(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Kebun Sawit Atasi Pemanasan Global

01 Juli 2011 Admin Website Artikel 5082

SANGATTA. Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kutai Timur selain membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat dan membantu percepatan peningkatan perekonomian daerah secara umum, juga diyakini membant mengatasi pemanasan global.

Bupati Kutim H Isran Noor menyatakan sangat yakin akan hal tersebut. Menurutnya Kutim yang saat ini telah mengembangkan perkebunan kelapa sawit kurang lebih seluas 300 ribu hektare ikut berperan aktif dalam mengurangi pemanasan global yang telah terjadi selama ini.

“Karena setiap tanaman yang tumbuh dan mengalami metabolisme pasti menghasilkan oksigen yang berguna bagi kehidupan,” kata Isran pada acara simposium yang dihadiri kelangan penyuluh pertanian di Tenggarong, Kutai Kartanegara, belum lama.

Isran menjelaskan selama ini Indonesia merupakan negara penting yang dianggap sebagai paru-paru dunia karena memiliki banyak sekali hutan penghasil oksigen. Ditambah lagi kebijakan kepala daerah yang saat ini mulai kembali mengedepankan pembangunan berbasis agrobisnis, maka peran Indonesia dan Kutim secara khusus semakin nyata terkait upaya mengurangi global warming itu.

“Program menteri (Menteri Kehutanan, Red) one man one tree itu kecil, program Provinsi Kaltim dengan one man five tree juga kecil. Di Kutim, one man 168 tree,” katanya.

Selanjutnya orang nomor satu di Pemkab Kutim ini menjelaskan mengapa setaip warga disimpulkan bisa menanam pohon sebanyak itu. Karena menurutnya dapat dihitung dari jumlah perluasan kebun kelapa sawit yang mencapai 300 ribu hektare dan pengembangan perkebunan komoditas lain yang ada di Kutim sekarang dibagi dengan jumlah seluruh penduduk. Dengan perhitungan satu hektar kebun ditanami 140 pohon kemudian dibagi 250 ribu jiwa jumlah penduduk Kutim maka menjadi 168 pohon per orang.

Terlepas dari itu semua, Isran berjanji akan tetap berkomitmen terhadap pembangunan daerah yang berbasis agronisnis demi terjaganya kelestarian lingkungan.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, JUMAT, 1 JULI 2011

Artikel Terkait