
TANJUNG REDEB. Seiring program pengembangan 2 juta
ekor sapi di Kalimantan Timur, Pemkab Berau mendapat jatah 100 ribu
ekor untuk dikembangkan hingga tahun 2018 mendatang. Berbagai program
untuk mengembangkan peternakan ini pun dilakukan. Salah satunya
melibatkan perusahaan swasta perkebunan kelapa sawit untuk mengembangkan
peternakan sapi yang terintegrasi dengan kelapa sawit.
Setiap perusahaan yang telah memiliki izin dan membangun perkebunan
kelapa sawit diminta untuk berperan aktif dalam pengembangan peternakan.
Ini artinya, di samping melakukan budi daya kelapa sawit, perusahaan
juga diminta mengadakan sapi yang nantinya disesuaikan dengan luasan
areal perkebunan yang ada.
"Kita dukung dan untuk perkebunan yang ditangani perusahaan kita minta
perusahaan sendiri menyiapkan bibit sapinya," ungkap Bupati Berau
Makmur HAPK.
Namun yang terpenting, dikatakan Makmur, adalah pengembangan
peternakan sapi harus dikedepankan pada perkebunan kelapa sawit plasma
yang dimiliki masyarakat. Artinya perusahaan dapat mendukung menyediakan
bibit sapi yang nantinya akan diserahkan kepada masyarakat pemilik
kebun plasma untuk dikembangkan bersama. Kita akan instruksikan dan jika
program ini sudah berjalan kita yakin akan menambah populasi ternak
sapi yang ada,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Disnakeswan) Berau M Ghazali kepada media ini mengatakan, pihaknya
tengah melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengembanan
sapi di perkebunan kelapa sawit ini. Tahap awal, dikatakan Gazali,
pengembangan dapat dilakukan dengan hitungan satu hektare untuk satu
ekor bahkan lebih.
Jika perkebunan kelapa sawit saat ini sudah terbangun lebih dari 84
ribu hektare ternak sapi juga bisa bertambah minimal 84 ribu ekor. "Dalam satu tahun ini saja kita target bisa bertambah hingga 15 ribu
ekor dan berbagai program terus kita kembangkan lagi," tegasnya.
Untuk mendukung program pengembangan sapi tersebut, ditambahkan
Ghazali, Disnakeswan juga terus berupaya menambah personel lapangan,
baik petugas pendukung produksi peternakan, yang berasal dari para
sarjana peternakan maupun tenaga dokter hewan untuk pengendalian
kesehatan. Bahkan pada tahun ini Disnakeswan kembali berencana merekrut 3
sarjana peternakan yang merupakan putra daerah yang baru menuntaskan
pendidikan.
"Mereka akan kita tugaskan untuk mendukung pengembangan peternakan di wilayah pedalaman maupun di wilayah pesisir," tandasnya.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 25 MARET 2014