Faroek: Jangan Terpaku pada Sawit
24 Juli 2008
Admin Website
Artikel
3835
Bupati Kutim Awang Faroek Ishak mengatakan, masyarakat diminta tidak hanya terpaku terhadap pengembangan tanaman kelapa sawit. Komoditas lainnya bisa dikembangkan sesuai dengan potensi lahan yang dimiliki.
#img1# "Silakan masyarakat mengembangkan komoditas lain di luar kelapa sawit. Sebab, di seluruh Kutim ini memiliki keunggulan komparatif masing-masing di desa dan kecamatan. Seperti kakao, karet, kenaf, dan sebagainya," kata Awang Faroek.
Bahkan, di Kecamatan Kaliorang yang memiliki potensi lahan pertanian padi sawah dapat terus dikembangkan dengan baik. Tidak tertutup kemungkinan, padi di kecamatan ini justru membantu Kutim berswasembada beras di masa mendatang. Ratusan hektare lahan potensi sawah menjadi perhatian serius Pemkab Kutim untuk dikembangkan dengan baik.
Orang nomor satu di Kutim itu juga memuji masyarakat petani yang telah mengembangkan tanaman padi di daerah tersebut. Jika di kecamatan lain memiliki potensi yang sama dan tanaman tertentu bisa dikembangkan, pemerintah akan mendukungnya. Yang jelas, pemerintah hanya sebagai motivator bagi petani agar maju dan berkembang lebih baik lagi kalau masyarakat ingin mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan.
"Sepanjang komoditas itu menguntungkan masyarakat dan bisa meningkatkan kesejahteraan warga, kenapa tidak? Harus disesuaikan dengan potensi lahan yang dimiliki masing-masing desa dan kecamatan. Sebab, setiap daerah memiliki potensi sendiri dan keunggulan yang berbeda," kata Faroek.
Sebagai gambaran, potensi tanaman padi sawah di Kutim cukup besar di sejumlah daerah baik di Teluk Pandan, Muara Wahau, Sangkulirang, Kaliorang, Muara Bengkal, Muara Ancalong, dan sebagainya.
Hingga saat ini, komoditas perkebunan selain sawit di Kutim juga cukup menggembirakan. Lahan tanaman kakao mencapai 12.815 hektare dengan produksi 3.499 ton, karet 657 hektare dengan produksi 25 ton. Sedangkan komoditas lainnya 8.279 hektare, antara lain, kelapa dalam, kopi, vanili, dan aren.
"Kita akan terus mengembangkan komoditas yang berpotensi di masyarakat, juga hanya mendorong warga melakukan penanaman," tambah Kadis Perkebunan Kutim Akhmadi Baharudin.
DIKUTIP DARI KALTIM POST, RABU, 23 JULI 2008