Harga Turun Lagi, Petani Kecewa
17 Mei 2011
Admin Website
Artikel
3746
SENDAWAR - Harga karet di Kubar turun lagi menjadi
harga Rp11.500 sampai Rp 12.000 per kg. Dua pekan lalu sempat Rp 13
ribu per kg, setelah sebelumnya anjlok hingga Rp 10 ribu per kg.
Ketua Asosiasi Penampung Karet Kubar Rinatang mengatakan, turunnya harga karet petani di Kubar disebabkan turunnya harga oleh pabrik. Alasan pabrik di Kalsel, Kalimantan Tengah, dan Jawa Timur, stok mereka sedang melimpah. “Fluktuatifnya harga ini membuat para petani kecewa,” kata Rinatang kepada harian ini, Senin (16/5) kemarin.
Tapi mau diapakan lagi, harga dari pabrik tetap turun. Akhirnya pembeli karet di Kubar juga harus mengikutinya. Akibat turunnya harga karet, dia misalnya terpaksa mengirimkan karet ke pabrik hanya 5 truk atau seberat 60 ton. Jauh lebih sedikit dari harga karet ketika naik yang mencapai 80 ton bahkan hingga 200 ton setiap minggu.
Petani pun sudah pengalaman dengan tidak menjual getah karet yang baru ditores. “Ini langkah yang tepat, agar petani tidak merasa dirugikan. Kalau nanti harganya naik, baru dijual,” sebutnya.
Ditanya adakah kecenderungan menurun pekan depan, Rinatang tidak dapat memastikan. Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Perikanan dan Peternakan (Disbuntanakan) Kubar Achmad Sofyan mengatakan, harga karet akan stabil setelah beroperasinya pabrik karet pertama di Kaltim, yakni pabrik karet PT Davco di Kampung Mencimai, Kecamatan Barong Tongkok. Pabrik yang dibangun oleh pemodal Thailand ini, mampu mengolah karet 60 ton per hari. Jumlah ini, tsangat besar. Panen karet petani sebulan 2.000 sampai 2.500 ton per bulan atau 29.000 per tahun. “Kita masih menunggu kesiapan PT Davco segera beroperasi,” kata dia.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 17 MEI 2011
Ketua Asosiasi Penampung Karet Kubar Rinatang mengatakan, turunnya harga karet petani di Kubar disebabkan turunnya harga oleh pabrik. Alasan pabrik di Kalsel, Kalimantan Tengah, dan Jawa Timur, stok mereka sedang melimpah. “Fluktuatifnya harga ini membuat para petani kecewa,” kata Rinatang kepada harian ini, Senin (16/5) kemarin.
Tapi mau diapakan lagi, harga dari pabrik tetap turun. Akhirnya pembeli karet di Kubar juga harus mengikutinya. Akibat turunnya harga karet, dia misalnya terpaksa mengirimkan karet ke pabrik hanya 5 truk atau seberat 60 ton. Jauh lebih sedikit dari harga karet ketika naik yang mencapai 80 ton bahkan hingga 200 ton setiap minggu.
Petani pun sudah pengalaman dengan tidak menjual getah karet yang baru ditores. “Ini langkah yang tepat, agar petani tidak merasa dirugikan. Kalau nanti harganya naik, baru dijual,” sebutnya.
Ditanya adakah kecenderungan menurun pekan depan, Rinatang tidak dapat memastikan. Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan Perikanan dan Peternakan (Disbuntanakan) Kubar Achmad Sofyan mengatakan, harga karet akan stabil setelah beroperasinya pabrik karet pertama di Kaltim, yakni pabrik karet PT Davco di Kampung Mencimai, Kecamatan Barong Tongkok. Pabrik yang dibangun oleh pemodal Thailand ini, mampu mengolah karet 60 ton per hari. Jumlah ini, tsangat besar. Panen karet petani sebulan 2.000 sampai 2.500 ton per bulan atau 29.000 per tahun. “Kita masih menunggu kesiapan PT Davco segera beroperasi,” kata dia.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, SELASA, 17 MEI 2011