(0541)736852    (0541)748382    disbun@kaltimprov.go.id

Petani Kakao Dilatih 6 Bulan

29 Juli 2009 Admin Website Artikel 3805
#img1# Pelatihan petani kakao tersebut dilaksanakan selama 6 bulan. Ini dikatakan Kepala Dinas Perkebunan Kutim Akhmadi Baharuddin didampingi Kepala Bidang Perlindungan Tamanan Sugianto. Lima puluh orang petani kakao dibekali ilmu tentang tanaman kakao mulai dari pemeliharaan hingga memanen hasil buah kakao. "Mereka dilatih selama enam bulan, mulai saat kakao berbunga hingga sampai panen. Cara-cara pemeliharaan kakao tersebut diajarkan melalui praktik lapangan," terangnya.

Pelatihan tanaman kakao mulai dibuka, Rabu (29/7) hari ini di Desa Benua Baru, Kecamatan Sangkulirang. Kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) tersebut sengaja dilaksanakan mengingat petani kakao di Sangkulirang mengalami kerugian akibat terserang hama pada tanaman kakao mereka.

#img2# Untuk meningkatkan penghasilan para petani, perlu diadakan pelatihan dengan melibatkan 50 orang perwakilan kelompok tani. Mereka yang telah menjalani pelatihan selama 6 bulan tersebut diharapkan mampu menerapkan dan menularkan ilmu pengetahuan tata cara yang baik merawat tanaman kakao kepada warga lainnya. Instrukturnya pemandu khusus pemprov Kaltim dan Dinas Perkebunan Kutim. Tiap kelompok memiliki 2 hektare lahan percontohan untuk dikelola secara profesional.

Melalui pelatihan ini, Sugianto berharap, petani kakao yang diberi kesempatan menambah ilmu tentang tanaman kakao agar kiranya ditularkan kepada petani kakao lainnya di lingkungan mereka masing-masing. Juga program ini dimaksud untuk mengantisipasi adanya mewabahnya penyakit. Lebih baik mengantisipasi perkembangnya hama tanaman kakao dari pada nanti terserang baru di tangani. Kalau sudah terserang hama pada tanaman kakao baru diupayakan diatasi maka lebih repot lagi dan membutuhkan biaya lebih besar lagi. Dengan demikian, maka dapat menyeimbangkan antar pencari tanaman kakao dengan hasil kakao. Inilah yang diharapkan sehingga gencar dilakukan pelatihan dengan menyentuh langsung kaum petani di pelosok.

DIKUTIP DARI KALTIM POST, RABU, 28 JULI 2009

Artikel Terkait