Teknik Biopori dan APH, Solusi Baru Atasi Ganoderma pada Perkebunan Sawit
PASER.Untuk melawan penyakit busuk pangkal batang (ganoderma) yang mengancam kebun sawit, petani di Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser, mendapat pelatihan khusus.
Dalam pelatihan ini, petani diajarkan cara mengendalikan ganoderma menggunakan metode ramah lingkungan. Salah satunya adalah teknik biopori dengan menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH) Trichoderma. Metode ini dinilai efektif mencegah perkembangan ganoderma tanpa merusak lingkungan.
Kepala UPTD P2TP, Ruspiansyah, yang membuka acara atas nama Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, menyampaikan pentingnya pengendalian yang berkelanjutan untuk menjaga ketahanan perkebunan sawit.
Dalam acara ini, peserta dibekali teknik pengendalian ramah lingkungan berbasis konsep Pengelolaan Hama Terpadu (PHT).
Salah satu metode yang diperkenalkan adalah teknik biopori menggunakan agens pengendali hayati (APH) berupa Trichoderma spp. dalam bentuk cair. Metode ini dinilai efektif mengendalikan ganoderma tanpa merusak ekosistem.
Penggunaan APH ini diharapkan efektif mencegah perkembangan ganoderma tanpa berdampak negatif pada lingkungan, sehingga petani memiliki pilihan solusi yang berkelanjutan,” ujar Ruspiansyah pada Sosialisasi Pengendalian OPT Ramah Lingkungan di Desa Padang Jaya, Kecamatan Kuaro, Jumat (25/10/2024) pagi tadi.
Melalui penerapan teknik biopori, diharapkan produksi sawit dapat terus berkelanjutan, serta kualitas tanah di area perkebunan tetap terjaga. Peserta juga melakukan praktik langsung di lapangan untuk mempelajari aplikasi metode biopori, meningkatkan pemahaman mereka tentang pengelolaan penyakit ramah lingkungan.
Antusiasme peserta meningkat saat mereka mengenal metode baru ini sebagai alternatif pengendalian ganoderma yang aman dan efisien.
Gerakan ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam melawan ganoderma, penyakit yang menjadi ancaman serius bagi petani sawit, sekaligus memperkuat kerja sama antara petani dan instansi terkait.
Di akhir acara, disepakati perlunya pelatihan lanjutan mengenai pembuatan bahan pengendali mandiri dan rencana aksi “Gerakan Pengendalian” yang melibatkan berbagai pihak.
Kegiatan ini dihadiri oleh 25 perwakilan dari KUD, kelompok tani (Poktan), dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) Kecamatan Kuaro. (Prb/ty).
SUMBER : SEKRETARIAT