Pagi Ini Dilantik, Janji Bantu Alokasi Anggaran Untuk Perbatasan
Kantor Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Senin pagi ini ada hajat penting: pelantikan beberapa pejabat eselon I. Satu di antaranya, putra asli Samarinda, HM Nurdin. Pria yang menghabiskan masa kecilnya di Teluk Lerong, Samarinda Ulu ini akan dilantik menjadi sekretaris Menteri PDT.
AWAL tahun 2011, Menteri PDT Helmy Faishal Zaini menyurati Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, mengusulkan Nurdin sebagai salah satu calon sekretarisnya. Sebulan kemudian, Gubernur menyatakan persetujuannya dengan surat mutasi untuk bawahannya itu. Nurdin adalah Kepala Dinas Perkebunan Kaltim sejak Februari 2009.
Sebelum April, usulan dari Kementerian PDT itu disampaikan kepada Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai Wakil Presiden (Wapres) Boediono. Tim itulah yang kemudian memutuskan layak tidaknya Nurdin jadi sekretaris menteri.
"Usulan menteri biasanya tiga orang. Saat TPA bekerja, menteri dipanggil. Di situlah nanti persyaratan administrasi, karier, pendidikan, diklat-diklat, menjadi kriteria yang diperhitungkan," jelas Nurdin kemarin.
Pria kelahiran Samarinda, 10 Mei 1964 ini memang punya segudang pengalaman birokrasi. Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar ini memulai kariernya di Dinas Perkebunan Kaltim.
Penghobi sepeda gunung ini juga pernah menjadi kepala Dinas Perkebunan Paser selama 6 tahun. Lalu, mengabdi di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutai Timur (Kutim) 2 tahun. Juga, mencicipi Bappeda Bontang setahun.
Akhir 2005 sampai 4 tahun berikutnya, dia menjadi Sekretaris Kota Bontang. Berikutnya, tahun 2007-2009, Nurdin menjadi kepala Badan Kesbangpol Kaltim. Awal Februari 2009 sampai sekarang, dia menjabat kepala Disbun Kaltim.
Pekerjaannya yang belum rampung di instansi itu, tuturnya, adalah target 1 juta hektare kelapa sawit (menuju Kaltim sebagai agroindustri terkemuka). "Sekarang sudah sekitar 670 hektare," katanya.
Dia yakin, sebelum masa jabatan Gubernur berakhir (2014), target itu bisa tercapai."Program itu sangat baik karena 20 persen minimal untuk rakyat. Selain itu, ada sekitar 360 ribu pekerja di perkebunan. Artinya menyerap banyak tenaga kerja sekaligus meningkatkan pendapatan," jelas Nurdin. Hal itu, berujung pada mengurangi angka kemiskinan. "Sangat sesuai dengan program kerja di kementerian PDT," ujarnya.
Pria yang merampungkan program magisternya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja ini juga mengatakan, pengalamannya sebagai Sekretaris Kota Bontang dirasa akan banyak membantu pekerjaannya yang baru di Jakarta.
Dia menjelaskan, Kementerian PDT mengurusi 183 kabupaten se-Indonesia. Sebagian besar berada di wilayah timur Indonesia. Menteri Helmy Faishal Zaini membutuhkan orang yang punya pengalaman lapangan, birokrasi, dan latar belakang akademik mumpuni. Nurdin dianggap memenuhi syarat-syarat tersebut.
Keputusan Presiden (Keppres) No 106/M/2011 tanggal 9 Juni 2011 pun turun mengesahkan jabatan barunya sebagai sekretaris menteri. Sabtu (11/6) lalu, dia menerima faksimile berisi undangan pelantikan hari ini.
Suami Irma Setyawati Handayani ini akan langsung menyingsingkan lengan bajunya. "Pagi pelantikan, sore mengikuti pembukaan Rakor PDT di kantor Wapres, dan dibuka oleh Wapres," tuturnya.
BANTU PERBATASAN
Nurdin menyebut nama Gubernur Awang Faroek Ishak sebagai orang yang ikut mendorong peningkatan kariernya ini. "Pak Gubernur memang sangat mendukung agar paling tidak ada orang Kaltim yang duduk di eselon I di kementerian itu," ujarnya.
Dukungan Awang sangat beralasan, mengingat ada 3 kabupaten di Kaltim ini yang termasuk dalam "wilayah kerja" Kementerian PDT. Yakni, Kutai Barat, Malinau, dan Nunukan. Ketiganya adalah daerah yang berbatasan dengan negeri jiran Malaysia.
"Tadi malam (kemarin, Red.) saya lapor ke Pak Gubernur, meminta arahan," katanya. Di sana Gubernur menitipkan pesan agar Nurdin membantu pembangunan di 3 daerah perbatasan itu.
"Saya sebagai putra daerah memang mengemban tugas sebagai perwakilan pegawai eselon I di Kementerian PDT untuk membantu pembangunan di Kaltim secara umum, khususnya di 3 kabupaten. Termasuk memperjuangkan kebijakan alokasi anggaran," jelasnya.
HIJRAH
Mulai hari ini, Nurdin dan keluarganya pindah ke Jakarta, meninggalkan beribu kenangan di tanah kelahiran. "Waktu kecil, saya senang mandi di sungai," kata pria yang dulu bersekolah di SD 015 Teluk Lerong Ilir, di Gang Raudah. Rumahnya tak jauh dari sana, di Jalan RE Martadinata, Gang Mawar. Nurdin melanjutkan sekolah di SMP dan SMA 1 Samarinda. "Saya jalan kaki dari rumah ke sekolah (jaraknya sekitar 3 km, Red.)," kenangnya.
Saat masih ingusan pula, Nurdin suka ikut ayahnya, Abdussamad (alm) yang asli Muara Muntai, Kutai Kartanegara. "Naik kapal kalau ke sana. Pulangnya bawa ikan dan udang," ujar buah hati Siti Aisyah ini.
Hari ini, Nurdin membawa serta istri dan anak-anaknya (Afifah, Syaqirah, dan Khalisah) ke ladang amalnya yang baru di Jakarta. "Jabatan adalah amanah dan penghormatan, sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil, Red), saya harus siap," tegasnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 13 JUNI 2011