KUALA LUMPUR. Harga minyak kelapa sawit turun akibat spekulasi produksi
di Malaysia akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan saat panen
melimpah.
Kontrak untuk pengiriman Agustus merosot 1,3% menjadi 2.951 ringgit
(US$927) per ton di Bursa Derivatif Malaysia dan menutup sesi pagi pada
2.968 ringgit. Harga kontrak tersebut telah melorot 6,5% selama tahun
ini.
Dewan Minyak Sawit Malaysia mencatat produksi naik 8,7% menjadi 1,38
juta ton pada Mei, dibandingkan 1,27 juta ton pada April. Namun,
produksi Mei tersebut turun 21% dari 1,74 juta ton dibandingkan periode
sama tahun lalu.
Malaysia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia
setelah Indonesia. Produksi komoditas ini biasanya meningkat antara Juli
dan Oktober.
"Produksi diperkirakan naik 26% bulan ini menjadi 1,75 juta ton sebagai
antisipasi pemulihan panen tandan buah segar. Nilai tukar rupiah yang
melemah juga dapat mengalihkan permintaan internasional terhadap produk
Indonesia," ujar para analis dari HwangDBS Investment Bank Bhd dalam
sebuah laporan kemarin (12/6).
Rupiah telah melemah 2,7% sejak akhir April. Survei Intertek
menunjukkan ekspor dari Malaysia turun 6,6% menjadi 420.592 ton selama
10 hari pertama pada Juni dibandingkan periode yang sama bulan lalu.
Sementara itu, survei Bloomberg bulan lalu memperkirakan ekspor
Indonesia naik 9% menjadi 1,63 juta ton pada Mei, dari 1,49 juta ton
pada April.
"Akibat investor global masih mencari aman dan harga minyak Brent masih
di sekitar US$100 per barel, masih ada risiko penurunan lanjutan," ujar
Luke Chandler, analis Rabobank International, dalam sebuah laporan.
Harga kedelai untuk pengiriman November naik 0,2% menjadi US$13,345 per
bushel di Chicago Board of Trade. Kontrak kedelai untuk pengiriman Juli
juga naik 0,3% menjadi 49,88 sen per pound. Minyak sawit dan kedelai
sama-sama digunakan untuk bahan makanan dan bahan bakar.
Harga minyak sawit untuk pengiriman Januari merosot 1% menjadi 7.852
yuan (US$1,232) per ton di Dalian Commodity Exchange. Sementara itu,
kontrak minyak kedelai untuk pengiriman Januari turun 0,7% menjadi 9.298
yuan.
DIKUTIP DARI BISNIS INDONESIA, SELASA, 12 JUNI 2012