Minta Bangun Pabrik CPO
25 Oktober 2010
Admin Website
Artikel
4214
PENAJAM, KALTIM POST. Petani di Penajam Paser Utara (PPU) meminta Pemkab
PPU memprioritaskan pembangunan pabrik crude palm oil (CPO). Ini
disebabkan pabrik yang sudah ada tidak cukup menampung buah sawit yang
diproduksi petani.
“Kami berharap Pak Bupati segera mendirikan pabrik
CPO. Kalau perlu Perusda Benuo Taka turut berperan aktif dalam
membangun pabrik baru ini. Warga PPU sudah banyak punya kebun sawit,
jadi kalau mau memasukkan sawit harus antre hingga dua hari,” tutur
Burhanuddin, petani sawit asal Sepaku yang ditemui media ini.
Permintaan ini pernah diungkapkan anggota DPRD
Penajam Muslimin beberapa waktu lalu. Saat itu ia beralasan banyak
petani yang sulit menjual sawit yang dipanen. Akibatnya, dalam beberapa
hari saja, tandan buah segar yang dipanen membusuk di tanah.
Selama ini, petani sawit di PPU hanya menunggu
pembeli dari luar daerah. Ironisnya, sawit dibeli dengan harga yang
tidak stabil dan cenderung merugikan petani. Bahkan beberapa petani
terpaksa menjual sawit mereka ke PTPN di Kabupaten Paser.
Petani sawit di PPU juga menyebutkan, kondisi ini
menyebabkan tengkulak sawit makin merajalela dan mempermainkan harga
beli dari petani. “Petani sawit terkadang harus menjual sawit dengan
harga yang ditentukan tengkulak,” katanya.
Kerugian besar petanis awit di PPU ironisnya
terjadi di saat musim panen. Karena banyak petani yang menunggu
pembeli, namun tidak datang ke daerah mereka. Akibatnya banyak tandan
buah segar (TBS) yang harus membusuk. Jika dikalkulasikan, nilainya
mencapai angka ratusan juta rupiah.
Keberadaan pabrik CPO di PPU menurutnya akan memudahkan petani menjual hasil panen tanpa perantara tengkulak. Selain itu memberi keuntungan tersendiri kepada pabrik. “Apalagi syarat mendirikan pabrik kelapa sawit juga sudah dipenuhi, seperti jumlah luasan lahan kelapa sawit yang melebihi 20 ribu hektare,” tuturnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SENIN, 25 OKTOBER 2010