RI Stop Benih Sawit dari Malaysia
17 Juli 2012
Admin Website
Artikel
7987
JAKARTA. Pemerintah menghentikan sementara impor benih sawit dari Malaysia
hingga negeri Jiran itu memenuhi janjinya membuka keran impor benih
sawit dari Indonesia.
Dirjen
Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Gamal Nasir menjelaskan,
Indonesia menghentikan sementara impor benih sawit dari Malaysia sejak
Juni 2012. Sebelumnya, Malaysia berjanji membuka pasar benih sawit asal
Indonesia. "Tapi sampai saat sekarang belum juga kasih ijin. Kalau
mereka bisa kenapa kita tidak?" Kata dia di Jakarta.
Pemerintah
akan kembali membuka pintu impor benih sawit hingga pemerintah Malaysia
memberi persetujuan ekspor benih dari Indonesia tidak kalah dengan
Malaysia. Apalagi kualitas benih sawit Indonesia tidak kalah dari
Malaysia
Selama
ini, Malaysia ekspor benih sawit untuk menyuplai kebutuhan perusahaan
kelapa sawit Malaysia yang beroperasi di Indonesia. Meski demikian,
tidak sepenuhnya kebutuhan benih dipasok dari impor karena pemerintah
mewajibkan mereka untuk menggunakan 50% benih sawit produksi Indonesia.
Direktur
Tanaman Tahunan Ditjen Perkebunan Kementan Rismansyah Danasaputra
menuturkan, pemerintah Indonesia tidak pernah mengajukan permohonan
untuk mengekspor benih kelapa sawit ke Malaysia. Pemerintah Malaysia
yang telah menjanjikan sendiri sejak Mei 2011. "Penghentian ini sudah
masuk agenda bilateral Indonesia- Malaysia." Ucap dia.
Rismansyah
menilai, tidak ada alasan Malaysia untuk tidak membuka ekspor benih
sawit dari Indonesia, mengingat investasi sawit Malaysia sangat besar di
Tanah Air. Saat ini, sudah ada permohonan izin impor tujuh juta
kecambah sawit dari negara produsen terbesar kedua di dunia itu.
Menurut
Rismansyah, perusahaan sawit Malaysia masih impor benih karena ada
perusahaan yang berinvestasi pembibitan di negara asal mereka. Dia
mengklaim, mutu benih sawit Indonesia lebih baik dengan penemuan benih
benih baru melalui rekayasa genetik.
Berdasarkan
data Ditjen Perkebunan Kementan, impor benih sawit dari Malaysia tahun
lalu sebanyak 400 ribu kecambah dan tahun ini melonjak menjadi 6-7 juta
kecambah. Hal itu, kata dia, meunjukkan investasi sawit Malaysia di
Indonesia naik signifikan. Salah satunya adalah Sime Darby yang menambah
investasi di dalam negeri.
Dia
memaparkan, investasi sawit tahun ini diramalkan tumbuh dengan baik.
Hingga pertengahan Juli 2012, penyerapan benih sawit dalam negeri sudah
lebih dari 50% dari total benih yang dipersiapkan sebanyak 100 juta
kecambah.
Tahun
ini, pemerintah telah memperketat impor benih kelapa sawit menjadi 5-0%
sebanyak 10-12 juta kecambah dari total produksi dalam negeri "Tahun
lalu impor benih 10%. Pemerintah tetap membuka benih karena Indonesia
juga ekspor benih." Papar dia.
Selain
Malaysia, Indonesia juga impor benih sawit dari Papua Nugini, kostarika
dan sedikit dari Thailand. Saat ini, benih sawit diproduksi oleh
sembilan perusahaan dalam negeri dengan kapasitas produksi terpasang 210
juta kecambah.
Produsen
benih itu diantaranya, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Socfindo,
London Sumatra Plantation Indonesia, Tunggal Yunus Estate, Dami Mas
Sejahtera, Tania selatan, dan Bakti Tani Nusantara. Beberapa diantaranya
telah mengkespor produknya ke Afrika.
Ketua
Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB) Achmad
Mangga Barani menilai, langkah pemerintah menghentikan sementara impor
benih sawit dari Malaysia tersebut adalah wajar dan menjadi politik
kesepadanan. "Sebab, jika Malaysia bisa mengekspor benihnya ke
Indonesia, semestinya Indonesia juga bisa." Ucap dia.
Namun,
kemungkinan adanya permintaan benih dari Malaysia diperkirakan kecil
karena negeri jiran itu sudah tidak memiliki lahan untuk ekspansi
perkebunan sawit. "Soal ada atau tidak (permintaan benih dari Malaysia)
soal lain, ini politik kesepadanan saja," tutur Mangga. Menurut dia,
sebenarnya kedua negara bisa tetap mengekspor benih sawitnya jika ada
permintaan dari masing-masing negara.
DIKUTIP DARI DAILY INVESTOR, SENIN, 16 JULI 2012
DIKUTIP DARI DAILY INVESTOR, SENIN, 16 JULI 2012