 2,7 juta ton tahun lalu.
"Meski banyak faktor yang bisa menyebabkan gejolak harga ekspor, tetapi bencana alam di Thailand yang bisa mengakibatkan gangguan pasokan bisa memengaruhi harga," katanya.
Apalagi, dewasa ini pasokan dari Thailand, Indonesia dan Malaysia yang merupakan produsen terbesar dunia masih tetap ketat karena produksi yang sedikit akibat faktor cuaca.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, JUMAT, 14 OKTOBER 2011