.jpg)
SAMARINDA. Kalimantan Timur berpotensi untuk mengembangkan tanaman aren
(Arenga vinnata), seiring dengan kondsi dan luasan lahan sehingga
diyakini mampu meningkatkan pendapatan petani di daerah ini.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
(Balitbangda) Kaltim Hj Halda Arsyad, terkait hasil penelitian tim
peneliti Balitbangda Kaltim tentang model-model pengembangan industri
rumah tangga dari produk tanaman aren yang paling menguntungkan bagi
petani.
"Kami melihat Kaltim memiliki komoditi unggulan, yakni tanaman aren.
Karena itu, peluang tersebut tidak boleh disia-siakan. Apalagi, Kaltim
memiliki komoditi unggulan nasional, yakni aren genjah di Kutai Timur,"
kata Halda Arsyad, usai membuka seminar tentang kajian pengembangan
potensi tanaman aren dan kajian evaluasi kemitraan agribisnis berbasis
peternakan di Kaltim, di Kantor Balitbangda Kaltim, Selasa (24/9).
Halda menilai saat ini petani aren masih menggunakan cara tradisional
dalam menanam hingga memproduksi hasil tanaman. Diharapkan ke depan,
dengan adanya bimbingan teknis yang dilakukan pihak terkait secara
masal, yakni bidang perkebunan, para petani tidak menanam aren tanpa
pengetahuan yang dimiliki secara profesional.
Selain itu, dari hasil kajian tersebut juga diperlukan adanya jaminan
bagi para petani dalam memasarkan hasil produksi. Balitbangda berupaya
mengenalkan teknologi yang akan digunakan para petani untuk memproduksi
dan menanam bibit aren.
"Kami berharap SKPD terkait dapat membantu para petani mengembangkan
produksi hasil pertanian aren. Disperindagkop dan UMKM dan Dinas
Perkebunan diharapkan dapat mendukung pengembangan tanaman arenini,"
jelasnya.
Penelitian dilakukan pada April hingga Agustus 2013 di beberapa
kabupaten dan kota yang dinilai memiliki potensi dan peluang dalam
pengembangan aren, yakni Kutai Kartanegara (Kukar), Kutai Barat (Kubar)
dan Kutai Timur (Kutim) serta Manado sebagai daerah studi banding
pengelolaan aren di Indonesia.
Sementara pengambilan sampel dilakukan melalui wawancara dengan 15
petani. Hasil penelitian Pemprov melalui Balitbangda, ternyata tanaman
aren tersebar di tujuh kabupaten dan kota, yakni Kutim, Kukar, Kubar,
Samarinda, Penajam Paser Utara (PPU) dan Bontang.
Dari hasil kajian tersebut, teknik pengolahan nira aren menjadi gula
dapat dilakukan dengan teknik tradisional, teknik open pan dan vacum
evaporator dan teknik membran yang dapat menghasilkan gula cetak, gula
semut, gula cair dan bioethanol.
Guna menyukseskan pengembangan tersebut, yang harus dilakukan di
masing-masing kabupaten dan kota, yakni adanya perluasan areal tanam
pada lahan-lahan kritis.
Kemudian membangun kebun pembibitan tanaman aren, pemetaan daerah
pengembangan untuk sentra produksi aren, melakukan budidaya tanaman aren
secara intensif dengan varitas unggul.
Memberikan kemudahan akses permodalan bagi petani/pengrajin, pelatihan
manajemen usaha kepada petani, transfer teknologi budidaya dan
pengolahan aren dari hasil-hasil penelitian yang ada.
"Jika itu bisa dilakukan, kami yakin Kaltim akan menjadi pusat komoditi andalan di Indonesia," jelasnya.
Pengembangan tanaman aren yang telah berhasil di Indonesia secara
modern dan teknologi terkini hingga pengolahan produk yang menjadi acuan
yaitu yang ada di Minahasa, Hariang Banten, Masarang Tomohon dan Tapa
Gorontalo, dapat diterapkan di berbagai daerah dengan penyesuaian
kelembagaan, sistem pengolahan, pengelolaan usaha dan pola kerjasama.
(jay/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM