TANA PASER. Kabupten Paser dinilai daerah yang memiliki pengelolaan
perkebunan terbaik di Kaltim. Buktinya, jumlah plasma atau perkebunan
sawit yang dikelola masyarakat lebih besar dari kebun inti atau milik
perusahaan.
Menurut Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak di kabupaten ini sudah
sejak lama terbangun perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit,
walaupun demikian komitmen perusahaan untuk membangunkan kebun plasma
bagi masyarakat cukup membanggakan.
"Sesuai infromasi yang disampaikan kepada saya bahwa plasma yang
terbangun sudah mencapai 25 ribu hektare atau lebih besar dari
perkebunan inti yang hanya 19 ribu hektare milik PT Perkebunan Nusantara
XIII Wilayah Kaltim," ujar Awang Faroek saat pencanangan Kampung
Ternak, Pelayanan Inseminasi Buatan secara massal dan Pelayanan
Kesehatan Hewan sekaligus panen ternak di Desa Kayungo Sari Kecamatan
Long Ikis Kabupaten Paser, Minggu (6/5).
Apalagi, Pemprov telah menargetkan untuk pembangunan Sejuta Hektare
Sawit tentunya peranan perusahaan dengan membangun kemitraan kepada
masyarakat akan sangat mendukung terwujudnya program ini.
Bagi pemerintah daerah, pertanian merupakan program prioritas
pembangunan selain Pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas
SDM (Sumber Daya Manusia) Kaltim yang memiliki daya saing tinggi guna
kemajuan daerah dan masyarakat.
Program pengembangan perkebunan harus dilaksanakan dengan mensinergikan
kegiatan pemerintah, masyarakat dan swasta. Selain itu, program
pengembangan integrasi sapi sawit harus terus ditingkatkan.
"Sebagai bentuk kepedulian swasta dengan masyarakat, program integrasi
sapi sawit harus terus dikembangkan. Terlebih, di Kabupaten Paser yang
telah lama menerapkan pengelolaan perkebunan dengan peternakan," jelas
Awang.
Selain itu, pengembangan ternak sapi di kebun sawit tentu akan
memberikan kemudahan akses untuk alat angkut hasil produksi sawit berupa
tandan buah segar (TBS). Sehingga keberadaan ternak sapi di kebun sawit
selain untuk hewan peliharaan juga tenaga sapi dapat dimanfaatkan untuk
mengangkut kelapa sawit saat penen.
"Berarti keberadaan sapi di kebun sawit memiliki multi fungsi selain
akan mengurangi limbah (pelepah sawit) sebagai pakan ternak, tenaganya
dapat dimanfaatkan untuk mengangkut sawit. Kita berharap plasma
meningkat maka kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat juga akan
meningkat," harap Awang Faroek.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kaltim H Ibrahim menyebutkan
untuk kegiatan integrasi ternak sapi sawit 500 ekor di Desa Kayungo
Sari, sedangkan yang berumur satu setengah tahun akan dikembalikan
kepada petani peternak yang belum mendapat bantuan untuk pemeliharaan
sapi.
"Integrasi ternak sapi sawit di Kaltim mencapai tiga ribu ekor,
sedangkan khusus di Desa Kayungo Sari Kecamatan Long Ikis ada 500 ekor.
Kegiatan ini berkat dukungan perusahaan sawit kepada petani pekebun di
areal perkebunan ini," ujar Ibrahim.
Dijelaskan, tahun ini pemerintah baik melalui anggaran pusat maupun
provinsi telah menyalurkan bantuan sekitar Rp5,38 miliar yang berasal
dari APBN Rp3,57 miliar dan APBD Kaltim Rp1,81 miliar.
Masing-masing untuk mendukung kegiatan penambahan indukan sapi potong,
penjaringan sapi/kerbau betina produktif, penguatan sapi/kerbau betina
bunting dan pejantan pemacek (pejantan kawin).
Pembangunan pos inseminasi buatan, pengembangan lumbung pangan,
ruminansia, pemeliharaan unggas di pedesaan, pengembangan sapi Brahman,
pengembangan sapi sawit dan pengembangan ternak itik.
Sedangkan General Manager PTPN XIII Wilayah Kaltim Jonopinem
menjelaskan untuk 2013 PTPN XIII Wilayah Kaltim berencana membangun 100
hektare sawit di Kabupaten Paser khususnya untuk kegiatan peningkatan
ekonomi kerakyatan melalui program pembangunan plasma.
"Kami memohon ijin Gubernur dan Bupati Paser untuk memberikan kesempatan
dan peluang bagi perusahaan untuk membangunkan kembali 100 hektare
sawit. Nantinya program ini dikembangkan untuk integrasi sapi sawit
sebagai bentuk kepedulian perusahaan kepada masyarakat," ujar Jonopinem.
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM