JAKARTA--MICOM: Kisruh politik
di kawasan Timur Tengah mengancam ekspor beberapa komoditas andalan
ekspor Indonesia. Eksportir komoditas minyak kelapa sawit (crude palm
oil/CPO), kopi robusta, tekstil dan produk tekstil (TPT) harus bersiap
menghadapi penurunan permintaan dari kawasan ini.
"Secara keseluruhan mungkin tingkat ekspor non migas kita
kesana tidak terlalu besdar,totalnya sekitar US$1,6 miliar per tahun.
Berarti 1,25% dari dari total nilai ekspor non migas US$130 miliar
tahun lalu,â€Â ujar Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar di
Jakarta, Rabu (2/3).
Menurutnya, pasar ekspor Indonesi terbesar di kawasan ini
adalah Mesir dengan nilai ekspor sekitar US$900 juta. Komoditas ekspor
utama ke kawasan ini adalah CPO dan turunannya.
"Tentu kita mengharapkan eksportir dan produsen CPO kita tidak
sulit mencari alternatif pasar lain. Untuk CPO mungkin masih bisa
dialihkan karena saat ini harga sedang bagus dan permintaan pasar
global masih sangat tinggi,â€Â tuturnya.
Namun, imbuhnya, terdapat 2 komoditas lain yang terancam mengalami penurunan permintaan akibat krisis politik di kawasan itu.
"Ada dua komoditas lain cukup penting yakni kopi. Kopi robusta
digemari di Timur Tengah sehingga pasar disana cukup penting. Kinerja
ekspor kopi kita belum secerah produk komoditas lain. Ini harus
dicarikan pasar alternatif," ujar Mahendra.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU. 2 MARET 2011