Harga tertekan kenaikan Panen di Malaysia
13 Juni 2012
Admin Website
Artikel
6458
KUALA LUMPUR. Harga minyak kelapa sawit turun akibat spekulasi produksi
di Malaysia akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan saat panen
melimpah.
Kontrak untuk pengiriman Agustus merosot 1,3% menjadi 2.951 ringgit (US$927) per ton di Bursa Derivatif Malaysia dan menutup sesi pagi pada 2.968 ringgit. Harga kontrak tersebut telah melorot 6,5% selama tahun ini.
Dewan Minyak Sawit Malaysia mencatat produksi naik 8,7% menjadi 1,38 juta ton pada Mei, dibandingkan 1,27 juta ton pada April. Namun, produksi Mei tersebut turun 21% dari 1,74 juta ton dibandingkan periode sama tahun lalu.
Malaysia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Produksi komoditas ini biasanya meningkat antara Juli dan Oktober.
"Produksi diperkirakan naik 26% bulan ini menjadi 1,75 juta ton sebagai antisipasi pemulihan panen tandan buah segar. Nilai tukar rupiah yang melemah juga dapat mengalihkan permintaan internasional terhadap produk Indonesia," ujar para analis dari HwangDBS Investment Bank Bhd dalam sebuah laporan kemarin (12/6).
Rupiah telah melemah 2,7% sejak akhir April. Survei Intertek menunjukkan ekspor dari Malaysia turun 6,6% menjadi 420.592 ton selama 10 hari pertama pada Juni dibandingkan periode yang sama bulan lalu. Sementara itu, survei Bloomberg bulan lalu memperkirakan ekspor Indonesia naik 9% menjadi 1,63 juta ton pada Mei, dari 1,49 juta ton pada April.
"Akibat investor global masih mencari aman dan harga minyak Brent masih di sekitar US$100 per barel, masih ada risiko penurunan lanjutan," ujar Luke Chandler, analis Rabobank International, dalam sebuah laporan.
Harga kedelai untuk pengiriman November naik 0,2% menjadi US$13,345 per bushel di Chicago Board of Trade. Kontrak kedelai untuk pengiriman Juli juga naik 0,3% menjadi 49,88 sen per pound. Minyak sawit dan kedelai sama-sama digunakan untuk bahan makanan dan bahan bakar.
Harga minyak sawit untuk pengiriman Januari merosot 1% menjadi 7.852 yuan (US$1,232) per ton di Dalian Commodity Exchange. Sementara itu, kontrak minyak kedelai untuk pengiriman Januari turun 0,7% menjadi 9.298 yuan.
DIKUTIP DARI BISNIS INDONESIA, SELASA, 12 JUNI 2012
Kontrak untuk pengiriman Agustus merosot 1,3% menjadi 2.951 ringgit (US$927) per ton di Bursa Derivatif Malaysia dan menutup sesi pagi pada 2.968 ringgit. Harga kontrak tersebut telah melorot 6,5% selama tahun ini.
Dewan Minyak Sawit Malaysia mencatat produksi naik 8,7% menjadi 1,38 juta ton pada Mei, dibandingkan 1,27 juta ton pada April. Namun, produksi Mei tersebut turun 21% dari 1,74 juta ton dibandingkan periode sama tahun lalu.
Malaysia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Produksi komoditas ini biasanya meningkat antara Juli dan Oktober.
"Produksi diperkirakan naik 26% bulan ini menjadi 1,75 juta ton sebagai antisipasi pemulihan panen tandan buah segar. Nilai tukar rupiah yang melemah juga dapat mengalihkan permintaan internasional terhadap produk Indonesia," ujar para analis dari HwangDBS Investment Bank Bhd dalam sebuah laporan kemarin (12/6).
Rupiah telah melemah 2,7% sejak akhir April. Survei Intertek menunjukkan ekspor dari Malaysia turun 6,6% menjadi 420.592 ton selama 10 hari pertama pada Juni dibandingkan periode yang sama bulan lalu. Sementara itu, survei Bloomberg bulan lalu memperkirakan ekspor Indonesia naik 9% menjadi 1,63 juta ton pada Mei, dari 1,49 juta ton pada April.
"Akibat investor global masih mencari aman dan harga minyak Brent masih di sekitar US$100 per barel, masih ada risiko penurunan lanjutan," ujar Luke Chandler, analis Rabobank International, dalam sebuah laporan.
Harga kedelai untuk pengiriman November naik 0,2% menjadi US$13,345 per bushel di Chicago Board of Trade. Kontrak kedelai untuk pengiriman Juli juga naik 0,3% menjadi 49,88 sen per pound. Minyak sawit dan kedelai sama-sama digunakan untuk bahan makanan dan bahan bakar.
Harga minyak sawit untuk pengiriman Januari merosot 1% menjadi 7.852 yuan (US$1,232) per ton di Dalian Commodity Exchange. Sementara itu, kontrak minyak kedelai untuk pengiriman Januari turun 0,7% menjadi 9.298 yuan.
DIKUTIP DARI BISNIS INDONESIA, SELASA, 12 JUNI 2012