PADANG. Wakil Gubernur Sumatera Barat, Muslim Kasim, secara resmi menutup acara
Simposium dan Ekspo Kakao Nasional 2012 di Hotel Inna Muara Padang,
kemaren sore. Acara yang bertemakan “Penguatan Peran Kakao Nasional
Melalui Dukungan Teknologi Berjelanjutan” tersebut telah berlangsung
selama 3 hari, yang dimulai sejak Senin, 5 November 2012. Pada
kesempatan tersebut Wakil Gubernur Sumatera Barat, Muslim kasim secara
langsung mengucapkan terima kasih banyak kepada Pemerintah Pusat, dalam
hal ini, Direktur Puslitkoka yang telah bekerjasama dengan Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat, dalam mensukseskan dan melaksanakan acara
simposium kakao ini.
Muslim menambahkan, diharapkan kedepannya
kerjasama ini tetap kita lanjutkan, dan juga tidak dapat menutup
kemungkinan kedepannya juga kita laksanakan kerjasama untuk pengembangan
kopi di Sumatera Barat. Hal ini dilatar belakangi oleh kemajuan
peningkatan luasan produksi kakao dan kopi di Sumatera Barat yang
signifikan.
Acara yang juga dihadiri oleh Dirjen Asdep
kementerian dan Lembaga Negara, dosen-dosen perguruan tinggi di
Indonesia serta sejumlah ketua ketua organisasi seperti Askindo, Apkai,
AIKI dan para Kelompok-kelompok tani tersebut berhasil merumuskan
beberapa kebijakan-kebijakan sentral dalam Pengembangan kakao di
indonesia kedepannya, mulai dari aspek kebijakan, aspek tekhnis
(produksi) dan aspek pemasaran.
Diantaranya adalah bahwa
kebijakan pengembangan kakao masih menjadi skala prioritas dalam upaya
menciptakan lapangan kerja, pengembangan industri dalam negeri, dan
sumber devisa. Kegiatan revitalisasi kakao nasional melalui Gernas Kakao
telah berdampak pada peningkatan produktivitas kebun kakao rakyat.
Implementasi kegiatan revitalisasi melalui program Gernas kakao baru
mencakup sekitar 30% dari luas areal sehingga masih perlu keberlanjutan
program Gernas.
Lebih lanjut, Muslim Kasim juga mengatakan banyak
sekali manfaat dan masukan yang kita dapatkan dari acara simposium ini,
mulai dari peningkatan produksi, hingga konsumsi coklat itu sendiri,
yang mendatangkan para praktisi bisnis, ahli kecantikan dan kesehatan.
Melalui kesempatan ini, kita berharap konsumsi coklat di Indonesia
khususnya di Sumatera Barat dapat ditingkatkan dari tingkat 0,2
kg/kapita, hingga nantinya bisa menyamai dengan konsumsi coklat
masyarakat Eropa sebesar 10, 2 kg/kapita. Hal ini tentu sangat wajar,
mengingat sebagai negara penghasil kakao terbesar di dunia sewajarnya
menjadi tuan rumah di negerinya sendiri
DIKUTIP DARI PADANG POS, KAMIS, 8 NOPEMBER 2012