
BALIKPAPAN. Industri hilir kelapa sawit di Kalimantan Timur tampaknya mulai
menunjukkan pergerakan. PT Sukses Tani Nusa Subur, selaku anak
perusahaan PT Astra Agro Lestari selain mengolah crude palm oil (CPO) juga mengolah produk turunan dari komoditas ini.
Dorongan agar Kaltim memiliki industri hilir untuk kelapa sawit
sebelumnya sudah sempat diungkapkan dari berbagai asosiasi pengusaha
yang ada di Bumi Etam ini. Bahkan kerap kali dijadikan bahan
perbincangan.
Administratur PT Sukses Tani Nusa Subur, Hakim Rosyadi mengaku,
selain ekspor pihaknya juga berperan dalam industri hilir kelapa sawit.
“Kelapa sawit yang kami olah, kami jadikan olein,” ucapnya kepada Kaltim Post kemarin (20/6).
Menurutnya, kondisi CPO ini fluktuatif karena menyesuaikan pasar
ekspor. Ketika negara ekspor tertinggi seperti Tiongkok dan India
mengalami kondisi ekonomi yang tidak stabil otomatis harga ekspor akan
jatuh dan mengakibatkan kerugian bagi pengusaha.
"Jika, ada industri hilir dari komoditas ini, tentu hasil produksi
tanaman kelapa sawit yang melimpah sebagian dalam dialokasikan kepada
industri hilir ini untuk menghasilkan sebuah produk berkualitas," terang
Hakim.
Di perusahaannya, seperti yang disebutkan di awal bahwa pihaknya mengolah CPO menjadi olein. Olein sendiri
adalah minyak goreng hasil penyulingan minyak kelapa sawit mentah. Dia
membeberkan dalam satu hari mengolah sekitar 2.000 ton CPO untuk
dijadikan produk turunan tersebut.
Dengan jumlah tersebut, sebut dia, jika kondisi ekspor CPO sedang
turun pihaknya tidak merasakan imbas yang cukup besar karena sebagian
CPO diolah menjadi olein.
Hakim menilai, potensi industri kelapa sawit di Kaltim khususnya
masih sangat besar. Masyarakat harus mampu menangkap peluang tersebut.
Bahkan, banyak petani di daerah pelosok tidak mengetahui potensi CPO.
Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Kaltim, Alexander Sumarno
menyebutkan perlahan industri hilir kelapa sawit mulai muncul salah
satunya yang ia dengar akan nada industri minyak goreng di Balikpapan.
Dan beberapa industri turunan CPO masih meminjam lokasi perusahaan
kelapa sawit. "Salah satu pembangkit listrik di Kaltim juga memanfaatkan
limbah dari kelapa sawit," tambahnya.
Menurutnya, dari sektor kelapa sawit ada banyak kegiatan ekonomi yang
tumbuh. Ada ratusan produk yang bisa diolah dari hasil kelapa sawit.
Mulai dari industri kecil hingga industri besar. Contoh kecilnya saja,
pemanfaatan daun kelapa sawit bisa dijadikan sapu atau cangkang kelapa
sawit bisa dijadikan arang. Belum lagi produk turunan seperti minyak
wangi, sabun, cokelat, dan lainnya.
"Walau potensi itu banyak, jika kapasitas berinvestasi di Kaltim ini
masih minim tentu hanya kicau semata. Kapasitas investasi mulai dari
dipermudah perizinan usaha, infrastruktur, dan regulasi dari pemerintah," terangnya.
Namun, lanjut Alex, jika dari infrastruktur saja kurang memadai,
perizinan masih sulit, belum lagi biaya pengiriman yang mahal, serta
upah buruh tinggi otomatis tidak ada investor yang tertarik berinvestasi
memanfaatkan hasil produksi CPO yang melimpah.
"Pemerintah harus belajar mendukung kondisi produksi kelapa sawit
yang cukup banyak ini dan permudah pengusaha lokal untuk mencari rekan
untuk kerja sama," tutup Alex. (*/aji/lhl/k15)
SUMBER : KALTIM POST, SELASA, 21 JUNI 2016