Kebun Kelapa Sawit Kutim Lampaui Paser
20 Oktober 2008
Admin Website
Artikel
3845
KEINGINAN menjadikan Kutai Timur sebagai pusat agribisnis dan agroindustri terus dipacu dengan melibatkan berbagai pihak. Berikut menjalin kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, perguruan tinggi, pemerintah pusat, serta pemerintah Provinsi Kaltim.
Salah satu unggulan di Kutai Timur adalah perkebunan kelapa sawit yang tersebar di 18 kecamatan. Jika tahun 2002 lalu sentra perkebunan kelapa sawit berada di Kecamatan Muara Wahau dan Kongbeng, kini sudah menyebar hampir ke seluruh kecamatan. Meski belum begitu besar seperti di dua kecamatan tadi.
Pembangunan perkebunan kelapa sawit pada tahun 2000 seluas 1.235 Ha dengan produksi 172 ton. Sampai tahun 2007 telah mencapai 88.623 Ha. Seiring perkembangan komoditas kelapa sawit telah pula dibangun pabrik CPO sebanyak 4 unit yang secara keseluruhan memiliki kapasitas produksi 120 ton/jam. Tahun 2007 produksi kelapa sawit sudah mencapai 287.213,9 ton.
Untuk perkebunan Kakao, tahun 2000 seluas 2.211 Ha. Tahun 2007 menjadi 6.807 Ha. Selain itu, hasil perkebunan lain yang sudah berproduksi adalah kopi, lada, vanili, kelapa, jarak pagar dan karet.
Untuk perkebunan kelapa sawit, Pemkab Kutim menargetkan 350.000 hektare hingga 2011. Selanjutnya 2016 ditargetkan mencapai 500.000 hektare, meliputi perusahaan perkebunan swasta besar maupun kebun rakyat. Hal ini merupakan wujud dukungan terhadap program 1 juta hektare di Kaltim. Dengan luas lahan yang dimiliki Kutim
sekitar 1,4 juta hektare, pengembangan tanaman kelapa sawit bisa dicapai.
Potensi perkebunan dan pertanian di Kutai Timur yang cukup besar, menjadikan daerah ini incaran investor. Bahkan terdapat ada 42 investor yang menunggu dan menanamkan modalnya. Hal tersebut berkat iklim investasi di daerah ini cukup kondusif serta mendapat dukungan masyarakat.
Keberhasilan pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit juga diikuti pembangunan pabrik Cruide Palm Oil (CPO) yang dilakukan sejumlah perusahaan. Antara lain di Muara Wahau dan Kongbeng serta di Sangkulirang. Kapasitas pabrik CPO itu sudah mencapai ratusan ton per hari. Pabrik CPO serupa bakal tumbuh dan berkembang seiring dengan pengembangan kebun sawit yang tersebar di seluruh kecamatan.
Bahkan di Muara Wahau, telah berdiri pabrik biodiesel yang telah diresmikan dan menghasilkan solar. Meski sementara ini baru untuk memenuhi kebutuhan pabrik sendiri. Sekarang luas perkebunan kelapa sawit di daerah ini bahkan sudah melampaui Kabupaten Paser sebagai daerah yang pertama mengembangkan perkebunan sawit di Kaltim..
"Pemerintah Kutim juga memprogramkan pembangunan perkebunan kelapa sawit kerja sama antara investor dan masyarakat melalui program pola kemitraan. Dengan demikian, baik masyarakat maupun perusahaan akan maju bersama dalam membangun perkebunannya. Melalui pola tersebut, diharapkan masyarakat tidak hanya menjadi penonton, namun berperan aktif. Dengan demikian, suasana dan iklim investasi akan tetap kondusif, karena masyarakat ikut dilibatkan di dalamnya," kata Awang Faroek Ishak.
Pola kemitraan pembangunan perkebunan juga didukung melalui program redistribusi lahan. Setiap kepala keluarga (KK) memperoleh lahan minimal 5 hektare dan tahap pertama mendapat 2 hektare. Dengan pola redistribusi ini, masyarakat memiliki aset karena lahannya sudah bersertifikat dan dapat dijadikan jaminan ke lembaga perbankan untuk memperoleh tambahan modal.
Sedangkan dalam membangun ketahanan pangan, produksi padi mengalami peningkatan. Tahun 2002 sebanyak 36.994 ton menjadi 42.220 ton pada tahun 2007. Sedangkan kebutuhan beras 18.300 ton tahun 2002 menjadi 24.194 ton pada tahun 2007. Dengan demikian produksi beras di Kutai Timur terjadi surplus.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, MINGGU, 19 OKTOBER 2008