Satu Juta Hektar Sawit 2013 Capai Target
16 Januari 2012
Admin Website
Artikel
3799
SAMARINDA. Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak
sangat yakin target satu juta hektar lahan sawit pada 2013 akan
tercapai. Apalagi hingga tahun ini, izin yang sudah dikeluarkan para
bupati sudah mencapai 2,6 juta hektar. Pencapian ini kelak diharapkan
mampu menggeser ketergantungan eksploitasi sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui dan menggantinya dengan sumber daya alam terbarukan.
"Luasan kebun sawit sudah sesuai target, nantinya crude palm oil (CPO) untuk industri turunan tidak dibawa lagi ke Dumai, cukup diproses di Maloy saja," kata Gubernur Awang Faroek Ishak, belum lama ini.
Menurutnya, Pemprov Kaltim memang mengarahkan pengembangan ekonomi rakyat di bidang pertanian, termasuk perkebunan sawit karena dinilai bisa bertahan lama dibanding jika hanya mempertahankan kegiatan ekonomi yang bergantung pada kekayaan alam berupa migas dan hutan serta batubara yang pasti akan terus menyusut.
Kaltim memiliki lahan sangat luas untuk pengembangan sawit, sehingga Kaltim sangat terbuka untuk masuknya investor yang ingin menanamkan modalnya. Sekarang ini, sudah ada tujuh perusahaan yang akan membangun pabrik di Maloy untuk proses sawit menjadi berbagai produk. Karena itu kawasan itu ke depan akan menjadi Dumai ke II.
Untuk mendukung rencana tersebut, berbagai sarana pendukung infrastruktur diantaranya Trans Kalimantan akan terus ditingkatkan. Pembangunan jalan tol tahap awal Balikpapan-Samarinda, kemudian Bontang -Maloy (Kutim) pun akan diprioritaskan.
"Tiga klaster industry, Balikpapan, Bontang danMaloy akan dihubungkan dengan jalan tol. Jangan melihat sekarang tetapi lihatlah sepuluh tahun mendatang, kawasan itu nantinya seperti Pantura di Jawa," seru Awang.
Kawasan Maloy nanti akan menjadi pusat industri oleochemical didukung pelabuhan internasional diyakini akan membawa kemajuan Kaltim dan muaranya adalah untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
Awang menambahkan, Kaltim mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif yang jauh lebih bagus dibanding provinsi lain. Tanah lebih murah dan keamanan juga kondusif. Apabila Kaltim mampu mewujudkan sejuta hektare sawit. Awang yakin pengangguran di daerah ini bisa diatasi, bahkan Kaltim bisa mendatangkan pekerja sawit dari daerah lain.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
"Luasan kebun sawit sudah sesuai target, nantinya crude palm oil (CPO) untuk industri turunan tidak dibawa lagi ke Dumai, cukup diproses di Maloy saja," kata Gubernur Awang Faroek Ishak, belum lama ini.
Menurutnya, Pemprov Kaltim memang mengarahkan pengembangan ekonomi rakyat di bidang pertanian, termasuk perkebunan sawit karena dinilai bisa bertahan lama dibanding jika hanya mempertahankan kegiatan ekonomi yang bergantung pada kekayaan alam berupa migas dan hutan serta batubara yang pasti akan terus menyusut.
Kaltim memiliki lahan sangat luas untuk pengembangan sawit, sehingga Kaltim sangat terbuka untuk masuknya investor yang ingin menanamkan modalnya. Sekarang ini, sudah ada tujuh perusahaan yang akan membangun pabrik di Maloy untuk proses sawit menjadi berbagai produk. Karena itu kawasan itu ke depan akan menjadi Dumai ke II.
Untuk mendukung rencana tersebut, berbagai sarana pendukung infrastruktur diantaranya Trans Kalimantan akan terus ditingkatkan. Pembangunan jalan tol tahap awal Balikpapan-Samarinda, kemudian Bontang -Maloy (Kutim) pun akan diprioritaskan.
"Tiga klaster industry, Balikpapan, Bontang danMaloy akan dihubungkan dengan jalan tol. Jangan melihat sekarang tetapi lihatlah sepuluh tahun mendatang, kawasan itu nantinya seperti Pantura di Jawa," seru Awang.
Kawasan Maloy nanti akan menjadi pusat industri oleochemical didukung pelabuhan internasional diyakini akan membawa kemajuan Kaltim dan muaranya adalah untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
Awang menambahkan, Kaltim mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif yang jauh lebih bagus dibanding provinsi lain. Tanah lebih murah dan keamanan juga kondusif. Apabila Kaltim mampu mewujudkan sejuta hektare sawit. Awang yakin pengangguran di daerah ini bisa diatasi, bahkan Kaltim bisa mendatangkan pekerja sawit dari daerah lain.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM