Bagikan Gratis 220.000 Bibit Karet
15 Juli 2011
Admin Website
Artikel
3737
SENDAWAR. Kepedulian terhadap pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya menjadi urusan pemerintah semata, namun juga menjadi tanggung jawab semua pihak. Termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Masyarakat Sejahtera (Matra) Kubar yang memberikan bibit karet secara gratis sebanyak 220.000 bibit kepada masyarakat Kampung Matalibaq, Kecamatan Long Hubung, beberapa waktu lalu.
Ketua LSM Matra Dominikus Bayau, Selasa (12/7) mengatakan, salah satu program LSM yang dipimpinnya adalah penanaman karet super jenis diambil daerah Penajam. “Yang sudah di tanam oleh masyarakat Matalibaq ada 70.000 pohon karet super pada lahan seluas 115 hektare, sejak April 2011,†ujarnya.
Lanjutnya, awal bulan ini pihaknya kembali menggelontorkan bibit sebanyak 150.000 pohon karet. Diakuinya, pada tahap awal baru kampung Matalibaq yang diberi bibit karet gratis, sebab luas wilayah kampung tersebut berpotensi untuk ditanam karet. Namun kampung-kampung lain juga akan mendapat bibit karet tersebut.
Dijelaskan, alasan dipilihnya jenis karet super yaitu memiliki kelebihan dibanding jenis karet yang sudah ada. Yaitu waktu panen tidak terbatas oleh waktu, serta kualitas dan kuantitas hasil panen lebih baik. Selain itu karet ini relatif baunya tidak menyengat seperti karet umumnya.
Ia menjelaskan, lahan yang digunakan menanam bibit karet merupakan bekas perladangan masyarakat yang lokasinya berpisah-pisah, sehingga tidak menggunakan lahan baru.
Dominikus menambahkan, selain memberi bibit karet, LSM Matra juga akan memberi pendampingan kepada warga yang menanam karet mulai dari penanaman, perawatan, hingga pasca panen.
Langkah tersebut kata dia, merupakan salah satu upaya Matra membantu program pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan dan menata pondasi ekonomi masyarakat. “Ini sesuai dengan visi dan misi LSM Matra yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat lokal melalui program Usaha Kecil dan Menengah dan corporate social responsibility (CSR), atau tanggung jawab sosil perusahaan,†terangnya.
Kepala Kampung Matalibaq Isodorus Huvang Paran juga mendukung program yang dilakukan LSM tersebut. “Di kampung ini program karet tidak asing lagi dan sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Bahkan beberapa warga yang memiliki kebun karet dari bibit karet alam pun sudah panen. Sekarang warga semakin tertarik menanam karet karena melihat warga lain pemilik karet sudah bisa meraup keuntungan jutaan rupiah sebulan,†ungkap dia.
Sementara itu Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kubar Achmad Sofyan menyambut baik LSM mau turun langsung membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Tanggung jawab memberdayakan ekonomi masyarakat lokal juga tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tapi bisa juga datang dari pihak lain seperti LSM,†katanya.
Mantan Kepala Dinas Perkebunan Peternakan dan Tanaman Pangan Kubar itupun berharap semakin banyak LSM yang turun langsung membantu kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang memberdayakan masyarakat lokal.
Beberapa warga setempat juga antusias dengan program ini. Anselmus Adeng misalnya, ia mengaku memiliki kebun karet milik keluarganya dan sudah menikmati hasilnya. Gunawan, salah satu warga lain mengaku ingin segera menanam karet di kebun miliknya karena tergiur mendapatkan hasilnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 14 JULI 2011
Ketua LSM Matra Dominikus Bayau, Selasa (12/7) mengatakan, salah satu program LSM yang dipimpinnya adalah penanaman karet super jenis diambil daerah Penajam. “Yang sudah di tanam oleh masyarakat Matalibaq ada 70.000 pohon karet super pada lahan seluas 115 hektare, sejak April 2011,†ujarnya.
Lanjutnya, awal bulan ini pihaknya kembali menggelontorkan bibit sebanyak 150.000 pohon karet. Diakuinya, pada tahap awal baru kampung Matalibaq yang diberi bibit karet gratis, sebab luas wilayah kampung tersebut berpotensi untuk ditanam karet. Namun kampung-kampung lain juga akan mendapat bibit karet tersebut.
Dijelaskan, alasan dipilihnya jenis karet super yaitu memiliki kelebihan dibanding jenis karet yang sudah ada. Yaitu waktu panen tidak terbatas oleh waktu, serta kualitas dan kuantitas hasil panen lebih baik. Selain itu karet ini relatif baunya tidak menyengat seperti karet umumnya.
Ia menjelaskan, lahan yang digunakan menanam bibit karet merupakan bekas perladangan masyarakat yang lokasinya berpisah-pisah, sehingga tidak menggunakan lahan baru.
Dominikus menambahkan, selain memberi bibit karet, LSM Matra juga akan memberi pendampingan kepada warga yang menanam karet mulai dari penanaman, perawatan, hingga pasca panen.
Langkah tersebut kata dia, merupakan salah satu upaya Matra membantu program pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan dan menata pondasi ekonomi masyarakat. “Ini sesuai dengan visi dan misi LSM Matra yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat lokal melalui program Usaha Kecil dan Menengah dan corporate social responsibility (CSR), atau tanggung jawab sosil perusahaan,†terangnya.
Kepala Kampung Matalibaq Isodorus Huvang Paran juga mendukung program yang dilakukan LSM tersebut. “Di kampung ini program karet tidak asing lagi dan sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Bahkan beberapa warga yang memiliki kebun karet dari bibit karet alam pun sudah panen. Sekarang warga semakin tertarik menanam karet karena melihat warga lain pemilik karet sudah bisa meraup keuntungan jutaan rupiah sebulan,†ungkap dia.
Sementara itu Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kubar Achmad Sofyan menyambut baik LSM mau turun langsung membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Tanggung jawab memberdayakan ekonomi masyarakat lokal juga tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tapi bisa juga datang dari pihak lain seperti LSM,†katanya.
Mantan Kepala Dinas Perkebunan Peternakan dan Tanaman Pangan Kubar itupun berharap semakin banyak LSM yang turun langsung membantu kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang memberdayakan masyarakat lokal.
Beberapa warga setempat juga antusias dengan program ini. Anselmus Adeng misalnya, ia mengaku memiliki kebun karet milik keluarganya dan sudah menikmati hasilnya. Gunawan, salah satu warga lain mengaku ingin segera menanam karet di kebun miliknya karena tergiur mendapatkan hasilnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 14 JULI 2011