Tambang Masa Kini, Kelapa Sawit Andalan Masa Depan
Meski Kutim memiliki sumber daya alam melimpah, namun perlu kebijakan
yang arif dalam mengelolanya. Hal ini juga diterapkan Pemkab Kutim,
karena sumber daya alam yang habis setelah dieksplotasi seperti tambang
dan migas tidak bisa menjadi andalan masa depan.
PEMBANGUNAN sektor pertanian dalam arti luas yang menjadi salah satu
sasaran Pemkab Kutim melalui Gerdabangagri terus berlanjut sampai
sekarang. Hal ini sesuai dengan keinginan menjadikan Kutai Timur
sebagai pusat agribisnis dan agroindustri sehingga terus dipacu dengan
melibatkan berbagai pihak serta menjalin kerja sama semua elemen
masyarakat dan perguruan tinggi maupun pemerintah pusat serta pemerintah
provinsi Kaltim.
Salah satu unggulan yang dimiliki Kutim adalah perkebunan kelapa sawit
yang tersebar di 18 kecamatan. Jika tahun 2002 lalu sentra perkebunan
kelapa sawit hanya berada di dua kecamatan, yakni Muara Wahau dan
Kongbeng, kini sudah menyebar hampir ke seluruh kecamatan, meski belum
begitu besar seperti di dua kecamatan tersebut. Tidak menutup
kemungkinan tiap kecamatan juga bakal dibangun pabrik CPO karena tanaman
kelapa sawit sudah mulai terlihat di berbagai kecamatan.
Saat ini, Kutim memang masih mengandalkan pemasukan dalam APBD dari
tambang dan migas. Kendati demikian, SDA yang tak bisa diperbaharui itu
bukan terus menjadi andalan Kutim dalam pelaksanaan pembangunan serta
pemasukan bagi daerah ini. Tentunya diperlukan inovasi dan kreativias
semua pihak dalam mewujudkan citac-ita luhur tersebut.
Bahkan Bupati Kutim Isran Noor dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang
dihadiri seluruh Kepala SKPD itu, orang nomor satu di Kutim ini meminta
kepada seluruh SKPD untuk meningkatkan kreativitas dan kinerjanya di
masa mendatang. Hal ini juga disesuaikan dengan janji bupati saat
kampanye yang lalu, sehingga jani itu bisa diimplementasikan di
lapangan.
Saat ini, pengembangan perkebunan bukan saja kelapa sawit, namun sudah
berkembang kepada komoditas lainnya. Antara lain karet, kakao, kenaf,
vanili, maupun komoditas yang memiliki ekonomi tinggi. Potensi
perkebunan dan pertanian di Kutim yang cukup besar, menjadi incaran
kalangan investor. Hal ini disebabkan iklim investasi di daerah ini
cukup kondusif serta mendapat dukungan masyarakat.
Keberhasilan pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit ini juga diikuti dengan pembangunan pabrik Cruide Palm Oil (CPO) yang dilakukan sejumlah perusahaan. Antara lain di Muara Wahau dan Kongbeng serta di Sangkulirang dan Karangan. Kapasitas pabrik CPO itu sudah mencapai ratusan ton per hari. Pabrik CPO seperti itu bakal tumbuh dan berkembang seiring dengan pengembangan kebun sawit yang tersebar di seluruh kecamatan.
Bahkan di Muara Wahau, juga telah berdiri pabrik Bio Diesel yang telah diresmikan dan menghasilkan solar, namun sementara ini untuk memenuhi kebutuhan pabrik sendiri. Saat ini, tanaman perkebunan kelapa sawit di daerah ini bahakn sudah melampaui kabupaten Paser yang terlebuh dulu menanam komoditi yang sama.
“Pemerintah memprogramkan pembangunan perkebunan kelapa sawit kerjasama antara investor dan masyarakat melalui program pola kemitraan. Dengan demikian, baik masyarakat maupun perusahaan akan maju bersama dalam membangun perkebunannya. Melalui pola tersebut, diharapkan masyarakat tidak hanya menjadi penonton, namun berperan aktif dalam membangun perkebunannya serta ikut menjaga asset yang dimiliki. Dengan demikian, suasana dan iklim investasi akan tetap kondusif, karena masyarakat ikut dilibatkan di dalamnya,” kata Kepala Dinas Perkebunan Kutim H Akhmadi Baharuddin.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, RABU, 5 JANUARI 2011