Disbun Intensif Laksanakan Bimtek Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun
SAMARINDA. Guna pencegahan dan penanggulangan kebakaran
lahan dan kebun, Dinas Perkebunan Kaltim secara intensif melaksanakan Bimbingan
Teknis Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun di Kabupaten Kutai Timur, selama tiga
hari, 10 sd 12 November 2017 yang lalu.
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ujang Rachmad, mengatakan
kebakaran lahan dan kebun hampir terjadi setiap tahunnya. Masalah kebakaran lahan dan kebun merupakan hal yang wajib
dicegah, supaya tidak terjadi emisi gas rumah kaca yang berdampak terhadap
penurunan daya dukung lahan.
"Ekstensifikasi kawasan/lahan (pembukaan baru) yang tidak mengikuti
anjuran program pembukaan lahan tanpa bakar menjadi salah satu penyebab
kebakaran lahan yang berdampak negatif pada beberapa aspek, baik ekonomi,
sosial, ekologis maupun politis," ungkap Ujang.
Melalui pelatihan ini, peserta diberikan pengarahan tentang pemahaman teknis
dan tatacara penggunaan peralatan pemadam kebakaran yang kemudian dilanjutkan
praktik lapangan di areal milik PT Bima Palma Nugraha di desa Tepian Langsat,
kecamatan Bengalon kabupaten Kutai Timur dan diikuti sebanyak 60 orang peserta,
yang terdiri dari Satgas Dalkarlabun Dinas Perkebunan Kutai Timur, Satgas
Dalkarlabun PT Bima Palma Nugraha, Satgas Dalkarlabun PT Bima Agri Sawit,
Satgas Dalkarlabun PT Nusa Indah Kalimantan Plantations, Satgas Dalkarlabun PT
Anugerah Energitama dan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) Desa Tapian Langsat
kecamatan Bengalon.
Adapun narasumber yang hadir berasal dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, Dinas Perkebunan Kaltim dan tim
fasilitator dari Dinas Perkebunan Kutai Timur.
"Dengan adanya pelatihan ini, maka tersedia petugas
pengendalian kebakaran lahan dan kebun yang mampu memberikan petunjuk dan
pembinaan kepada perusahaan perkebunan dan masyarakat dalam melakukan pembukaan
lahan tanpa bakar maupun pengendalian jika memang terjadi kebakaran lahan dan
kebun. Selain itu, juga tersedia petugas yang mampu mendeteksi adanya
hospot (titik api) yang timbul dengan menggunakan satelit," harap Ujang.
(rey/disbun)
SUMBER : BIDANG PERKEBUNAN BERKELANJUTAN