MANTAP!! Industri Hilir CPO Mulai Mengalir
21 Juni 2016
Admin Website
Berita Daerah
6361
BALIKPAPAN. Industri hilir kelapa sawit di Kalimantan Timur tampaknya mulai
menunjukkan pergerakan. PT Sukses Tani Nusa Subur, selaku anak
perusahaan PT Astra Agro Lestari selain mengolah crude palm oil (CPO) juga mengolah produk turunan dari komoditas ini.
Dorongan agar Kaltim memiliki industri hilir untuk kelapa sawit sebelumnya sudah sempat diungkapkan dari berbagai asosiasi pengusaha yang ada di Bumi Etam ini. Bahkan kerap kali dijadikan bahan perbincangan.
Administratur PT Sukses Tani Nusa Subur, Hakim Rosyadi mengaku, selain ekspor pihaknya juga berperan dalam industri hilir kelapa sawit. “Kelapa sawit yang kami olah, kami jadikan olein,” ucapnya kepada Kaltim Post kemarin (20/6).
Menurutnya, kondisi CPO ini fluktuatif karena menyesuaikan pasar ekspor. Ketika negara ekspor tertinggi seperti Tiongkok dan India mengalami kondisi ekonomi yang tidak stabil otomatis harga ekspor akan jatuh dan mengakibatkan kerugian bagi pengusaha.
"Jika, ada industri hilir dari komoditas ini, tentu hasil produksi tanaman kelapa sawit yang melimpah sebagian dalam dialokasikan kepada industri hilir ini untuk menghasilkan sebuah produk berkualitas," terang Hakim.
Di perusahaannya, seperti yang disebutkan di awal bahwa pihaknya mengolah CPO menjadi olein. Olein sendiri adalah minyak goreng hasil penyulingan minyak kelapa sawit mentah. Dia membeberkan dalam satu hari mengolah sekitar 2.000 ton CPO untuk dijadikan produk turunan tersebut.
Dengan jumlah tersebut, sebut dia, jika kondisi ekspor CPO sedang turun pihaknya tidak merasakan imbas yang cukup besar karena sebagian CPO diolah menjadi olein.
Hakim menilai, potensi industri kelapa sawit di Kaltim khususnya masih sangat besar. Masyarakat harus mampu menangkap peluang tersebut. Bahkan, banyak petani di daerah pelosok tidak mengetahui potensi CPO.
Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Kaltim, Alexander Sumarno menyebutkan perlahan industri hilir kelapa sawit mulai muncul salah satunya yang ia dengar akan nada industri minyak goreng di Balikpapan. Dan beberapa industri turunan CPO masih meminjam lokasi perusahaan kelapa sawit. "Salah satu pembangkit listrik di Kaltim juga memanfaatkan limbah dari kelapa sawit," tambahnya.
Menurutnya, dari sektor kelapa sawit ada banyak kegiatan ekonomi yang tumbuh. Ada ratusan produk yang bisa diolah dari hasil kelapa sawit. Mulai dari industri kecil hingga industri besar. Contoh kecilnya saja, pemanfaatan daun kelapa sawit bisa dijadikan sapu atau cangkang kelapa sawit bisa dijadikan arang. Belum lagi produk turunan seperti minyak wangi, sabun, cokelat, dan lainnya.
"Walau potensi itu banyak, jika kapasitas berinvestasi di Kaltim ini masih minim tentu hanya kicau semata. Kapasitas investasi mulai dari dipermudah perizinan usaha, infrastruktur, dan regulasi dari pemerintah," terangnya.
Namun, lanjut Alex, jika dari infrastruktur saja kurang memadai, perizinan masih sulit, belum lagi biaya pengiriman yang mahal, serta upah buruh tinggi otomatis tidak ada investor yang tertarik berinvestasi memanfaatkan hasil produksi CPO yang melimpah.
