Kaltim Potensial Kembangkan Tanaman Aren
25 September 2013
Admin Website
Berita Daerah
6349
SAMARINDA. Kalimantan Timur berpotensi untuk mengembangkan tanaman aren
(Arenga vinnata), seiring dengan kondsi dan luasan lahan sehingga
diyakini mampu meningkatkan pendapatan petani di daerah ini.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim Hj Halda Arsyad, terkait hasil penelitian tim peneliti Balitbangda Kaltim tentang model-model pengembangan industri rumah tangga dari produk tanaman aren yang paling menguntungkan bagi petani.
"Kami melihat Kaltim memiliki komoditi unggulan, yakni tanaman aren. Karena itu, peluang tersebut tidak boleh disia-siakan. Apalagi, Kaltim memiliki komoditi unggulan nasional, yakni aren genjah di Kutai Timur," kata Halda Arsyad, usai membuka seminar tentang kajian pengembangan potensi tanaman aren dan kajian evaluasi kemitraan agribisnis berbasis peternakan di Kaltim, di Kantor Balitbangda Kaltim, Selasa (24/9).
Halda menilai saat ini petani aren masih menggunakan cara tradisional dalam menanam hingga memproduksi hasil tanaman. Diharapkan ke depan, dengan adanya bimbingan teknis yang dilakukan pihak terkait secara masal, yakni bidang perkebunan, para petani tidak menanam aren tanpa pengetahuan yang dimiliki secara profesional.
Selain itu, dari hasil kajian tersebut juga diperlukan adanya jaminan bagi para petani dalam memasarkan hasil produksi. Balitbangda berupaya mengenalkan teknologi yang akan digunakan para petani untuk memproduksi dan menanam bibit aren.
"Kami berharap SKPD terkait dapat membantu para petani mengembangkan produksi hasil pertanian aren. Disperindagkop dan UMKM dan Dinas Perkebunan diharapkan dapat mendukung pengembangan tanaman arenini," jelasnya.
Penelitian dilakukan pada April hingga Agustus 2013 di beberapa kabupaten dan kota yang dinilai memiliki potensi dan peluang dalam pengembangan aren, yakni Kutai Kartanegara (Kukar), Kutai Barat (Kubar) dan Kutai Timur (Kutim) serta Manado sebagai daerah studi banding pengelolaan aren di Indonesia.
Sementara pengambilan sampel dilakukan melalui wawancara dengan 15 petani. Hasil penelitian Pemprov melalui Balitbangda, ternyata tanaman aren tersebar di tujuh kabupaten dan kota, yakni Kutim, Kukar, Kubar, Samarinda, Penajam Paser Utara (PPU) dan Bontang.
Dari hasil kajian tersebut, teknik pengolahan nira aren menjadi gula dapat dilakukan dengan teknik tradisional, teknik open pan dan vacum evaporator dan teknik membran yang dapat menghasilkan gula cetak, gula semut, gula cair dan bioethanol.
Guna menyukseskan pengembangan tersebut, yang harus dilakukan di masing-masing kabupaten dan kota, yakni adanya perluasan areal tanam pada lahan-lahan kritis.
Kemudian membangun kebun pembibitan tanaman aren, pemetaan daerah pengembangan untuk sentra produksi aren, melakukan budidaya tanaman aren secara intensif dengan varitas unggul.
Memberikan kemudahan akses permodalan bagi petani/pengrajin, pelatihan manajemen usaha kepada petani, transfer teknologi budidaya dan pengolahan aren dari hasil-hasil penelitian yang ada.
"Jika itu bisa dilakukan, kami yakin Kaltim akan menjadi pusat komoditi andalan di Indonesia," jelasnya.
