SAMARINDA. Pemprov Kaltim dalam kebijakan pertanian tetap
mengembangkan lima komoditi unggulan yakni kelapa dalam, kelapa sawit,
kakao, karet serta lada. Menurut Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim
Etnawati, lima komoditi unggulan tanaman perkebunan tersebut akan terus
dipacu pengembangannya. Terutama tanaman lada yang hingga saat ini
masih merupakan primadona.
"Lada Kaltim sudah diakui pasar internasional. Komoditi ini sangat
terbuka serta diperlukan negara lain untuk keperluan industri," kata
Etnawati saat membuka Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Lada di Ruang
Serbaguna UPTD Teknologi Terapan Perkebunan Samarinda, Senin (25/6).
Diakuinya, perkembangan komoditi ini sempat mengalami penurunan produksi
maupun luasan lahan akibat musim kemarau dan kebakaran hutan serta
beralihnya petani menanam komoditi lain sesuai perkembangan dan
kebutuhan pasar selain lada.
Namun atas kebijakan Gubernur Awang Faroek untuk kembali mengembangkan
komoditi-komoditi unggulan Kaltim termasuk lada, maka Disbun Kaltim akan
berkoordinasi dengan kabupaten yang potensial untuk pengembangan
komoditi ini.
"Kita akan berupaya mengembalikan kejayaan lada yang pernah menjadi
komoditi primadona Kaltim. Bahkan dengan keinginan gubernur untuk
pengembangan pertanian dalam arti luas termasuk subsektor perkebunan di
dalamnya akan memacu daerah dalam pengembangan lima komoditi unggulan
Kaltim termasuk lada," harap Etnawati.
Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Teknologi
Terapan Perkebunan Henny Herdiyanto mengungkapkan bahwa Disbun Kaltim
akan berupaya mengembangkan kawasan masyarakat perkebunan terutama di
sepuluh kabupaten.
"Kita pernah memiliki pemukiman petani perkebunan (Kimbun) lada, Kimbun
karet, serta Kimbun sawit dan komoditi lainnya. Dalam kawasan tertentu
terdapat perbibitan, kawasan tanaman serta unit pengolahan atau
produksi maupun unit pemasaranya," ujar Henny Herdiyanto.
Diharapkan, melalui pola terintegrasi ini dari perbibitan hingga
pengolahan produksi hasil komoditi (industri hulu hingga hilir), maka
para petani dapat menikmati hasil pengolahan yang memiliki nilai ekonomi
lebih tinggi.
Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Lada dilaksanakan selama tiha hari
sejak 25-27 Juni diikuti 23 peserta dari kabupaten/kota. Tema kegiatan
ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumberdaya dengan
penerapan paket teknologi usaha lada di Kaltim.
Nara sumber yang dihadirkan antara lain dari Balai Penelitian Tanaman
Obat dan Aromatik Bogor Kementerian Pertanian, Dr Dyah Manohara dengan
materi Pengelolaan dan Teknis Budidaya Lada Terpadu serta Penanganan
Hama dan Penyakit dan Nanan Nurdjannah dengan materi Penanganan Panen
dan Pasca Panen. (yans/hmsprov).
SUMBER : UPTD TEKNOLOGI TERAPAN PERKEBUNAN