"Pemerintah harus belajar mendukung kondisi produksi kelapa sawit yang cukup banyak ini dan permudah pengusaha lokal untuk mencari rekan untuk kerja sama," tutup Alex. (*/aji/lhl/k15)
SUMBER : KALTIM POST, SELASA, 21 JUNI 2016
Dorongan agar Kaltim memiliki industri hilir untuk kelapa sawit sebelumnya sudah sempat diungkapkan dari berbagai asosiasi pengusaha yang ada di Bumi Etam ini. Bahkan kerap kali dijadikan bahan perbincangan.
Administratur PT Sukses Tani Nusa Subur, Hakim Rosyadi mengaku, selain ekspor pihaknya juga berperan dalam industri hilir kelapa sawit. “Kelapa sawit yang kami olah, kami jadikan olein,” ucapnya kepada Kaltim Post kemarin (20/6).
Menurutnya, kondisi CPO ini fluktuatif karena menyesuaikan pasar ekspor. Ketika negara ekspor tertinggi seperti Tiongkok dan India mengalami kondisi ekonomi yang tidak stabil otomatis harga ekspor akan jatuh dan mengakibatkan kerugian bagi pengusaha.
"Jika, ada industri hilir dari komoditas ini, tentu hasil produksi tanaman kelapa sawit yang melimpah sebagian dalam dialokasikan kepada industri hilir ini untuk menghasilkan sebuah produk berkualitas," terang Hakim.
Di perusahaannya, seperti yang disebutkan di awal bahwa pihaknya mengolah CPO menjadi olein. Olein sendiri adalah minyak goreng hasil penyulingan minyak kelapa sawit mentah. Dia membeberkan dalam satu hari mengolah sekitar 2.000 ton CPO untuk dijadikan produk turunan tersebut.
Dengan jumlah tersebut, sebut dia, jika kondisi ekspor CPO sedang turun pihaknya tidak merasakan imbas yang cukup besar karena sebagian CPO diolah menjadi olein.
Hakim menilai, potensi industri kelapa sawit di Kaltim khususnya masih sangat besar. Masyarakat harus mampu menangkap peluang tersebut. Bahkan, banyak petani di daerah pelosok tidak mengetahui potensi CPO.
Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Kaltim, Alexander Sumarno menyebutkan perlahan industri hilir kelapa sawit mulai muncul salah satunya yang ia dengar akan nada industri minyak goreng di Balikpapan. Dan beberapa industri turunan CPO masih meminjam lokasi perusahaan kelapa sawit. "Salah satu pembangkit listrik di Kaltim juga memanfaatkan limbah dari kelapa sawit," tambahnya.
Menurutnya, dari sektor kelapa sawit ada banyak kegiatan ekonomi yang tumbuh. Ada ratusan produk yang bisa diolah dari hasil kelapa sawit. Mulai dari industri kecil hingga industri besar. Contoh kecilnya saja, pemanfaatan daun kelapa sawit bisa dijadikan sapu atau cangkang kelapa sawit bisa dijadikan arang. Belum lagi produk turunan seperti minyak wangi, sabun, cokelat, dan lainnya.
"Walau potensi itu banyak, jika kapasitas berinvestasi di Kaltim ini masih minim tentu hanya kicau semata. Kapasitas investasi mulai dari dipermudah perizinan usaha, infrastruktur, dan regulasi dari pemerintah," terangnya.
Namun, lanjut Alex, jika dari infrastruktur saja kurang memadai, perizinan masih sulit, belum lagi biaya pengiriman yang mahal, serta upah buruh tinggi otomatis tidak ada investor yang tertarik berinvestasi memanfaatkan hasil produksi CPO yang melimpah.
"Pemerintah harus belajar mendukung kondisi produksi kelapa sawit yang cukup banyak ini dan permudah pengusaha lokal untuk mencari rekan untuk kerja sama," tutup Alex. (*/aji/lhl/k15)
SUMBER : KALTIM POST, SELASA, 21 JUNI 2016