Perusahaan Perkebunan Sawit Disarankan Gabung Gapki
SAMARINDA. Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Kaltim
diharapkan untuk dapat tergabung dalam sebuah organiasasi profesi yang
sama agar memudahkan koordinasi dengan pemerintah daerah dan sesama
perusahaan perkebunan.
Demikian dikatakan Gubernur Kaltim Dr. H Awang Faroek Ishak saat
memberikan sambutan pada Pembukaan dan Ramah Tamah Musyawarah Cabang
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kaltim, Rabu malam
(22/5).
Dari laporan, Awang Faroek terkejut ketika mengetahui bahwa dari 390
perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kaltim, baru 98 yang tergabung
dalam GAPKI. Sedangkan sisanya tidak tergabung dalam organisasi profesi
sejenis apapun.
"Bolehkah saya mengusulkan bahwa semua perusahaan perkebunan yang ada
di Kaltim harus memiliki organisasi yaitu menjadi anggota GAPTKI. Ini
penting mengingat secara logis perusahaan berlokasi dan berusaha di
Kaltim, maka wajib tergabung dalam sebuah organisasi," ujarnya.
Setahu Gubernur tidak ada organisasi perkebunan kelapa sawit selain
GAPKI, sehingga seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit dapat
tergabung didalamnya.
Gubernur mengajak semua perusahaan perkebunan baik yang tergabung
dalam PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dan PMA (Penanaman Modal
Asing) untuk bergabung dalam organisasi yang sama, sehingga semua
program perusahaan dapat terkoordinasi dengan proram Pemerintah Daerah.
Salah satu tujuan bersama yang harus dicapai adalah pembangunan kluster
industri berbasis pertanian dan oleo-chemical di Maloy Kabupaten Kutai
Timur. Bahkan kluster industri Maloy telah diresmikan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pada 22 Oktober tahun lalu.
"Walau berkali –kali telah saya singgung dan tidak pernah bosan saya
ingatkan bahwa pembangunan Maloy ini merupakan tanggung jawab kita
bersama," tegasnya.
Dijelaskannya saat ini produksi Crude Palm Oil (Crude Palm Oil) Kaltim
terus meningkat. Data produksinya tahun 2008 mencapai 366.148 ton,
pada 2009 produksiny mencapai 505.000 ton, pada 2011 mencapai 975.000
ton dan diprediksi pada 2013 ini produksinya mencapai 1,2 juta ton.
Pabrik pengolahan saja telah terbangun sebanyak 48 buah dan
diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan pabrik CPO di Kaltim dapat
mencapai 60 buah yang tersebar di beberapa kabupaten.
"Kita bertekad mengurangi ketergantungan Kaltim terhadap sektor minyak
dan gas serta batubara, karena Kaltim tidak selamanya dapat tergantung
terhadap sektor tersebut. Perkebunan itu diyakini dapat membawa
kesejahteraan bagi masyarakat," tegasnya.(yul/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM