Tajar Penting Kurangi penyebaran Jamur
Memasuki hari kedua pelatihan ladayangdiikuti petani asal Kabupaten Penajam Paser Utara di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat,semakin serius. Berbagai materi tentang tanaman lada telah mereka perolehmulai pembibitan, penanaman, penanganan hama hingga pemasaran produk tanaman ini.
Hanya saja,dari sejumlah materi yang diberikan tersebut, masalah hama penyakit pada lada merupakan hal yang terpenting untuk dipelajari dan dimengerti oleh para petani. Penyakit tersebut adalah PenyakitBusuk Pangkal atau PBP yang telah ada sejak lama pada tanaman lada ini.Penyakit PBP merupakan penyakit yang paling mematikan bagi tanaman lada. Penyebab hama penyakit ini adalah jamur Phitophtora capsici. Penyakit ini telah ditemukan pada semua jenis tanaman lada di Indonesia.
Kegiatan pelatihan yang dipandu oleh Kepala Balai Penelitian Pertanian Sukabumi Ir Edi Wardiana ini menjelaskan bahwa jamur tersebut dapat hidup dan berkembang didalam tanah, serta mudah tersebar seperti melalui air, terbawa tanah yang menempel pada alat pertanian, dan melalui bahan tanaman yang telah terinfeksi jamur tersebut.
Sementara keberadaan jamur ini dalam jaringan bibit lada sangat sulit diketahui dengan gejala layu pada tanaman. Sementara pangkal batangnya masih tampak sehat, namun seringkali sebagian besar akarnya telah terinfeksi jamur cukup parah.
Gejala serangan infeksi pada daun, kata Edi, menyebabkan timbulnya gejala bercak warna hitam melebar yang apabila dihadapkan pada cahaya akan terlihat adanya serat-serat pada bagian tepi bercak.Kemudian daun yang yang diserang akan gugur dan selanjutnya akan menjadi sumber penyakit yang potensial apabila kondisi lahan relatiflembab.
Selanjutnya serangan yang dimulai pada akar akan menyebabkan kelayuan dan kematian tanaman secara perlahan. Sedangkan serangan pada pangkal batang menyebabkan tanaman akan layu secara tiba-tiba dan perlahan daun akan menjadi coklat hitam kemudian gugur.
Jamur Phitophtora capsicijuga,kata Edi, akan menjadi lebih mudahdan cepat masuk kedalam jaringan tanaman apabila banyak terjadi pelukaan pada batang. Gejala di dalam kebun biasanya lebih cepat terjadi pada tanaman yang tergenang air hujan. Karena pada bagian tersebut banyak berkumpul zoo spora Capsici dari tanaman penyakit lainnya.
Pengendalian hama ini pada lahan yang telah lama ditanami lada relatifsulit dilakukan. Pengendalian dengan menggunakan satu macam cara biasanya kurang memberikan hasil yang memuaskan. Pada pendekatan yang dilakukan harus bersifat terpadu, agar pengendalian dapat lebih efektif. Pengendalian terpadu tersebut meliputi teknik budi daya, pengendalian hayati dan kimia.
Selanjutnya teknik budi daya lanjut dia, menanam varietas lada toleran meliputi pemupukan tepat dosis, waktu dan tempat sesuai dengan anjuran. Pemupukan akan membuat tanaman lebi sehat, sehingga lebih tahan terhadap infeksi jamur cspsicia yaitu dengan dosis anjuran 1600 g NPK Mg (12:12:17:2) pemberian displit 3-4 kali dengan cara ditugal selama musim hujan.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 3 APRIL 2012