Perkebunan Serap Ratusan Ribu Tenaga Kerja
07 Januari 2014
Admin Website
Berita Kedinasan
6151
SAMARINDA. Program pembangunan pertanian dalam arti luas Kaltim
khususnya pada subsektor perkebunan untuk kegiatan Sejuta Hektare Sawit
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim telah
terwujud.
Pada 2012, luas areal kelapa sawit mencapai 961.802 hektare terdiri 226.765 hektare tanaman plasma (rakyat) dan kebun inti 725.062 hektare. Memasuki 2013 luas areal kian meningkat mencapai 1.002.284 hektare, terdiri dari kebun inti 775.574 hektare dan plasma 226.710 hektare.
"Pertanian dalam arti luas menjadi lokomotif ekonomi baru berbasis sumber daya terbarukan. Kami sangat yakin, program perkebunan Sejuta Hektare Sawit akan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat," ujar Gubernur Awang Faroek Ishak dalam setiap kesempatan.
Saat ini Pemprov Kaltim fokus pada kegiatan pengentasan kemiskinan sekaligus pengurangan angka pengangguran melalui pembukaan lapangan kerja serta tersedianya kesempatan berusaha bagi masyarakat.
Subsektor perkebunan dengan berbagai pengembangan komoditi tanaman perkebunan baik kelapa sawit, lada, kakao serta karet dan kelapa dalam sangat potensial untuk dikembangkan di Kaltim, yang memang memiliki keunggulan secara kewilayahan.
Dari pelaksanaan program Sejuta Hektare Sawit yang telah dicapai, setidaknya telah terbuka peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat Kaltim hingga memberikan multiplier effect yang sangat signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jika dalam satu kawasan seluas 10 hektare kebun sawit mampu menampung tenaga kerja minimal lima orang maka kesempatan kerja yang terbuka dari program Sejuta Hektare Sawit mencapai 500.000 tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja tersebut belum termasuk tenaga untuk pabrik pengolahan sawit dan tenaga pasca panen. Selain itu, terbuka kesempatan kerja bagi tenaga kerja transportasi yang bertugas mengangkut hasil perkebunan sawit.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit baik yang dilakukan perusahaan perkebunan negara maupun swasta (inti) selalu melibatkan tenaga kerja yang banyak. Terlebih kegiatan dengan pola perkebunan rakyat atau plasma.
Kebutuhan tenaga kerja perkebunan sudah dimulai sejak awal pembukaan lahan hingga tanaman menghasilkan atau berproduksi. Tenaga kerja yang diperlukan akan terus bertambah seiring peningkatan produksi dan produktivitas tanaman.
Demikian halnya dengan pembangunan komoditi perkebunan lainnya baik karet maupun lada yang saat ini terus dilakukan masyarakat dan perkembangannya telah dipacu pemerintah dengan dukungan teknologi tanaman perkebunan.
Pemprov telah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan perkebunan terutama dukungan permodalan melalui lembaga keuangan daerah yakni Bank Pembangunan daerah (BPD) Kaltim dengan program Kredit Sawit Sejahtera.
"Khusus untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kegiatan pertanian dalam arti luas di Kaltim maka BPD Kaltim selaku lembaga perbankan milik daerah telah menyiapkan dana kredit untuk modal usaha Rp1,7 triliun," ungkap Awang Faroek.
Sejuta Hektare Sawit yang telah dicapai sesuai program RJPMD Kaltim tahun 2009-2013 merupakan tahap awal dan dilanjutkan dengan Sejuta Hektare Sawit tahap kedua untuk program RJPMD 2014-2018.
Diperkirakan pembangunan di subsektor perkebunan kelapa sawit untuk tahap kedua ini akan terbuka kesempatan kerja dan peluang usaha serta mampu menyerap ratusan ribu tenaga kerja perkebunan.
Efek ganda lainnya yang dapat diperoleh dan dinikmati masyarakat dari kegiatan perkebunan sawit yakni limbah atau sisa pengolahan CPO (crude plam oil/minyak mentah sawit) dijadikan pupuk organik dan pakan ternak serta sumber energi alternatif.
"Kita siapkan sumber-sumber ekonomi terbarukan (renewable resources) sebagai antisipasi terhadap berkurang bahkan habisnya masa kejayaan sumber daya alam tidak terbarukan (unrenewable resources). Subsektor perkebunan salah satu pilar masa depan ekonomi Kaltim dan masyarakat dapat melakukannya sekaligus menikmatinya," harap Awang Faroek.
