Perdagangan Bebas Tuntut Kualitas Produk Lebih Baik
TENGGARONG - Perdagangan bebas yang dihadapi negara-negara anggota Asean
menuntut kualitas produk yang dihasilkan oleh petani harus lebih baik.
Begitupun dengan globalisasi yang akan melahirkan kerasnya persaingan
di antara produk pertanian. Sehingga sangat penting bagi petani Asean
untuk meningkatkan kualitas produk.
Demikian dikatakan Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak pada Temu
Petani Asean -Jepang (Asean-Jepang Farmer's Meeting) dalam rangkaian
Penas XIII Petani dan Nelayan, di Pulau Kumala, Ahad (19/6).
"Melalui pertemuan ini kita berupaya untuk dapat menyerap
sebanyak-banyaknya informasi dan pengetahuan dalam rangka meningkatkan
kecakapan, keterampilan dan wawasan berusaha," kata Awang Faroek yang
menyampaikan sambutan dengan Bahasa Inggris.
Sehingga diharapkan antar petani Asean dapat mengembangkan kemampuan
menyampaikan gagasan, pengalaman dan pengetahuan serta keterampilannya
sebagai petani maupun nelayan kepada petani negara lain, sekaligus
belajar menumbuhkan kepercayaan maupun kemampuan diri sendiri dalam
menerapkan teknologi.
"Dari segi teknologi dan penguasaan pasar global misalnya, setiap petani
di negara-negara Asean dan Jepang pasti akan berusaha agar tidak
tertinggal atau kalah bersaing dengan petani negara lain. Bagaimanapun,
persaingan global pasti terjadi dan saat sekarang ini kita sudah masuk
pada perdagangan bebas," tegasnya.
Awang Faroek juga menjelaskan tentang potensi yang dimiliki Kaltim, baik
Sumber Daya Alam maupun potensi pertanian dalam arti luas. Kaltim yang
sangat luas, memiliki sumberdaya pertanian cukup besar yaitu lahan sawah
mencapai 206.480 hektare dan lahan kering mencapai 22.655.420 hektare,
potensi perkebunan terdapat 4,6 juta hektare.
Terdapat juga ladang yang bisa digunakan untuk penggembalaan ternak dan
pengembangan hijauan makanan ternak. Dengan luas wilayah dan potensi
yang tersedia, Kaltim dapat menampung ternak sapi kurang lebih 5 juta
ekor.
"Makanya Kaltim tidak takut dengan larangan impor sapi dari Australia,
karena kebutuhan sapi di Indonesia dapat dipenuhi oleh provinsi-provinsi
lain," ujarnya.
Sementara itu, tujuan dilaksanakannya Temu Petani Asean dan Jepang ini
adalah dalam rangka berbagi karya sesama petani dari Jepang dengan
berbagai negara, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei
Darussalam, Myanmar, Vietnam, Laos dan Kamboja.
"Karena itu, kesempatan pada pertemuan ini bukan mustahil akan dapat
pula dijadikan sebagai ajang temu usaha dan membuka kesempatan investasi
yang dapat dikerjasamakan antar negara," harapnya.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM