(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Tembus Rp 14 Ribu

14 April 2011 Admin Website Artikel 3641

SENDAWAR - Setelah sebulan lebih harga karet merosot ke harga terendah hingga Rp 10 ribu per kilogram, sepekan terakhir harga karet naik lagi menjadi Rp 12.500 hingga Rp 13 ribu. Ini untuk  karet basah. Sementara harga karet bersih Rp 14 ribu per kg.

Menurut Ketua Asosiasi Penampung Karet Kubar Rinatang, kenaikan harga karet ini terjadi setelah petani mengalihkan menjual karet ke pabrik pengolahan di Mojokerto, Jawa Timur.

Ia juga memastikan minggu depan harga karet akan naik lagi. Ini setelah ada permintaan dari pabrik yang ada di Semarang. “Kita patut bersyukur harga karet naik lagi. Karena ini sangat membantu petani karet di Kubar,” kata Rinatang saat diwawancarai oleh media ini, Rabu (13/4) kemarin.

Tapi kenaikan harga karet ini, kata dia, tidak terjadi di semua pabrik. Jika selama ini karet petani Kubar dijual ke pabrik yang ada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan untuk sementara dialihkan ke Pulau Jawa. “Karena harga karet dari pabrik di Banjarmasin masih murah. Ya terpaksa kita alihkan ke pabrik di Jawa,” tegas dia. Karena naiknya harga karet ini, dia memastikan, dalam minggu ini akan mengirimkan sekitar 100 ton getah karet ke Surabaya.

Bagaimana dengan pabrik karet PT Davco di Kampung Mencimai, Kecamatan Barong Tongkok? Rinatang mengatakan belum ada permintaan. “Jika ada kami siap mengalihkan penjualan ke pabrik yang ada di Kubar. Asalkan harganya lebih menguntungkan petani di Kubar,” terang dia.

Terpisah, Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Perikanan dan Peternakan (Disbuntanakan) Kubar Achmad Sofyan mengakui, PT Davco adalah pabrik pengolahan getah karet pertama yang berdiri di Kaltim awal April 2011.

“Hanya saja kepastian kapan mereka mulai membeli karet petani jumlah besar belum diketahui,” kata dia. Dia menyebutkan pabrik PT Davco mampu mengolah karet 60 ton per hari. Jumlah ini, tentunya sangat besar. Panen getah karet petani Kubar sebulan berkisar 2.000 sampai 2.500 ton per bulan atau rata-rata 29.000 ton per tahun.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, KAMIS, 14 APRIL 2011

Artikel Terkait