Tandan Buah Kosong Sawit Dikonversi Jadi Energi Listrik
SANGATTA. Produk turunan kelapa sawit kini menjadi incaran
investor. Salah satunya tandan buah kosong (TBK) bakal memiliki nilai jual. TBS
tersebut bakal diolah menjadi biomassa penghasil gas. Investor yang sudah
menyatakan keinginan mengolah TBK dimaksud adalah PT Prima Amertha Nusantara
(PAN) yang baru – baru ini telah menyampaikan presentasi di Pemkab Kutim.
Dalam presentasi yang disampaikan perwakilan manajemen itu
disebutkan, Kutim telah menjelma menjadi pengembang perkebunan kelapa sawit
tersebesar di Provinsi Kaltim. Dengan kenyataan seperti itu, dapat dipastikan
bahwa Kutim memiliki potensi sebagai penyedia bahan baku terbesar berupa tandan buah kosong
kelapa sawit.
Selanjutnya, pihak perusahaan mengatakan, biomassa ini nantinya
dikonversi menjadi energi listrik. Untuk kemudian listrik tersebut dapat
didistribusikan dan dijual untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Melalui pengolahan tersebut, nantinya tandan buah kosong
kelapa sawit tidak lagi dibuang dan mengundang hama, namun dapat menjadi suatu sumber daya
energi yang ramah lingkungan. Potensi tandan buah kosong kelapa sawit di Kutim
volumenya sangat besar. Mencapai 21 persen dari total keseluruhan produksi
perusahaan perkebunan yang ada. Sebelum dilakukan gasifikasi, tandan buah
kosong harus diprakondisikan, seperti pengeringan. Selanjutnya untuk bisa
menjadi tenaga listrik dapat dilakukan dengan dua cara. Salah satunya steam
turbine boiler dan gas engine. Gasifikasi tandan buah kosong menjadi listrik
ini merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Diperlukan
sekitar 15 ribu ton per tahun untuk memproduksi 1 megawatt listrik. Sampah atau
limbah sawit lebih mudah diolah karena tidak diperlukan proses shorting.
Setelah mendengarkan presentasi dari pihak perusahaan,
Asisten Ekonomi Pembangunan Rupiansyah mewakili Pemkab Kutim mengapresiasi
maksud perusahaan tersebut. Selanjutnya dia menegaskan mendukung misi
perusahaan untuk menjadi investor dalam bidang ini. Namun demikian, dia meminta
perusahaan benar – benar serius berinvestasi. Menurutnya selama ini sudah
banyak investor yang menyatakan ketertarikan di bidang satu ini, namun tidak
ada yang benar – benar mau berinvestasi.
"Peluang mendapatkan bahan baku di Kutim sangat besar. Sebab produksi
TBS (tandan buah segar) kelapa sawit di Kutim mencapai lebih dari 560 ton per
jam. Apabila secara bisnis memproduksi energi lsitrik menguntungkan, maka
Pemkab juga akan mendukung. Soal regulasi akan dikoordinasikan dengan bupati
beserta instansi terkait lainnya," sebut Rupiansyah pada pertemuan yang
dihadiri sejumlah pejabat lingkup Pemkab Kutim tersebut.
Selanjutnya Rupiansyah mengakui bahwa kebutuhan listrik di
daerah ini belum terpenuhi dengan maksimal. Oleh karena itulah, dia langsung
menyatakan mendukung. Selanjutnya dia meminta pihak perusahaan untuk langsung
melakukan penjajakan kerja sama dengan investor perkebunan kelapa sawit,
terkait penyediaan bahan baku.
Dijelaskan, program ini perlu dikaji dan diteliti lebih dalam karena untuk kepentingan
makro.
"Yang terpenting dalam pengembangan program ini, pihak
perusahaan bisa untuk dan masyarakat mendapat manfaatnya," harapnya.
SUMBER : KALTIM POST, JUMAT, 31 OKTOBER 2014