SANGATTA. Gula Merah atau Gula Batu merupakan produk hilir pengolahan
air nira tanaman Aren yang selama ini dilakukan masyarakat secara
tradisional ternyata memiliki nilai ekonomi tinggi apabila diolah dengan
dukungan teknologi tepat guna (TTG).
"Kita selama ini hanya mengenal air nira dari aren diolah menjadi Gula
Batu, padahal komoditi ini bisa diolah dengan teknologi ramah lingkungan
akan memiliki nilai ekonomi tinggi bahkan bisa dijadikan komoditi
ekspor," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(Balitbangda) Kaltim Hj Halda Arsyad disela Temu Lapang Pengenalan
Produk Olahan Berbahan Baku Aren melalui Teknologi Tepat Guna di Dusun
Salimpus Desa Kandolo Kecamatan Teluk Pandan Kutai Timur, Senin (2/12).
Misalnya, untuk 20 liter air nira per pohon bisa diperoduksi menjadi
10 kilogram gula batu perhari hanya mampu menghasilkan Rp19,5 juta
pertahun. Namun jika diolah menjadi gula semut untuk komoditi ekspor
melalui produk hilir dukungan TTG mampu menghasilkan Rp34,6 juta
pertahun.
Menurut dia, tanaman Aren Genjah Kutai Timur telah disertifikasi
sebagai tanaman unggul nasional. Selain, tanamannya rendah juga berbuah
lebat dan tandan banyak serta cepat berproduksi dan mampu menghasilkan
air nira berkualitas.
Karenanya, Balitbangda merasa perlu menginisiasi peralatan mengadopsi
TTG guna mendukung pengolahan air nira Aren menjadi produk olahan yang
berkualitas dengan nilai ekonomis yang tinggi diantaranya diolah menjadi
komoditi ekspor berupa Brown Sugar.
"Pangsa pasar untuk Brown Sugar atau Gula Semut guna memenuhi kebutuhan
ekspor sangat terbuka," ujar Halda. Sebab negara Amerika dan Eropa
serta berbagai negara lainnya sangat membutuhkan komoditi ini untuk
keperluan konsumsi masyarakat.
Jawa Tengah telah mengembangkan gula aren dijadikan Brown Sugar (gula
semut) ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar. Kebutuhan Amerika
dan Australia 1.500 ton pertahun hanya mampu dipenuhi 90 ton. Kondisi
ini peluang bagi pelaku usaha gula aren di Kaltim untuk merambah pangsa
ekspor.
"Kami yakin inovasi yang dilakukan Balitbangda dengan TTG pengolahan
gula semut akan sangat membantu petani untuk meningkatkan penghasilan
serta kualitas hasil olahan gula aren lebih berdaya saing," ungkap
Halda.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Kutim Ahmadi Burhanudin
mengemukakan Pemkab Kutim terus berkomitmen mengembangkan tanaman Aren
Genjah yang merupakan tanaman perkebunan unggulan lokal.
"Kita terus mengembangkan tanaman ini dan berharap dengan teknologi
inovasi Balitbangda akan mampu memotivasi petani lokal untuk meningkatkan
kegiatan budidaya baik untuk egiatan pembibitan maupun menghasilkan
kecambah tanaman Aren Genjah yang saat ini cukup tinggi minat dari
daerah lain," ujar Ahmadi Burhanudin.
Temu Lapang Pengenalan Produk Olahan Berbahan Baku Aren melalui
Teknologi Tepat Guna dirangkai dengan Sosialisasi dan Publikasi
Kelitbangan dihadiri 100 peserta terdiri dari masyarakat dan Kelompok
Tani Aren Melambai Dusun Salimpus, Dinas Pertanian Kutim serta Kadin
Kaltim.(yans/hmsprov)
SUMBER :
LITBANG KALTIM