Tidak hanya Sawit, Kaltim juga tyerus mendorong pengembangan budidaya perkebunan lain yang juga memiliki prospek baik di daerah ini, sejumlah komoditas tersebut, yakni tanaman karet yang sudah mencapai 91.254 hektare
Dari total tanaman tersebut, terdiri atas perkebunan rakyat 84.192 hektare, perkebunan besar negara 709 hektare dan perkebunan besar swasta 6.295 hektare dengan produksi mencapai 74.648 ton lumb serta mampu menyerap tenaga kerja mencapai 18.651 orang.
Produk karet dipasarkan ke Banjarmasin untuk kebutuhan pabrik Crumb Rubber. Pusat pertanaman karet terbesar berada di Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Melak dan Barong Tongkok) yang dikembangkan petani pekebun melalui proyek TCSSP bantuan dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB).
Selain itu areal penanaman karet yang juga cukup luas berada di Kecamatan Palaran dan Samarinda Ilir (Kota Samarinda), Kecamatan Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara (Kota Balikpapan), Kecamatan Segah dan Talisayan (Kabupaten Berau), Kecamatan Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan), Kecamatan Kota Bangun, Marang Kayu, Samboja dan Muara Badak (Kecamatan Kutai Kartanegara).
Selain itu, terdapat kebun plasma di Kecamatan Long Kali (Kabupaten Paser) dan Kecamatan Marang Kayu (Kabupaten Kutai Kartanegara) yang merupakan binaan dari PTPN XIII.
Perkebunan Karet milik perkebunan besar swasta terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara milik PT. Majapahit Agroindustri Corp Ltd dan di Kabupaten Kutai Kartanegara milik PT. Hasfarm Product.
Sedangkan tanaman Kakao di Kaltim seluas 30.712 hektare dengan produksi biji kakao kering 23.562 ton. Terdapat di Kabupaten Nunukan (Kecamatan Lumbis dan Pulau Sebatik), Kabupaten Malinau (Kecamatan Malinau), Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan), Kota Samarinda (Sempaja dan Berambai) dan Kabupaten Kutai Timur (Teluk Pandan).
Luas areal tanaman Lada rakyat di Kaltim mencapai 386 hektare dengan jumlah produksi 9.085 ton lada kering menyerap tenaga kerja sebanyak 8.993 orang. Produksi seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor.
Selain itu, areal kelapa dalam milik rakyat di Kaltim seluas 30.712 hektare dengan produksi 23.562 ton serta mampu menyerap tenaga kerja perkebunan 26.331 orang. Produksi dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kelapa segar masyarakat di dalam daerah.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
Pada 2012, luas areal kelapa sawit mencapai 961.802 hektare terdiri 226.765 hektare tanaman plasma (rakyat) dan kebun inti 725.062 hektare. Memasuki 2013 luas areal kian meningkat mencapai 1.002.284 hektare, terdiri dari kebun inti 775.574 hektare dan plasma 226.710 hektare.
"Pertanian dalam arti luas menjadi lokomotif ekonomi baru berbasis sumber daya terbarukan. Kami sangat yakin, program perkebunan Sejuta Hektare Sawit akan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat," ujar Gubernur Awang Faroek Ishak dalam setiap kesempatan.
Saat ini Pemprov Kaltim fokus pada kegiatan pengentasan kemiskinan sekaligus pengurangan angka pengangguran melalui pembukaan lapangan kerja serta tersedianya kesempatan berusaha bagi masyarakat.
Subsektor perkebunan dengan berbagai pengembangan komoditi tanaman perkebunan baik kelapa sawit, lada, kakao serta karet dan kelapa dalam sangat potensial untuk dikembangkan di Kaltim, yang memang memiliki keunggulan secara kewilayahan.
Dari pelaksanaan program Sejuta Hektare Sawit yang telah dicapai, setidaknya telah terbuka peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat Kaltim hingga memberikan multiplier effect yang sangat signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jika dalam satu kawasan seluas 10 hektare kebun sawit mampu menampung tenaga kerja minimal lima orang maka kesempatan kerja yang terbuka dari program Sejuta Hektare Sawit mencapai 500.000 tenaga kerja.
Jumlah tenaga kerja tersebut belum termasuk tenaga untuk pabrik pengolahan sawit dan tenaga pasca panen. Selain itu, terbuka kesempatan kerja bagi tenaga kerja transportasi yang bertugas mengangkut hasil perkebunan sawit.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit baik yang dilakukan perusahaan perkebunan negara maupun swasta (inti) selalu melibatkan tenaga kerja yang banyak. Terlebih kegiatan dengan pola perkebunan rakyat atau plasma.
Kebutuhan tenaga kerja perkebunan sudah dimulai sejak awal pembukaan lahan hingga tanaman menghasilkan atau berproduksi. Tenaga kerja yang diperlukan akan terus bertambah seiring peningkatan produksi dan produktivitas tanaman.
