 (FILEminimizer).JPG)
SAMARINDA. Program pembangunan pertanian dalam arti luas Kaltim
khususnya pada subsektor perkebunan untuk kegiatan Sejuta Hektare Sawit
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim telah
terwujud.
Pada 2012, luas areal kelapa sawit mencapai 961.802 hektare terdiri
226.765 hektare tanaman plasma (rakyat) dan kebun inti 725.062 hektare.
Memasuki 2013 luas areal kian meningkat mencapai 1.002.284 hektare,
terdiri dari kebun inti 775.574 hektare dan plasma 226.710 hektare.
"Pertanian dalam arti luas menjadi lokomotif ekonomi baru berbasis
sumber daya terbarukan. Kami sangat yakin, program perkebunan Sejuta
Hektare Sawit akan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat," ujar Gubernur Awang Faroek Ishak dalam setiap kesempatan.
Saat ini Pemprov Kaltim fokus pada kegiatan pengentasan kemiskinan
sekaligus pengurangan angka pengangguran melalui pembukaan lapangan
kerja serta tersedianya kesempatan berusaha bagi masyarakat.
Subsektor perkebunan dengan berbagai pengembangan komoditi tanaman
perkebunan baik kelapa sawit, lada, kakao serta karet dan kelapa dalam
sangat potensial untuk dikembangkan di Kaltim, yang memang memiliki
keunggulan secara kewilayahan.
Dari pelaksanaan program Sejuta Hektare Sawit yang telah dicapai,
setidaknya telah terbuka peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat
Kaltim hingga memberikan multiplier effect yang sangat signifikan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jika dalam satu kawasan seluas 10 hektare kebun sawit mampu menampung
tenaga kerja minimal lima orang maka kesempatan kerja yang terbuka dari
program Sejuta Hektare Sawit mencapai 500.000 tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja tersebut belum termasuk tenaga untuk pabrik
pengolahan sawit dan tenaga pasca panen. Selain itu, terbuka kesempatan
kerja bagi tenaga kerja transportasi yang bertugas mengangkut hasil
perkebunan sawit.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit baik yang dilakukan perusahaan
perkebunan negara maupun swasta (inti) selalu melibatkan tenaga kerja
yang banyak. Terlebih kegiatan dengan pola perkebunan rakyat atau
plasma.
Kebutuhan tenaga kerja perkebunan sudah dimulai sejak awal pembukaan
lahan hingga tanaman menghasilkan atau berproduksi. Tenaga kerja yang
diperlukan akan terus bertambah seiring peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman.
Demikian halnya dengan pembangunan komoditi perkebunan lainnya baik
karet maupun lada yang saat ini terus dilakukan masyarakat dan
perkembangannya telah dipacu pemerintah dengan dukungan teknologi
tanaman perkebunan.
Pemprov telah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan perkebunan
terutama dukungan permodalan melalui lembaga keuangan daerah yakni Bank
Pembangunan daerah (BPD) Kaltim dengan program Kredit Sawit Sejahtera.
"Khusus untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kegiatan pertanian
dalam arti luas di Kaltim maka BPD Kaltim selaku lembaga perbankan
milik daerah telah menyiapkan dana kredit untuk modal usaha Rp1,7
triliun," ungkap Awang Faroek.
Sejuta Hektare Sawit yang telah dicapai sesuai program RJPMD Kaltim
tahun 2009-2013 merupakan tahap awal dan dilanjutkan dengan Sejuta
Hektare Sawit tahap kedua untuk program RJPMD 2014-2018.
Diperkirakan pembangunan di subsektor perkebunan kelapa sawit untuk
tahap kedua ini akan terbuka kesempatan kerja dan peluang usaha serta
mampu menyerap ratusan ribu tenaga kerja perkebunan.
Efek ganda lainnya yang dapat diperoleh dan dinikmati masyarakat dari
kegiatan perkebunan sawit yakni limbah atau sisa pengolahan CPO (crude
plam oil/minyak mentah sawit) dijadikan pupuk organik dan pakan ternak
serta sumber energi alternatif.
"Kita siapkan sumber-sumber ekonomi terbarukan (renewable resources)
sebagai antisipasi terhadap berkurang bahkan habisnya masa kejayaan
sumber daya alam tidak terbarukan (unrenewable resources). Subsektor
perkebunan salah satu pilar masa depan ekonomi Kaltim dan masyarakat
dapat melakukannya sekaligus menikmatinya," harap Awang Faroek.
Tidak hanya Sawit, Kaltim juga tyerus mendorong pengembangan budidaya
perkebunan lain yang juga memiliki prospek baik di daerah ini, sejumlah
komoditas tersebut, yakni tanaman karet yang sudah mencapai 91.254
hektare
Dari total tanaman tersebut, terdiri atas perkebunan rakyat 84.192
hektare, perkebunan besar negara 709 hektare dan perkebunan besar swasta
6.295 hektare dengan produksi mencapai 74.648 ton lumb serta mampu
menyerap tenaga kerja mencapai 18.651 orang.
Produk karet dipasarkan ke Banjarmasin untuk kebutuhan pabrik Crumb
Rubber. Pusat pertanaman karet terbesar berada di Kabupaten Kutai Barat
(Kecamatan Melak dan Barong Tongkok) yang dikembangkan petani pekebun
melalui proyek TCSSP bantuan dari Bank Pembangunan Asia (Asian
Development Bank/ADB).
Selain itu areal penanaman karet yang juga cukup luas berada di
Kecamatan Palaran dan Samarinda Ilir (Kota Samarinda), Kecamatan
Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara (Kota Balikpapan), Kecamatan Segah
dan Talisayan (Kabupaten Berau), Kecamatan Tanjung Selor (Kabupaten
Bulungan), Kecamatan Kota Bangun, Marang Kayu, Samboja dan Muara Badak
(Kecamatan Kutai Kartanegara).
Selain itu, terdapat kebun plasma di Kecamatan Long Kali (Kabupaten
Paser) dan Kecamatan Marang Kayu (Kabupaten Kutai Kartanegara) yang
merupakan binaan dari PTPN XIII.
Perkebunan Karet milik perkebunan besar swasta terletak di Kabupaten
Penajam Paser Utara milik PT. Majapahit Agroindustri Corp Ltd dan di
Kabupaten Kutai Kartanegara milik PT. Hasfarm Product.
Sedangkan tanaman Kakao di Kaltim seluas 30.712 hektare dengan produksi
biji kakao kering 23.562 ton. Terdapat di Kabupaten Nunukan (Kecamatan
Lumbis dan Pulau Sebatik), Kabupaten Malinau (Kecamatan Malinau),
Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan), Kota Samarinda (Sempaja dan
Berambai) dan Kabupaten Kutai Timur (Teluk Pandan).
Luas areal tanaman Lada rakyat di Kaltim mencapai 386 hektare dengan
jumlah produksi 9.085 ton lada kering menyerap tenaga kerja sebanyak
8.993 orang. Produksi seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi dalam negeri dan ekspor.
Selain itu, areal kelapa dalam milik rakyat di Kaltim seluas 30.712
hektare dengan produksi 23.562 ton serta mampu menyerap tenaga kerja
perkebunan 26.331 orang. Produksi dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi kelapa segar masyarakat di dalam daerah.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM