Produksi 2.400 Ton/Bulan, Rp 30 Miliar Beredar Ke Petani
SENDAWAR - Petani karet di Kutai Barat (Kubar) sebulan belakangan ini ketiban rezeki. Ini setelah harga karet basah petani yang dibeli tengkulak terus melonjak naik dari harga Rp 10 ribu per kg, Senin (27/12) kemarin mencapai Rp 12.600 per kg.
“Ya, kita sangat bersyukur harga karet terus naik. Inilah yang kita harapkan, agar kesejahteraan petani semakin baik,” Maimunah, warga Kecamatan Sekolaq Darat kepada media ini, kemarin.
Ibu rumah tangga ini menyebutkan, dari kebun karet 1 hektare miliknya,
dengan hasil panennya per minggu menghasilkan Rp 1,2 juta. Jadi dalam
sebulan dia memperoleh pendapatan hampir Rp 5 juta. Hal senada
dibenarkan Zamhuri, petani lainnya. Namun dia mengaku, karetnya dibeli
tengkulak lebih murah, Rp 12.400 per kg. Dia mengatakan, perbedaan
harga itu karena permainan tengkulak.
Bupati Kubar Ismael Thomas mengakui, naiknya harga jual karet petani tak terlepas peran pemerintah kabupaten untuk terus mencari terobosan agar kesejahteraan petani meningkat. Namun dia mengimbaupara petani pintar-pintar mengatur keuangan. Ini sebagai cara jika harga karet tiba-tiba turun, keuangan petani masih stabil. “Atau bisa saja karena uang sudah cukup, jika nanti harga karet merosot ya jangan dijual.Tunggu harga karet menonjak naik, baru dijual stok itu,” saran dia.
Dari luas Kubar 33.052 km persegi, luas areal perkebunan karet di 21 kecamatan yakni 33.400 hektare. Ini mampu memberikan peluang kerja 24.300 orang. Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Perikanan dan Peternakan Kubar H Achmad Sofyan mengatakan, dari luas lahan kebun karet itu menghasilkan panen karet 2.400 ton per bulan. “Jika harga karet Rp 12.600 per kg, berarti uang yang beredar di petani karet di Kubar sebesar Rp 30 miliar lebih,” kata dia.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 28 DESEMBER 2010