Koperasi Kongbeng Bersatu! Pecahkan Rekor Produktifitas di Konfrensi Sawit Terbesar se-Dunia
BALI. Prestasi luar biasa didapatkan oleh salah-satu koperasi yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit asal Kabupaten Kutai Timur, tepatnya oleh Koperasi Kongbeng Bersatu dalam ajang konfrensi industri sawit terbesar dunia. Kegiatan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2019 di Bali ini, dibuka oleh Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin pada Kamis (31/10), dan dihadiri 1.500 peserta dari 18 negara.
Bertempat di Ruang Mangupura, Bali International Convention Centre (BICC) tersebut, wajah Ketua Koperasi Kongbeng Bersatu yakni Agus Tamam nampak terkejut luar biasa. Karena koperasi yang dipimpinnya mampu pecahkan rekor lomba produktifitas kebun KUD (Koperasi Unit Desa) Kelompok Tani 2019, yang diberikan oleh Joko Supriyono selaku Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia).
“Alhamdulilah! Jujur saya terkejut dan bercampur bangga. Karena tidak menyangka sebelumnya jika koperasi kami dari Kecamatan Kongbeng dapat memecahkan rekor terkait produktifitas panen buah sawit,” ujarnya saat dihubungi wartakutim.co.id
Keberhasilan koperasi yang menggerakkan kelompok tani di desa Marga Mulia, Kecamatan Kongbeng tersebut, jelas menunjukkan semangat pengembangan sektor agribisnis dan agroindustri yang dibawa dalam visi dan misi Bupati Ismunandar dan Wakil Bupati Kasmidi Bulang.
Prestasi ini menjadi perbincangan hangat di antara koperasi-koperasi yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit di seluruh Indonesia. Bahkan tidak saja Wapres yang hadir dalam acara ini, namun hadir pula Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Gubernur Bali I Wayan Koster pada konfrensi sawit terbesar se-Indonesia ini.
Agus Tamam lebih jauh mengungkapkan, pemecahan rekor produksi nasional ini, tentu membuat dirinya dan kelompok tani yang tergabung dalam koperasi, menjadi lebih semangat lagi dalam menggerakkan gairah bisnis perkebunan kelapa sawit di Kutim maupun Indonesia secara luas.
“Saya berharap dengan prestasi ini, semua koperasi-koperasi di Kutim dapat termotivasi untuk meningkatkan produksi kelapa sawit di daerah ini. Bagaimanapun kelapa sawit merupakan ladang emas untuk memajukan petani maupun daerah, agar tidak tergantung pada hasil Sumber Daya Alam (SDA, red) tak terbarukan,” jelasnya.
Perlu diketahui kelapa sawit merupakan salah-satu komoditi perkebunan yang menyumbang devisa bagi negara, dimana saingan utamanya untuk saat ini hanya industri pariwisata. Sehingga tidak salah jika kemudian Pemkab Kutim berorientasi sejak lama, menyiapkan daerah ini dengan kekuatan agrobisnis dan agroindutrisnya. (Arso)
SUMBER : WARTA KALTIM, 31 OKTOBER 2019