JAKARTA. Kementerian Perdagangan kembali menetapkan bea keluar untuk produk
crude palm oil (
CPO)
US$ 0 per metrik ton pada Juli 2017. Besaran bea keluar ini sama dengan
periode sebelumnya, yaitu pada Juni 2017, meski harga referensi CPO
menguat.
"Harga referensi CPO tengah menguat,
tapi masih berada pada level di bawah US$ 750," kata Direktur Jenderal
Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan melalui
keterangan tertulis, Kamis, 22 Juni 2017.
Alasan di atas, kata Oke, sebagai alasan mengapa pemerintah kembali
mengenakan bea keluar US$ 0 per metrik ton untuk CPO. Ia menambahkan,
pihaknya menetapkan harga referensi produk
CPO untuk penetapan bea keluar periode Juli 2017 sebesar US$ 726,21 per metrik ton.
Menurut Oke, harga tersebut naik US$ 2,84 atau 0,4 persen dari periode
Juni 2017, yaitu US$ 723,37 per metrik ton. Penetapan ini tercantum
dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 41/M-DAG/PER/6/2017 tentang
Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) atas Produk Pertanian dan Kehutanan
yang Dikenakan Bea Keluar.
Sedangkan bea keluar CPO pada Juli 2017 tercantum pada Kolom 1 Lampiran II Huruf C Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.010/2017 sebesar US$ 0 per metrik ton.
Kemudian bea keluar dari komoditas biji kakao juga ditetapkan nol
persen pada Juli 2017. Hal tersebut tercantum pada kolom 1 Lampiran II
Huruf B Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.010/2017.
Diketahui, harga referensi biji kakao pada Juli 2017 juga menguat US$
84,47 atau 4,42 persen dari US$ 1.911,47 per metrik ton menjadi US$
1.995,94 per metrik ton.
Hal ini berdampak
pada penetapan HPE biji kakao yang juga menguat US$ 82 atau 5 persen
dari US$ 1.639 per metrik ton pada Juni 2017 menjadi US$ 1.721 per
metrik ton pada Juli 2017. Penguatan harga referensi dan HPE biji kakao
disebabkan menguatnya harga internasional.
DIKUTIP DARI TEMPO, JUMAT, 23 JUNI 2017