Pengusaha RI Didekati Malaysia, Pemerintah Tak Gentar
Jakarta -
Pemerintah mengaku tak gentar dengan langkah agresif Malaysia yang
mengajak pengusaha-pengusaha besar Indonesia untuk berinvestasi di sana.
Pemerintah Indonesia pun siap memantapkan daya saing industri dalam
negeri.
"Tak apa-apa (pengusaha Indonesia didekati Malaysia).
Karena investasi itu tidak memandang negara. Selama itu menarik pasti
akan masuk," jelas Hidayat dalam forum Apindo mengenai Kebijakan
Pengembangan Industri 2010-2014 di Jakarta, Senin (13/12/2010).
Hidayat
mengatakan, pemerintah akan menjalankan 7 sasaran strategis industri di
Indonesia, sehingga investasi bisa masuk dengan deras ke sektor riil.
Pertama
adalah industri padat karya, industri ini memberikan lapangan usaha dan
penyerapan tenaga kerja yang besar. Meliputi industri tekstil, alas
kaki, dan furnitur. Kemudian kedua, industri Kecil Menengah (IKM), yang
berkedudukan strategis dalam perekonomian nasional.
"IKM yang dikembangkan antara lain, industri kreatif, fesyen, kerajinan,
dan barang seni, serta industri pangan, sandang dan kerajinan melalui
One Village One Product (OVOP)," jelasnya.
Industri barang modal
juga memberi kontribusi yang penting. Industri ini di dalam negeri belum
berkembang sesuai dengan kebutuhan sektor Industri. Untuk mendorongnya,
pemerintah akan memberi fasilitas dan pemberian insentif fiskal berupa
potongan pajak, pembebasan bea masuk, tax holiday, dan
dukungan kemudahan kredit perbankan.
Prioritas lain adalah
industri berbasis sumber daya alam. "Kita salah satu negara produsen
CPO, Kakao, dan Karet terbesar di dunia. Untuk mendorong tumbuhnya
investasi industri hilir agro, pemerintah mengupayakan fasiltas tax
holiday di samping tax allowance, yang akan mulai Januari
2011," tegas Hidayat.
Dua industri terakhir adalah industri
pertumbuhan tinggi dan industri prioritas khusus. Dalam industri
pertumbuhan tinggi antara lain kendaraan bermotor dan elektronika.
Khusus industri kendaraan bermotor, pemerintah mendorong untuk lebih
mengembangkan komponen dalam negari. Selain itu memfasilitasi
pengembangan desain kendaraan buatan Indonesia. Serta pengembangan mobil
yang hemat energi dan ramah lingkungan.
"Industri prioritas
khusus adalah industri gula, pupuk dan petrokimia," paparnya.
Demi
mewujudkan visi, Hidayat yang mantan Ketua Kadin Indonesia siap
memprioritaskan 6 kelompok Industri dalam lima tahun ke depan.
Peningkatan daya saing ini harus memanfaatkan 4 instumen yakni APBN,
insentif fiskal, penyediaan infrastruktur kawasan industri dan dukungan
administratif serta mengundang persan swasta (Public Private
Partnership/PPP).
Seperti diketahui, Wakil Perdana Menteri
Malaysia YAB Tan Sri Dato Muhyiddin Yassin menggelar pertemuan dengan
beberapa pengusaha besar Indonesia. Setelah 'didekati' banyak pengusaha
Indonesia kembali tertarik berinvestasi di Negeri Jiran tersebut.
DIKUTIP DARI DETIK ONLINE, SENIN, 13 DESEMBER 2010