NUSA DUA. Perkembangan
industri kelapa sawit di Indonesia semakin meningkat, hal ini dapat
menjadikan Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia
melampaui Malaysia.
Peningkatan itu dapat dicapai dengan menggenjot sektor produksi mulai dari sektor pertanian hingga perusahaan swasta.
"Lahan sawit pertanian rakyat saat ini masih terbilang rendah
produksinya, sekitar 2-3 ton per hektare (ha), kita akan coba lakukan
peningkatan produksi dengan melakukan replanting, perawatan pemupukan
yang baik sehingga diharapkan produksi sawit petani mendekati swasta.
Saat ini swasta yang baik saja mendekati 6 ton per hektare (ha), jika
sudah rata-rata 4 ton saja (perkebunan petani) kalau bisa maka
produktivitas kita 2 kali Malaysia," kata Menteri Pertanian Suswono
seusai membuka konferensi ICOPE (international conference on palm oil
and environment) di Bali, Rabu (22/2).
Suswono menyebut dengan lahan yang ada saat ini saja, yakin 2 juta
ha sudah cukup memadai. Diluar itu, ia menilai produksi masih bisa
lebih digenjot dengan potensi lahan diatas 10 juta ha. Terkait
perkebunan sawit yang dilakukan petani, Suswono menganggap saat ini
merupakan waktu yang baik bagi petani karena sedang menikmati
keuntungan.
"Dari sisi pertanian, perkebunan sawit hampir separonya milik
pertanian rakyat, saat ini relatif petani-petani kelapa sawit rakyat
menkmati keuntungan yang mulai membaik. Bahkan, kecenderungannya
lahan-lahan pertanian beralih ke sawit, tentu saja ini tidak boleh
terjadi, kita akan fokuskan untuk peningkatan disektor produktivitas,"
lanjut Suswono.
Untuk melindungi lahan pertanian, Suswono menyebut sudah melindungi
lahan pertanian agar tidak berubah fungsi. Petani diberikan insentif
agar lahan pertanian yang berkelanjutan tidak dialihkan ke sektor
lainnya.
"Sebenarnya sekarang sudah ada UU lahan pertanian berkelanjutan,
karena itu petani yang memiliki lahan berkelanjutan mendapatkan
insentif. Untuk pembukaan lahan-lahan baru tentu bukan dihutan alam,
sekarang ini memang sebaiknya menata ulang," tutup Suswono.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, KAMIS, 23 PEBRUARI 2012