Kaltim Melanjutkan Program dengan 2,4 Juta Hektare Sawit
15 Oktober 2012
Admin Website
Artikel
3784
BULUNGAN. Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak menegaskan setelah
sukses mencukupi target pembangunan di sub sektor perkebunan melalui
program sejuta hektare sawit, maka akan ditambah atau dilanjutkan
menjadi 2,4 juta hektare sawit.
"Saya targetkan pembangunan perkebunan sawit Kaltim diperluas menjadi 2,4 juta hektare. Potensi kawasan yang dimiliki cukup besar namun tahap awal ini kita cukupkan sejuta hektare dulu," kata Awang Faroek pada Perayaan Budaya Birau di Kabupaten Bulungan sekaligus peringatan Hari Jadi Tanjung Selor ke-222 dan HUT Kabupaten Bulungan ke-52 di Lapangan Agatis Tanjung Selor Bulungan, Rabu (10/10).
Menurut Awang, sub sektor perkebunan merupakan bagian dari program prioritas pembangunan Kaltim di sektor pertanian. Selain upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat juga upaya pengentasan kemiskinan di daerah.
Terlebih sebagai upaya pemerintah untuk pengurangan pengangguran dengan tersedianya lapangan kerja dan peluang usaha di pedesaan. Walaupun, kondisi atau angka kemiskinan dan pengangguran di Kaltim terus mengalami penurunan bahkan sudah berada di bawah rata-rata nasional.
Bersinergi dengan pengembangan program penanaman sawit tersebut, saat ini di Kaltim telah terbangun 42 pabrik pengolahan sawit atau pabrik Crude Palm Oil (CPO/minyak sawit mentah) yang tersebar di beberapa kabupaten.
"Saat ini sudah terbangun 42 unit ditambah hari ini (Rabu pekan lalu) maka sudah 43 pabrik CPO dengan kapasitas produksi mencapai 2,8 juta ton pertahun. Tentunya akan bertambah dengan terus dibangunnya pabrik pengolahan di sentra perkebunan sawit," jelasnya.
Bahkan lanjut Awang, dirinya berharap agar sawit maupun hasil olahannya berupa CPO tidak lagi diekspor, tetapi dapat diolah di Kaltim. Sehingga sawit-sawit itu akan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat daerah ini.
Apalagi, setelah ditetapkannya Kaltim sebagai pusat pengembangan klaster industri berbasis pertanian dan oleochemichal khususnya di Kabupaten Kutai Timur di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy.
Karena itu, pembangunan sektor pertanian akan terus dipacu pengembangannya termasuk untuk komoditi kelapa sawit. Ini pun sesuai dengan visi dan misi Kaltim untuk menjadi pusat energi terkemuka di dunia.
Program pengembangan sawit Kaltim sangat sejalan dengan visi untuk menjadikan daerah ini sebagai pusat energi terkemuka. Bahkan didukung dengan pengembangan klaster industri nasional di daerah yang telah ditetapkan pemerintah pusat.
"Saya optimis apabila program pengembangan sawit ini berjalan sesuai target, maka, yakinlah peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Kaltim akan dapat diwujudkan," harap Awang Faroek. (yans/hmsprov).
"Saya targetkan pembangunan perkebunan sawit Kaltim diperluas menjadi 2,4 juta hektare. Potensi kawasan yang dimiliki cukup besar namun tahap awal ini kita cukupkan sejuta hektare dulu," kata Awang Faroek pada Perayaan Budaya Birau di Kabupaten Bulungan sekaligus peringatan Hari Jadi Tanjung Selor ke-222 dan HUT Kabupaten Bulungan ke-52 di Lapangan Agatis Tanjung Selor Bulungan, Rabu (10/10).
Menurut Awang, sub sektor perkebunan merupakan bagian dari program prioritas pembangunan Kaltim di sektor pertanian. Selain upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat juga upaya pengentasan kemiskinan di daerah.
Terlebih sebagai upaya pemerintah untuk pengurangan pengangguran dengan tersedianya lapangan kerja dan peluang usaha di pedesaan. Walaupun, kondisi atau angka kemiskinan dan pengangguran di Kaltim terus mengalami penurunan bahkan sudah berada di bawah rata-rata nasional.
Bersinergi dengan pengembangan program penanaman sawit tersebut, saat ini di Kaltim telah terbangun 42 pabrik pengolahan sawit atau pabrik Crude Palm Oil (CPO/minyak sawit mentah) yang tersebar di beberapa kabupaten.
"Saat ini sudah terbangun 42 unit ditambah hari ini (Rabu pekan lalu) maka sudah 43 pabrik CPO dengan kapasitas produksi mencapai 2,8 juta ton pertahun. Tentunya akan bertambah dengan terus dibangunnya pabrik pengolahan di sentra perkebunan sawit," jelasnya.
Bahkan lanjut Awang, dirinya berharap agar sawit maupun hasil olahannya berupa CPO tidak lagi diekspor, tetapi dapat diolah di Kaltim. Sehingga sawit-sawit itu akan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat daerah ini.
Apalagi, setelah ditetapkannya Kaltim sebagai pusat pengembangan klaster industri berbasis pertanian dan oleochemichal khususnya di Kabupaten Kutai Timur di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Maloy.
Karena itu, pembangunan sektor pertanian akan terus dipacu pengembangannya termasuk untuk komoditi kelapa sawit. Ini pun sesuai dengan visi dan misi Kaltim untuk menjadi pusat energi terkemuka di dunia.
Program pengembangan sawit Kaltim sangat sejalan dengan visi untuk menjadikan daerah ini sebagai pusat energi terkemuka. Bahkan didukung dengan pengembangan klaster industri nasional di daerah yang telah ditetapkan pemerintah pusat.
"Saya optimis apabila program pengembangan sawit ini berjalan sesuai target, maka, yakinlah peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Kaltim akan dapat diwujudkan," harap Awang Faroek. (yans/hmsprov).
Foto: Setelah berhasil mengembangkan sejuta hektare sawit, Kaltim kembali menamabh luas budidaya sawit hingga menccapai 2,4 juta hektare. (dok/humasprov kaltim)
SUMBER : HUMAS PROV. KALTIM