Segera Undang Investor untuk Bangun Pabrik Pengolahan Karet
MARANG KAYU. Sebelum melakukan panen raya padi di Desa Semangko,
Kecamatan Marang Kayu, Kutai Kartanegara, Gubernur Awang Faroek Ishak
berkenan menerima undangan para petani setempat untuk melakukan panen
perdana karet. Saat itu, Gubernur Awang Faroek mendapat masukan para
petani agar pemerintah segera membangun pabrik pengolahan karet di
Kaltim.
"Masukan para petani akan segera kami tindaklanjuti. Kami akan segera
mengundang investor untuk membangun pabrik pengolahan karet di Kaltim.
Saya kira ini penting untuk memberikan nilai tambah bagi para petani,
termasuk peningkatan harga dan kestabilannya," kata Awang Faroek usai
melakukan panen perdana karet, Rabu (24/4).
Gubernur menyebutkan bahwa sejak beberapa tahun lalu, pabrik pengolahan
karet sebenarnya sudah dibangun di Kutai Barat. Namun demikian,
pembangunan sejumlah pabrik pengolahan karet di daerah yang lain juga
perlu dilakukan.
Menurut gubernur, penjualan getah karet dalam bentuk lumb (getah karet
beku), ke lokasi pabrik yang berada tidak jauh dari petani pasti akan
meningkatkan harga jual dari petani. Secara langsung inipun akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani. Selain itu, pembangunan
pabrik pengolahan karet juga akan menyerap tenaga kerja dan memberikan
nilai tambah produk.
Pabrik pengolahan karet yang potensial dibangun lanjut Gubernur Awang
Faroek adalah di Kawasan Industri Kariangau (KIK) Balikpapan, karena
letaknya yang tidak jauh dari pelabuhan laut internasional
Kariagau.
"Saya akan segera mengundang para investor untuk membangun pabrik
pengolahan karet ini. Saya mohon dukungan para petani, mudah-mudahan
rencana ini bisa segera direalisasikan demi peningkatan kesejahteraan
para petani," tegas Awang.
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Etnawati pada kesempatan itu melaporkan,
dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi kenaikan luasan tanaman
karet, begitu pula jumlah produksinya.
"Pada 2008 luas tanaman karet di Kaltim 74.672 hektar. Pada 2011
meningkat menjadi 84.713 hektar atau terjadi peningkatan 13,45 persen.
Demikian juga dengan produksi getah karet (lumb). Jika pada 2008
produksi petani Kaltim masih sekitar 49.611 ton, maka pada 2011
jumlahnya bertambah menjadi 61.463 ton atau meningkat 23,89 persen,"
ungkap Etnawati.
Peningkatan ini terjadi karena peningkatan jumlah tanaman menghasilkan
serta pemeliharaan yang lebih intensif dari para petani. Sebab itu,
Dinas Perkebunan akan memberikan perhatian serius untuk pengembangan
tanaman karet.
Pada kesempatan itu, Gubernur Awang Faroek juga menyerahkan bantuan
bibit karet dan obat-obatan pertanian. Masyarakat nampak sangat antusias
dengan kehadiran Gubernur pagi itu dan hampir semuanya meminta waktu
mengabadikan momen itu bersama gubernur pertama pilihan rakyat Kaltim
itu. (sul/hmsprov).
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM