Pembangunan Tanggul Sawit KSD Molor
28 Desember 2007
Admin Website
Artikel
4736
Hal itu terungkap oleh Manajer Administrasi PT KSD Martono mengatakan, jadwal penyelesaian pembangunan tanggul pengamanan banjir tidak dapat memenuhi target yang ditetapkan karena ada beberapa kendala yang dihadapi pihak perusahaan dalam hal pembebasan lahan warga masyarakat untuk pembangunan tanggul yang lebarnya lima meter. Hingga saat ini tanggul yang baru dapat diselesaikan baru sepanjang dua kilometer saja, sedangkan jadwal penyelesaian 19 kilometer harus selesai bulan April mendatang.
Walaupun begitu, katanya, perusahaan perkebunan akan berupaya untuk melakukan pendekatan dengan masyarakat agar pembebasan lahan itu dapat diselesaikan seperti direncanakan Januari dilakukan pencairan atas pembebasan lahan tersebut. Selanjutnya akan mengundang pihak manajemen perkebunan dari Jakarta dan Pemkab Kubar untuk melakukan pertemuan dengan masyarakat yang lahannya terkena perkebunan sawit untuk dapat dibebaskan dan memuaskan semua pihak. "Nantinya pembebasan lahan terwujud maka pembangunan tanggul tahap lanjut dapat terselesaikan, sehingga dampak banjir dapat segera ditanggulangi sehingga tidak mengenangi lahan sawit seperti yang terjadi selama ini," ujarnya.
Ditambahkan, sebelum melaksanakan penanaman kelapa sawit terlebih dahulu pihak manajemen perusahaan melakukan analisa lapangan untuk mengetahui sejauh mana dampak luapan air sungai Mahakam ke dalam areal perkebunan kelapa sawit. Kemudian juga untuk mengetahui berapa ketinggian air paling tinggi saat banjir, yang direncanakan akan membangun sebuah tanggul air. "Akhirnya kesimpulan yang didapat ternyata banjir selalu datang setiap tahun padahal dahulu setiap lima tahun sekali dan akan membangun tembok penahan air setinggi lima meter, lebar bawah 12 meter, dan lebar atas enam meter mengelilingi areal perkebunan kelapa sawit," ujarnya.
PT KSD saat ini sedang mengadakan penyemaian dan pembibitan dengan memakai tenaga kerja lokal dari warga setempat dengan jumlah pekerja mencapai 120 orang, lanjutnya, sedangkan luas lahan mencapai 20 hektare berada di dalam enam Kampung yaitu Gunung Rampah, Karangan, Kelumpang, Jengan, Merayaq dan Marimun. "Lahan yang baru dapat digarap seluas 2,259 hektare, karena ada permasalahan dengan masyarakat setempat terkait pembebasan lahan," ujarnya.
DIKUTIP DARI TRIBUN KALTIM, JUMAT, 28 DESEMBER 2007