Petani Labangka Perlu Bibit Sawit
PENAJAM-Antusiasme dan kesadaran masyarakat petanidi Labangka, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara untuk membudidayakan kelapa sawit cukup tinggi. Berkaitan untuk ini, DPC Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Penajam Paser Utara meminta perhatian pemerintah daerah untuk memberikan perhatian serius terhadap keinginan masyarakat tersebut.
“Kami minta perhatian pemerintah berdasarkan beberapa pertimbangan. Banyak warga yang belum menikmati atau belum tersentuh program bantuan bibit pemerintah.Keterbatasan kemampuan atau daya beli masyarakat untuk menyediakan ataumembeli bibit sawit berkualitas,” kata Sekretaris DPC Apkasindo Penajam Paser Utara Akhmad Indradi, kemarin.
Ia mengatakan, selain alasan itu, juga adanya keterbatasan akses masyarakat terhadapprodusen bibit kelapa sawit bersertifikat.Disamping itu, lanjutnya, volume bantuan bibit oleh DinasPerkebunan (Disbun)Penajam Paser Utaraselama inidianggapnyasangat tidak sebanding dengan kebutuhan petani. “Metode yang diharapkan kepada pemerintah agar menyediakan bibit sawit bersertifikat untuk masyarakat dalam volume yang lebih banyak daripada program bantuan bibit sawit yang selama ini sudah dijalankan,” ujarnya.
Akhmad Indradi mengatakan, keinginan masyarakat petani ini sudah disampaikan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) Kecamatan Babulu 2011, dan ia mengusulkan mekanisme pembiayaan untuk pengadaan bibit kelapa sawit oleh pemerintah daerah ini.
“Pembiayaan 100 persen oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, danjika dimungkinkan ada penyertaan modal dari Pemerintah Desa.Pelaksana pembibitan Badan Usaha Desa (BUD) Labangka, termasuk lokasi penyemaian bibit,” katanya.
Menyinggung tentang penyediaan kecambah kelapa sawit, Akhmad Indradi menyebutkan bisa order langsung BUD kepada produsen bibit bersertifikat (PPKS Medan), difasilitasi Disbun Penajam Paser Utara.“Kecambah disemaikan sampai umur 4-5 bulan, oleh BUD, lalu dibagikan pada calon petani dalam bentuk paket.Contoh paket bibitkelapasawit unggul umur 4-5 bulan dalam polybag baby sebanyak 140 batang/paket, polybag besar, pupuk dan herbisida untuk pembibitan,” jelasnya.
Dikataknnya, sifat dana pemerintah adalah hibah, tetapi sebisa mungkin dimanfaatkan oleh BUD dan dikelola sebagaidana bergulir. Untuk itu, ujarnya, petani yang berminat membayar ganti rugi biaya pokok bibit, misalnyaRp 200.000per paket, dan distribusi bibit dilakukan langsung kepada calon petani.
Disinggung tentang besaran alokasi anggaran yang diharapkan dari pemerintah, ia menyebut angka estimasi Rp 1 miliar. “Untuk anggaran Pemkab Rp 1 miliar, asumsi harga bibit Rp 25.000per batang, didapatkan volume bibit 40.000 batangatau setara dengan 285 hektare,” katanya sembari menambahkan, DPC Apkasindo berharap keinginan petani di Labangka ini mendapatkan dukungan riil secara politik dari para wakil rakyat di DPRD Penajam Paser Utara.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 21 DESEMBER 2010