Sudah Ekspor 3.500 Ton CPO ke Malaysia
TANJUNG SELOR. Meski belum diresmikan, namun sejak Januari PT Pipit Mutiara Indah (PMI) sudah mengekspor sekitar 3.500 ton crude palm oil (CPO) ke Malaysia. Jumlah ini kata General Manager (GM) PT PMI Ambo Tuo masih sedikit, karena terkendala bahan baku (kelapa sawit). Menurutnya CPO yang dieskpor tersebut hanya hasil dari perkebunan milik PT PMI dan dari lahan masyarakat, baik di Bulungan maupun Malinau.
"Perkebunan kita sendiri setiap bulannya hanya sekira 2.000 ton kelapa sawit yang diproduksi, sementara untuk masyarakat sekira 200 ton per bulan. Dari perkebunan lainnya belum ada," terang Ambo Tuo.
PrIa yang turut mendampingi rombongan Bupati Bulungan ini mengatakan, dalam sehari hanya bisa memproduksi CPO sekira 30-40 ton. Sebenarnya bisa sampai 1.200 ton per hari, karena kapasitas pabrik dalam sejam bisa menghasilkan sekira 45 ton. Yang menjadi kendala adalah minimnya bahan baku. Meski hasilnya masih minim, tapi keberadaan pabrik ini dibangun untuk disiapkan dua sampai tiga tahun mendatang, dimana semua perusahaan sudah bisa memproduksi kelapa sawit.
"Sekarang masih minim, terkadang dua hari panen baru sekali giling. Begitulah keadaannya, Kendalanya kita dibahan baku saja," sebutnya.
Kedepannya dia berpikir, minyak CPO tidak hanya dikirim ke negara tetangga tetapi juga di dalam negeri, karena saat ini di dalam negeri juga kekurangan bahan baku.
Rencananya akan dijual ke grup Wilmar. "Walaupun izin kita jual ke luar negeri. Namun, kami upayakan akan menjual CPO untuk kebutuhan dalam negeri," ujarnya.
Ditambahkan, luas areal PT PMI 14.000 hektare, dan yang sudah ditanami sekira 8.500
hektare. Dari 8.500 itu, sekira 3.000 hektare sudah dipanen termasuk yang
dipanen langsung oleh Bupati Bulungan. CPO ini sendiri merupakan minyak mentah
yang bisa dijadikan bahan-bahan kosmetik, sabun, dan lainnya sebagainya.
Kedepannya diharapkan pabrik ini tidak hanya bisa memproduksi minyak mentahnya
tetapi juga sudah berbentuk nyata yang bisa langsung digunakan masyarakat.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 1 OKTOBER 2012