Demikian halnya dengan pembangunan komoditi perkebunan lainnya baik karet maupun lada yang saat ini terus dilakukan masyarakat dan perkembangannya telah dipacu pemerintah dengan dukungan teknologi tanaman perkebunan.
Pemprov telah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan perkebunan terutama dukungan permodalan melalui lembaga keuangan daerah yakni Bank Pembangunan daerah (BPD) Kaltim dengan program Kredit Sawit Sejahtera.
"Khusus untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kegiatan pertanian dalam arti luas di Kaltim maka BPD Kaltim selaku lembaga perbankan milik daerah telah menyiapkan dana kredit untuk modal usaha Rp1,7 triliun," ungkap Awang Faroek.
Sejuta Hektare Sawit yang telah dicapai sesuai program RJPMD Kaltim tahun 2009-2013 merupakan tahap awal dan dilanjutkan dengan Sejuta Hektare Sawit tahap kedua untuk program RJPMD 2014-2018.
Diperkirakan pembangunan di subsektor perkebunan kelapa sawit untuk tahap kedua ini akan terbuka kesempatan kerja dan peluang usaha serta mampu menyerap ratusan ribu tenaga kerja perkebunan.
Efek ganda lainnya yang dapat diperoleh dan dinikmati masyarakat dari kegiatan perkebunan sawit yakni limbah atau sisa pengolahan CPO (crude plam oil/minyak mentah sawit) dijadikan pupuk organik dan pakan ternak serta sumber energi alternatif.
"Kita siapkan sumber-sumber ekonomi terbarukan (renewable resources) sebagai antisipasi terhadap berkurang bahkan habisnya masa kejayaan sumber daya alam tidak terbarukan (unrenewable resources). Subsektor perkebunan salah satu pilar masa depan ekonomi Kaltim dan masyarakat dapat melakukannya sekaligus menikmatinya," harap Awang Faroek.
Tidak hanya Sawit, Kaltim juga tyerus mendorong pengembangan budidaya perkebunan lain yang juga memiliki prospek baik di daerah ini, sejumlah komoditas tersebut, yakni tanaman karet yang sudah mencapai 91.254 hektare
Dari total tanaman tersebut, terdiri atas perkebunan rakyat 84.192 hektare, perkebunan besar negara 709 hektare dan perkebunan besar swasta 6.295 hektare dengan produksi mencapai 74.648 ton lumb serta mampu menyerap tenaga kerja mencapai 18.651 orang.
Produk karet dipasarkan ke Banjarmasin untuk kebutuhan pabrik Crumb Rubber. Pusat pertanaman karet terbesar berada di Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Melak dan Barong Tongkok) yang dikembangkan petani pekebun melalui proyek TCSSP bantuan dari Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB).
Selain itu areal penanaman karet yang juga cukup luas berada di Kecamatan Palaran dan Samarinda Ilir (Kota Samarinda), Kecamatan Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara (Kota Balikpapan), Kecamatan Segah dan Talisayan (Kabupaten Berau), Kecamatan Tanjung Selor (Kabupaten Bulungan), Kecamatan Kota Bangun, Marang Kayu, Samboja dan Muara Badak (Kecamatan Kutai Kartanegara).
Selain itu, terdapat kebun plasma di Kecamatan Long Kali (Kabupaten Paser) dan Kecamatan Marang Kayu (Kabupaten Kutai Kartanegara) yang merupakan binaan dari PTPN XIII.
Perkebunan Karet milik perkebunan besar swasta terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara milik PT. Majapahit Agroindustri Corp Ltd dan di Kabupaten Kutai Kartanegara milik PT. Hasfarm Product.
Sedangkan tanaman Kakao di Kaltim seluas 30.712 hektare dengan produksi biji kakao kering 23.562 ton. Terdapat di Kabupaten Nunukan (Kecamatan Lumbis dan Pulau Sebatik), Kabupaten Malinau (Kecamatan Malinau), Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan), Kota Samarinda (Sempaja dan Berambai) dan Kabupaten Kutai Timur (Teluk Pandan).
Luas areal tanaman Lada rakyat di Kaltim mencapai 386 hektare dengan jumlah produksi 9.085 ton lada kering menyerap tenaga kerja sebanyak 8.993 orang. Produksi seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor.
Selain itu, areal kelapa dalam milik rakyat di Kaltim seluas 30.712 hektare dengan produksi 23.562 ton serta mampu menyerap tenaga kerja perkebunan 26.331 orang. Produksi dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kelapa segar masyarakat di dalam daerah.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM