Tanaman Lada Masih Komoditi Primadona
26 Juni 2012
Admin Website
Artikel
5466
SAMARINDA. Pemprov Kaltim dalam kebijakan pertanian tetap
mengembangkan lima komoditi unggulan yakni kelapa dalam, kelapa sawit,
kakao, karet serta lada. Menurut Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim
Etnawati, lima komoditi unggulan tanaman perkebunan tersebut akan terus
dipacu pengembangannya. Terutama tanaman lada yang hingga saat ini
masih merupakan primadona.
"Lada Kaltim sudah diakui pasar internasional. Komoditi ini sangat terbuka serta diperlukan negara lain untuk keperluan industri," kata Etnawati saat membuka Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Lada di Ruang Serbaguna UPTD Teknologi Terapan Perkebunan Samarinda, Senin (25/6).
Diakuinya, perkembangan komoditi ini sempat mengalami penurunan produksi maupun luasan lahan akibat musim kemarau dan kebakaran hutan serta beralihnya petani menanam komoditi lain sesuai perkembangan dan kebutuhan pasar selain lada.
Namun atas kebijakan Gubernur Awang Faroek untuk kembali mengembangkan komoditi-komoditi unggulan Kaltim termasuk lada, maka Disbun Kaltim akan berkoordinasi dengan kabupaten yang potensial untuk pengembangan komoditi ini.
"Kita akan berupaya mengembalikan kejayaan lada yang pernah menjadi komoditi primadona Kaltim. Bahkan dengan keinginan gubernur untuk pengembangan pertanian dalam arti luas termasuk subsektor perkebunan di dalamnya akan memacu daerah dalam pengembangan lima komoditi unggulan Kaltim termasuk lada," harap Etnawati.
Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Teknologi Terapan Perkebunan Henny Herdiyanto mengungkapkan bahwa Disbun Kaltim akan berupaya mengembangkan kawasan masyarakat perkebunan terutama di sepuluh kabupaten.
"Kita pernah memiliki pemukiman petani perkebunan (Kimbun) lada, Kimbun karet, serta Kimbun sawit dan komoditi lainnya. Dalam kawasan tertentu terdapat perbibitan, kawasan tanaman serta unit pengolahan atau produksi maupun unit pemasaranya," ujar Henny Herdiyanto.
Diharapkan, melalui pola terintegrasi ini dari perbibitan hingga pengolahan produksi hasil komoditi (industri hulu hingga hilir), maka para petani dapat menikmati hasil pengolahan yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Lada dilaksanakan selama tiha hari sejak 25-27 Juni diikuti 23 peserta dari kabupaten/kota. Tema kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumberdaya dengan penerapan paket teknologi usaha lada di Kaltim.
Nara sumber yang dihadirkan antara lain dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Bogor Kementerian Pertanian, Dr Dyah Manohara dengan materi Pengelolaan dan Teknis Budidaya Lada Terpadu serta Penanganan Hama dan Penyakit dan Nanan Nurdjannah dengan materi Penanganan Panen dan Pasca Panen. (yans/hmsprov).
SUMBER : UPTD TEKNOLOGI TERAPAN PERKEBUNAN
"Lada Kaltim sudah diakui pasar internasional. Komoditi ini sangat terbuka serta diperlukan negara lain untuk keperluan industri," kata Etnawati saat membuka Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Lada di Ruang Serbaguna UPTD Teknologi Terapan Perkebunan Samarinda, Senin (25/6).
Diakuinya, perkembangan komoditi ini sempat mengalami penurunan produksi maupun luasan lahan akibat musim kemarau dan kebakaran hutan serta beralihnya petani menanam komoditi lain sesuai perkembangan dan kebutuhan pasar selain lada.
Namun atas kebijakan Gubernur Awang Faroek untuk kembali mengembangkan komoditi-komoditi unggulan Kaltim termasuk lada, maka Disbun Kaltim akan berkoordinasi dengan kabupaten yang potensial untuk pengembangan komoditi ini.
"Kita akan berupaya mengembalikan kejayaan lada yang pernah menjadi komoditi primadona Kaltim. Bahkan dengan keinginan gubernur untuk pengembangan pertanian dalam arti luas termasuk subsektor perkebunan di dalamnya akan memacu daerah dalam pengembangan lima komoditi unggulan Kaltim termasuk lada," harap Etnawati.
Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Teknologi Terapan Perkebunan Henny Herdiyanto mengungkapkan bahwa Disbun Kaltim akan berupaya mengembangkan kawasan masyarakat perkebunan terutama di sepuluh kabupaten.
"Kita pernah memiliki pemukiman petani perkebunan (Kimbun) lada, Kimbun karet, serta Kimbun sawit dan komoditi lainnya. Dalam kawasan tertentu terdapat perbibitan, kawasan tanaman serta unit pengolahan atau produksi maupun unit pemasaranya," ujar Henny Herdiyanto.
Diharapkan, melalui pola terintegrasi ini dari perbibitan hingga pengolahan produksi hasil komoditi (industri hulu hingga hilir), maka para petani dapat menikmati hasil pengolahan yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Pelatihan Budidaya dan Pengolahan Lada dilaksanakan selama tiha hari sejak 25-27 Juni diikuti 23 peserta dari kabupaten/kota. Tema kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumberdaya dengan penerapan paket teknologi usaha lada di Kaltim.
Nara sumber yang dihadirkan antara lain dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Bogor Kementerian Pertanian, Dr Dyah Manohara dengan materi Pengelolaan dan Teknis Budidaya Lada Terpadu serta Penanganan Hama dan Penyakit dan Nanan Nurdjannah dengan materi Penanganan Panen dan Pasca Panen. (yans/hmsprov).
SUMBER : UPTD TEKNOLOGI TERAPAN PERKEBUNAN