Ekspor Komoditas Andalan Terancam
03 Maret 2011
Admin Website
Artikel
3966
JAKARTA--MICOM: Kisruh politik
di kawasan Timur Tengah mengancam ekspor beberapa komoditas andalan
ekspor Indonesia. Eksportir komoditas minyak kelapa sawit (crude palm
oil/CPO), kopi robusta, tekstil dan produk tekstil (TPT) harus bersiap
menghadapi penurunan permintaan dari kawasan ini.
"Secara keseluruhan mungkin tingkat ekspor non migas kita kesana tidak terlalu besdar,totalnya sekitar US$1,6 miliar per tahun. Berarti 1,25% dari dari total nilai ekspor non migas US$130 miliar tahun lalu,â€Â ujar Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar di Jakarta, Rabu (2/3).
Menurutnya, pasar ekspor Indonesi terbesar di kawasan ini adalah Mesir dengan nilai ekspor sekitar US$900 juta. Komoditas ekspor utama ke kawasan ini adalah CPO dan turunannya.
"Tentu kita mengharapkan eksportir dan produsen CPO kita tidak sulit mencari alternatif pasar lain. Untuk CPO mungkin masih bisa dialihkan karena saat ini harga sedang bagus dan permintaan pasar global masih sangat tinggi,â€Â tuturnya.
Namun, imbuhnya, terdapat 2 komoditas lain yang terancam mengalami penurunan permintaan akibat krisis politik di kawasan itu.
"Ada dua komoditas lain cukup penting yakni kopi. Kopi robusta digemari di Timur Tengah sehingga pasar disana cukup penting. Kinerja ekspor kopi kita belum secerah produk komoditas lain. Ini harus dicarikan pasar alternatif," ujar Mahendra.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU. 2 MARET 2011
"Secara keseluruhan mungkin tingkat ekspor non migas kita kesana tidak terlalu besdar,totalnya sekitar US$1,6 miliar per tahun. Berarti 1,25% dari dari total nilai ekspor non migas US$130 miliar tahun lalu,â€Â ujar Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar di Jakarta, Rabu (2/3).
Menurutnya, pasar ekspor Indonesi terbesar di kawasan ini adalah Mesir dengan nilai ekspor sekitar US$900 juta. Komoditas ekspor utama ke kawasan ini adalah CPO dan turunannya.
"Tentu kita mengharapkan eksportir dan produsen CPO kita tidak sulit mencari alternatif pasar lain. Untuk CPO mungkin masih bisa dialihkan karena saat ini harga sedang bagus dan permintaan pasar global masih sangat tinggi,â€Â tuturnya.
Namun, imbuhnya, terdapat 2 komoditas lain yang terancam mengalami penurunan permintaan akibat krisis politik di kawasan itu.
"Ada dua komoditas lain cukup penting yakni kopi. Kopi robusta digemari di Timur Tengah sehingga pasar disana cukup penting. Kinerja ekspor kopi kita belum secerah produk komoditas lain. Ini harus dicarikan pasar alternatif," ujar Mahendra.
DIKUTIP DARI MEDIA INDONESIA, RABU. 2 MARET 2011