SENDAWAR - Musim hujan yang hampir setiap hari di Kubar
sejak akhir Desember hingga Januari 2011 ini, menghambat panen getah
karet. Untuk itu, disarankan petani karet melakukan penyadapan saat
tidak hujan.
“Jika hujan itu pagi, menyadapnya setelah hujan saja. Jangan
dipaksakan. Karena jika dipaksakan akan percuma saja, getah karet yang
keluar akan larut bersama air,” kata H Achmad Sofyan, Kepala Dinas
Perkebunan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (Disbuntanakan) Kubar
kepada harian ini, ketika ditanya apakah musim hujan ini akan merugikan
petani karet, Senin (24/1) kemarin.
Dia menyebutkan, harga getah karet petani di Kubar terus mengalami
kenaikan. Hal ini sangat menyenangkan petani karena akan meningkatkan
pendapatan. “Sekarang harga karet antara Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu
per kg. Empat bulan lalu, hanya Rp 6 sampai 10 ribu per kg,” terang dia.
Panen getah karet pada 2010 berkisar 29.000 ton atau hampir 2.500 ton
per bulan. Artinya jika diambil harga rata-rata Rp 10.000/kg, uang
beredar mencapai Rp 290 miliar.
Dengan meningkatnya pendapatan hasil petani karet, Akhmad Sofyan menyarankan para petani karet bisa mengatur keuangan.
Atas tingginya harga getah karet ini, dia meminta petani tetap
memperhatikan kelangsungan pohon karet. Jangan sampai hanya mengejar
keuangan saja. “Seperti saat menores pohon karet, idealnya 20 kali dalam
sebulan. Pohon cukup disadap setengah lingkaran,” kata dia.
Sebelumnya, Bupati Kubar Ismael Thomas mengatakan, keberhasilan
perkebunan karet di Kubar, tak terlepas keterlibatan pemerintah dan
peran masyarakat. Untuk itu, perkebunan karet agar dilestarikan yang
bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Saya siap membantu agar
harga getah karet stabil dan menguntungkan masyarakat,” kata bupati.
Di sisi lain Pemkab Kubar pada 2011 ini telah mengalokasikan dana
subsisi pupuk kepada petani karet di Kubar. Subsidi yang diberikan 50
persen dari harga pupuk yang harus dibeli petani.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 25 JANUARI 2011