Pengembangan tanaman aren yang telah berhasil di Indonesia secara modern dan teknologi terkini hingga pengolahan produk yang menjadi acuan yaitu yang ada di Minahasa, Hariang Banten, Masarang Tomohon dan Tapa Gorontalo, dapat diterapkan di berbagai daerah dengan penyesuaian kelembagaan, sistem pengolahan, pengelolaan usaha dan pola kerjasama. (jay/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kaltim Hj Halda Arsyad, terkait hasil penelitian tim peneliti Balitbangda Kaltim tentang model-model pengembangan industri rumah tangga dari produk tanaman aren yang paling menguntungkan bagi petani.
"Kami melihat Kaltim memiliki komoditi unggulan, yakni tanaman aren. Karena itu, peluang tersebut tidak boleh disia-siakan. Apalagi, Kaltim memiliki komoditi unggulan nasional, yakni aren genjah di Kutai Timur," kata Halda Arsyad, usai membuka seminar tentang kajian pengembangan potensi tanaman aren dan kajian evaluasi kemitraan agribisnis berbasis peternakan di Kaltim, di Kantor Balitbangda Kaltim, Selasa (24/9).
Halda menilai saat ini petani aren masih menggunakan cara tradisional dalam menanam hingga memproduksi hasil tanaman. Diharapkan ke depan, dengan adanya bimbingan teknis yang dilakukan pihak terkait secara masal, yakni bidang perkebunan, para petani tidak menanam aren tanpa pengetahuan yang dimiliki secara profesional.
Selain itu, dari hasil kajian tersebut juga diperlukan adanya jaminan bagi para petani dalam memasarkan hasil produksi. Balitbangda berupaya mengenalkan teknologi yang akan digunakan para petani untuk memproduksi dan menanam bibit aren.
"Kami berharap SKPD terkait dapat membantu para petani mengembangkan produksi hasil pertanian aren. Disperindagkop dan UMKM dan Dinas Perkebunan diharapkan dapat mendukung pengembangan tanaman arenini," jelasnya.
Penelitian dilakukan pada April hingga Agustus 2013 di beberapa kabupaten dan kota yang dinilai memiliki potensi dan peluang dalam pengembangan aren, yakni Kutai Kartanegara (Kukar), Kutai Barat (Kubar) dan Kutai Timur (Kutim) serta Manado sebagai daerah studi banding pengelolaan aren di Indonesia.
Sementara pengambilan sampel dilakukan melalui wawancara dengan 15 petani. Hasil penelitian Pemprov melalui Balitbangda, ternyata tanaman aren tersebar di tujuh kabupaten dan kota, yakni Kutim, Kukar, Kubar, Samarinda, Penajam Paser Utara (PPU) dan Bontang.
Dari hasil kajian tersebut, teknik pengolahan nira aren menjadi gula dapat dilakukan dengan teknik tradisional, teknik open pan dan vacum evaporator dan teknik membran yang dapat menghasilkan gula cetak, gula semut, gula cair dan bioethanol.
Guna menyukseskan pengembangan tersebut, yang harus dilakukan di masing-masing kabupaten dan kota, yakni adanya perluasan areal tanam pada lahan-lahan kritis.
Kemudian membangun kebun pembibitan tanaman aren, pemetaan daerah pengembangan untuk sentra produksi aren, melakukan budidaya tanaman aren secara intensif dengan varitas unggul.
Memberikan kemudahan akses permodalan bagi petani/pengrajin, pelatihan manajemen usaha kepada petani, transfer teknologi budidaya dan pengolahan aren dari hasil-hasil penelitian yang ada.
"Jika itu bisa dilakukan, kami yakin Kaltim akan menjadi pusat komoditi andalan di Indonesia," jelasnya.
Pengembangan tanaman aren yang telah berhasil di Indonesia secara modern dan teknologi terkini hingga pengolahan produk yang menjadi acuan yaitu yang ada di Minahasa, Hariang Banten, Masarang Tomohon dan Tapa Gorontalo, dapat diterapkan di berbagai daerah dengan penyesuaian kelembagaan, sistem pengolahan, pengelolaan usaha dan pola kerjasama. (jay/hmsprov)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM