
SAMARINDA. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy di
Kabupaten Kutai Timur sudah ditetapkan sebagai kawasan industri dan
pengolahan produk turunan kelapa sawit. Bahkan dipastikan dalam waktu
dekat investor segera membangun tangki timbun crude palm oil (CPO) atau
minyak mentah kelapa sawit di KEK Maloy. Karenanya, Gubernur Kaltim Dr H
Awang Faroek Ishak meminta Dinas Perkebunan melakukan koordinasi dengan
seluruh perusahaan kelapa sawit agar produk mereka masuk ke Maloy.
Hal tersebut ditegaskan gubernur saat
memimpin rapat percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional Industri
di Kariangau Balikpapan, kawasan industri Bontang dan KEK Maloy di
Ruang Rapat Tepian 1 Lantai 2 Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (13/10).
Menurut dia, selama ini produk kelapa
sawit Kaltim kebanyakan dikirim keluar daerah bahkan sampai keluar
negeri khususnya produk sawit di wilayah Kabupaten Berau yang dikirim ke
Malaysia melalui pelabuhan khusus. "Selain membuat Pergub. Kita juga
memantapkan infrastruktur ke Maloy menuju kawasan tangki timbunnya.
Pokoknya saya minta tidak ada lagi CPO yang keluar selain ke Maloy,"
tegasnya.
Disbun diminta segera menginformasikan
kepada semua perusahaan perkebunan sawit agar tidak lagi membawa ataupun
menjual produk sawitnya keluar dari Maloy. Soal bagaimana polanya
nanti, Awang katakan hal itu bisa dibicarakan lebih tehnis. Yang pasti,
semua pengusaha perkebunan sawit harus memanfaatkan kawasan ekonomi dan
mengirimkan produk sawit mereka ke kawasan ekonomi ini.
Awang juga meminta Dinas PUPR Pera
Kaltim agar memantapkan kondisi jalan sebagai aksesibilitas truk-truk
pengangkut CPO ke Maloy. Termasuk Dinas Perhubungan agar segera membuat
rambu-rambu maupun sarana lainnya demi kemudahan distribusi CPO ke
kawasan industri sebab ada beberapa jalur menggunakan jalan umum.
Gubernur meminta Dishub mengatur kendaraan pengangkut ataupun truk-truk
pengangkut CPO selain tidak menyalahi aturan juga tidak melebihi
kapasitas jalan yang dilalui.
"Saya meminta OPD lintas sektor agar
meningkatkan sinergi dalam percepatan pembangunan KEK khususnya
infrastruktur terkait memudahkan distribusi CPO ke Maloy," harap Awang
Faroek. Juga, limbah cair kelapa sawit (POME) tidak dibuang atau
dikirim keluar daerah tetapi dimanfatkan untuk biodiesel atau bahan baku
pembangkit energi listrik.
Sementara itu Kepala Bidang Bina Marga
Dinas PUPR Pera Joko Setiono mengungkapkan kapasitas jalan di Kaltim
termasuk jalur menuju maupun di dalam kawasan Maloy hanya maksimal 8
ton.
Hadir mendampingi gubernur, Asisten
Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Ichwansyah, Asisten
Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Meiliana serta Asisten
Administrasi Umum Bere Ali. Selain itu Direktur Utama Perusda MBS KEK
Maloy Agus Dwitarto danpimpinan OPD lingkup Pemprov Kaltim.
Tampak pula
Kepala Dinas Perkebunan H Ujang Rachmad, Kepala Dinas
Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura H Ibrahim dan Kepala Dinas
Perhubungan H Salman Lumoindong serta kepala biro dan staf ahli
gubernur. (yans/sul/ri/humasprov)
SUMBER : SEKRETARIAT PROV. KALTIM